by Dr. Atabik Luthfi atabikluthfi | May 18, 2016 | Artikel, Qur'anic Corner
Oleh: Dr. Atabik Luthfi
Allah SWT berfirman:
“Akan tetapi jadilah kalian orang-orang rabbani yang senantiasa mengajarkan Al-Kitab dan mempelajarinya.” (QS. Ali Imran [3] : 79).
Al Qur’an sarat dengan konsepsi yang layak dijadikan pedoman dalam rangka menggapai kehidupan yang baik (hayatan thayyibah). Salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar adalah pendidikan, baik untuk kehidupan individu maupun masyarakat atau sebuah bangsa.
Motto ‘life is education dan education is life’ merupakan gambaran sekaligus tantangan konkret bahwa seluruh hidup dan kehidupan adalah sebuah proses pendidikan yang panjang, sekaligus bahwa pendidikan adalah persoalan hidup dan kehidupan.
(Baca juga: Al Quran Berbicara Tentang Pendidikan)
Secara prinsip Al-Qur’an hadir memberi spirit seputar pendidikan dalam beragam karakternya, mulai dari isyarat wahyu pertama ‘Iqra’ (Surah al-‘Alaq ayat 1), untuk membaca dari dan dengan berbagai perspektifnya, isyarat ‘al-Qalam’ (Surah al-Qalam ayat 1) yang berarti pena yang merupakan lambang ilmu pengetahuan, dan penghargaan kepada aktifis pendidikan dalam bentuk pengangkatan beberapa derajat kelebihan dan keutamaan (Surah al-Mujadilah ayat 11).
Sumber:
Telegram @atabikluthfi
by Dr. Atabik Luthfi atabikluthfi | May 7, 2016 | Artikel, Qur'anic Corner
Oleh: Dr. Atabik Luthfi
Secara umum, ayat-ayat yang berhubungan dengan proses belajar dan mengajar dapat dirumuskan sebagai berikut.
Pertama, surah al-Baqarah ayat 78; menggambarkan kelompok Ummiyyin yang tidak bersentuhan dengan proses belajar mengajar yang dikecam oleh Al-Qur’an.
Kedua, surah Ali Imran ayat 79; merupakan harapan Allah akan hadirnya umat Rabbaniyyin yang melakukan proses belajar mengajar secara intensif dan sungguh-sungguh.
Ketiga, surah at-Taubah ayat 122; Allah swt mensejajarkan kelompok mujahidin di medan perang dengan mereka yang melakukan aktifitas “tafaqquh fiddin” dengan tanggung jawab mengajarkan dan memberikan peringatan kepada kaumnya.
Keempat, Surah al-Mujadilah ayat 11; Allah swt memberikan kelebihan dan keutamaan beberapa derajat hanya kepada mereka yang beriman dan menjalankan aktifitas belajar dan mengajar dengan tekun.
Dalam bahasa Imam asy-Syaukani, orang yang beriman diberi penghargaan karena keimanannya, demikian juga orang yang berilmu diberi penghargaan atas ilmunya. Namun, orang yang beriman dan berilmu diberi beberapa derajat keutamaan dan kelebihan karena menggabungkan antara dua keutamaan secara bersaman.
Demikian pembahasan Al-Qur’an tentang pendidikan yang lengkap, integral dan komprehensif. Masing-masing komponen pendidikan mengambil peran dan memberikan kontribusi atas lahirnya umat terbaik yang memberi kebaikan bagi hidup dan kehidupan manusia sehingga akan tercapai ’hayatan thayyibah’ seperti yang diharapkan seluruh hamba Allah swt. *disadur dari Tafsir Irsyadi
Sumber:
Telegram @atabikluthfi
by Dr. Atabik Luthfi atabikluthfi | Apr 24, 2016 | Artikel, Qur'anic Corner
Oleh: Dr. Atabik Luthfi
Firman Allah SWT:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia; menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada Allah“. (QS. Ali Imran: 110).
Ayat di atas jelas merupakan jaminan bersyarat Allah bagi umat ini bahwa mereka adalah umat yang terbaik sepanjang zaman selama senantiasa mampu mempertahankan eksistensi dakwah dalam kehidupan mereka tanpa terkecuali. Kebaikan umat dakwah ini diperkuat oleh Rasulullah saw dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Tirmidzi bahwa Rasulullah saw bersabda tentang ayat 110 dari surat Ali Imran: “Kamu melengkapi tujuh puluh umat, kamulah yang paling baik dan paling mulia di sisi Allah“.
Tentu, kesadaran memahami ayat di atas secara seksama akan menumbuhkan semangat dan motivasi dakwah di kalangan umat terbaik ini.
Yang menarik dari susunan kalimat ayat di atas bahwa penyebutan amar ma’ruf dan nahi munkar (menyuruh kepada yang baik dan mencegah dari yang munkar) yang merupakan esensi dakwah didahulukan daripada penyebutan iman kepada Allah, padahal iman kepada Allah merupakan derajat tertinggi dan lebih dahulu keberadaannya.
(Baca juga: Memaafkan)
Bahkan amar ma’ruf dan nahi munkar sendiri merupakan konsekuensi iman kepada Allah. Ini menunjukkan betapa pentingnya aktivitas amar ma’ruf dan nahi munkar, sekaligus merupakan perintah agar umat ini siap mencurahkan segala potensi dan kemampuannya untuk mewujudkan kebaikan dan mencegah timbulnya kejahatan bagi umat manusia.
Mengingat urgennya amar ma’ruf nahi munkar, Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk melakukannya di ayat yang lain dengan balasan mereka akan menjadi umat yang senantiasa meraih keberuntungan dan kemenangan (Al-Falah.
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung“. (QS. Ali Imran: 104).
Sebagai perintah Allah, sudah barang tentu jika dilaksanakan akan menyebabkan lahirnya berbagai macam kebaikan baik di dunia maupun di akhirat. Sebaliknya jika perintah ditinggalkan dan diabaikan akan menyebabkan timbulnya keburukan baik di dunia maupun di akhirat seperti yang menjadi kaidah sahabat Abdullah bin Mas’ud dalam memahami ayat-ayat Allah SWT. *disadur dari buku Tafsir Da’awi
Sumber:
Telegram @atabikluthfi