0878 8077 4762 [email protected]

Tertinggal Dari Berdiri dan Belum Baca Al Fatihah, Apakah Dianggap Satu Rakaat?

JIKA saya terlambat memasuki shaff pada shalat jama’ah pada saat imam sedang ruku’, lalu saya langsung ikut ruku’ bersamanya, maka apakah yang demikian itu dianggap satu raka’at? Padahal saya juga belum membaca surat Al Fatihah.
Barang siapa yang mendapati imam ruku’, lalu dia ikut ruku’ bersamanya, maka hal itu dianggap satu raka’at menurut jumhur ulama, meskipun ia belum membaca surat Al Fatihah.
Sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh imam Bukhori (750) dari Abu Bakrah bahwa dia mendapati Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- sedang ruku’, kemudian ia ikut ruku’ bersama Nabi sebelum memasuki shaff, lalu hal itu dilaporkan kepada Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, maka beliau bersabda:
” زادك الله حرصا ولا تعد “.
“Semoga Allah menambahkan keseriusanmu, namun janganlah diulangi.”
Telah diriwayatkan dengan riwayat yang shahih dari Ibnu Mas’ud –radhiyallahu ‘anhu- berkata:
” من لم يدرك الإمام راكعا لم يدرك تلك الركعة ” أخرجه البيهقي ، وصححه الألباني في إرواء الغليل 2/262
“Barang siapa yang tidak mendapati imam dalam keadaan ruku’, maka ia tidak mendapatkan raka’at tersebut,” (HR. Al Baihaqi dan dishahihkan oleh Albani dalam Irwaul Ghalil: 2/262).
Ibnu Umar berkata: “Barang siapa yang mendapati imam sedang ruku’, maka dia ikut ruku’ sebelum imam mengangkat kepalanya, maka dia telah mendapatkan satu rakaat,” (HR. Baihaqi dan dishahihkan oleh Albani dalam Irwaul Ghalil: 2/263).
Disebutkan riwayat yang serupa dari Abu Bakar ash Shiddiq, Zaid bin Tsabit, dan Abdullah bin Zubair. (Baca Irwaul Ghalil: 2/264)
Imam An Nawawi –rahimahullah- berkata di dalam Al Majmu’ (4/112): “Hal inilah yang telah kami sebutkan tentang kesempurnaan satu raka’at itu dengan mendapatkan ruku’nya imam adalah benar, itulah yang benar menurut Imam Syafi’i.
Demikian juga pernyataan jumhurnya pengikut syafi’i dan jumhur (mayoritas) ulama’, hadits-hadits yang berkaitan dengan itu menjadi jelas dan telah dipraktekkan oleh masyarakat.
Dalam masalah ini terdapat sisi lemah yang mengatakan bahwa tidak dianggap mendapatkan satu raka’at penuh.”
Disebutkan di dalam ‘Aunul Ma’bud (3/102): “Ketahuilah bahwa pendapat jumhur ulama yang mengatakan, barang siapa yang mendapati imam dalam keadaan ruku’ dan ia pun mengikutinya maka hal itu dianggap satu rakaat penuh meskipun tidak mendapatkan bacaan imam.
Sebagian ulama lagi berbeda pendapat bahwa barang siapa yang mendapati imam sedang ruku’ maka tidak dianggap satu raka’at penuh, hal ini merupakan pendapat Abu Hurairah, imam Bukhori meriwayatkan “dalam hal membaca (al Fatihah) di belakang imam dari semua orang yang mewajibkan membaca (al Fatihah) di belakang imam”.
Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Khuzaimah, Shibghi, dan yang lainnya dari para perawi dari madzhab Syafi’i, dikuatkan oleh Syeikh Taqiyyud Diin As Subki dari kalangan belakangan, dan ditarjih oleh Al Muqbili.”
Pendapat yang rajih adalah madzhab jumhur berdasarkan hadits dan atsar di atas sebelumnya. Wallahu A’lam. Alangkah lebih baik shalat berjamaah tepat waktu sejak takbiratul ihram.
 
Sumber: Islamqa.

Kenapa Baca ‘Sami’allaahu Liman Hamidah’ Ketika Hendak I’tidal?

Ketika setelah ataupun sebelum shalat. Pernahkah anda sempat berfikir, mengenai gerakan shalat bangun dari ruku’ ?
Ya, i’tidal namanya, salah satu gerakan shalat bangun dari ruku, dan kemudian berdiri beberapa saat dengan bacaannya. Tapi, dari i’tidal ini, ada sesuatu yang khas daripada gerakan shalat yang lain.
Ketika gerakan shalat lain menggunakan bacaan takbir ‘Allaahu akbar’, saat hendak mengerjakannya. Namun dalam i’tidal, bacaannya tasmi’ atau ‘Sami’allaahu liman hamidah’, tahukah kenapa?
Ada banyak riwayat yang menjelaskan mengenai hal ini, berikut salah satu sumber menjelaskan:
Sebab pada bacaan ‘Sami’allaahu liman hamidah’ adalah sesungguhnya Abubakar As-Siddiq RA, tidak pernah ketinggalan shalat di belakang Rasulullah SAW. Pada suatu hari ketika hendak shalat ‘Ashar beliau terlambat dan menyangka tidak sempat shalat di belakang Rasulullah,
Beliau sangat menginginkan agar bisa shalat bersama Rasulullah, beliau berlari dan memasuki masjid rupanya beliau mendapatkan Rasulullah sedang membaca takbir dalam ruku’ maka beliau memuji Allah dengan mengucapkan Alhamdulillah dan kemudian bertakbir shalat mengikuti Rasulullah,
Datanglah malaikat Jibril kepada Rasulullah saw yang sedang ruku’ dan mengatakan: “wahai Muhammad, Allah telah mendengar orang yang memujinya, maka bacalah ‘Sami’a Allahu Liman Hamidah’.
Dalam riwayat lain disebutkan “Jadikanlah kalimat itu sebagai bacaan shalat kalian” maka Rasulullah membacanya ketika bangkit dari ruku’ padahal sebelum itu beliau bangkit dari ruku’ dengan mengucapkan “Allahu Akbar”
Arti ‘Sami’allaahu liman hamidah’ sendiri adalah “Allah sungguh mendengar para pemuji-Nya”
 
Sumber riwayat dapat dilihat dalam :

  1. Hasyiyah Jamal ala fath al-Wahab juz.1. Hal. 366.
  2. Hasyiyah I’anah at-Thalibin, juz, 1. Hal. 180.
  3. Hasyiyah al-Bajury ala Fath al-Qarib, juz. 1. Hal. 220.

Disadur : InspiraData