by Danu Wijaya danuw | Apr 12, 2018 | Artikel, Dakwah
PADA akhir tahun 1948, Ulama Mesir, Sayyid Quthb, pergi menuju Amerika dengan menggunakan kapal api. Ini adalah perjalanan pertamanya menuju Amerika dengan melintasi samudera.
Di atas badan kapal, banyak peristiwa yang membekas dalam hatinya. Salah satu kisahnya saat seorang misionaris Kristen berupaya memurtadkan penumpang kapal beragama Islam.
Kejadian itu berlangsung tepat ketika waktu sedang bergulir menuju Shalat Jum’at.
Sontak saja, kejadian tersebut langsung membangkitkan rasa dan semangat keimanan Sayyid Quthb untuk menjaga akidah saudara semuslimnya.
Tidak butuh menunggu waktu lama, ia segera menghubungi kapten kapal untuk meminta izin mendirikan Sholat Jum’at.
Semua orang Islam, berikut awak kapal pun kemudian mendatangi panggilan Shalat Jum’at yang diinisiasikan Sayyid Quthb.
Ia kemudian bertindak sebagai khotib. Ternyata, itu adalah shalat Jum’at pertama yang didirikan sepanjang kapal berlayar.
Mengenai hal ini, Sayyid Quthb sempat menulisnya dalam Tafsir Fii Dzihilalil Qur’an saat membahas Surat Yunus.
“Nahkoda kapal (seorang Inggris) memberikan kemudahan kepada kami untuk menunaikan shalat. Ia memberikan kelonggaran kepada para awak kapal, para juru masak, dan para pelayannya, yang kesemuanya beragama Islam untuk menunaikan shalat Jum’at bersama kami asalkan tidak ada tugas saat waktu itu. Mereka sangat bergembira, karena ini merupakan kali pertama dilaksanakannya shalat Jum’at di kapal tersebut.”
Sayyid bersama para jemaah kemudian menjadi tontonan penumpang asing. Gerakan Sholat kaum muslimin terasa asing dari penglihatan mereka.
Namun demikian, tidak sedikit dari justru memendam rasa penasaran. Cara ibadah kaum muslim dinilai aneh dalam pandangan mereka.
Usai shalat Jum’at, sejumlah penumpang asing itu langsung mendatangi Sayyid Quthb. Mereka mengucapkan selamat dan sukses atas ibadah yang didirikan. Sayyid Quthb lantas menulis kenangan itu dalam Kitab Fi Dzhilalil Qur’annya,
“Saya bertindak sebagai Khatib dan imam shalat Jum’at itu. Para penumpang yang sebagian besarnya orang asing itu duduk-duduk berkelompok-kelompok menyaksikan kami shalat. Setelah menunaikan shalat banyak dari mereka, yang datang kepada kami untuk mengucapkan selamat atas kesuksesan kami melaksanakan tugas suci. Dan ini merupakan puncak pengetahuan mereka tentang shalat kami.”
Salah satu orang yang mendatanginya adalah wanita Nashrani berkebangsaan Yugoslavia yang melarikan diri dari tekanan dan ancaman komunis Teito.
Wanita itu mengaku takjub atas kesyahduan dan ketertiban Shalat Jum’at yang didirikan kaum muslimin.
Air matanya pun tak kuasa jatuh mengetahui betapa nilai-nilai rabbani yang dilantunkan Sayyid Quthb. Suaranya merdu, lantunannya mampu menyentuh qalbu.
Dengan diliputi rasa heran, ia pun bertanya-tanya alunan “musik” apa yang baru saja didengarkannya. Tidak pernah rasanya ia mendengar untaian yang begitu Syahdu.
Menurutnya, iramanya lembut dan bahasanya menentramkan hati. Bacaan seperti ini sangatlah asing dalam agamanya.
Dan, betapa kagetnya sang wanita ketika mengetahui bahwa bahasa yang dilantunkan Sayyid Quthb adalah ayat-ayat Al Qur’an.
by Danu Wijaya danuw | Mar 11, 2017 | Artikel, Dakwah
Siapa yang tidak mau mendapat keberuntungan dengan mendapatkan uang segepok gratis? Ternyata ada orang yang mengalaminya. Tak tanggung-tanggung wanita yang bernama Ana ini mendapat segepok uang dari rombongan Raja Salman.
Ana mendapat segepok uang dari salah satu anggota rombongan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud yang melaksanakan Sholat Jum’at di Masjid Agung Ibnu Batutah, Nusa Dua, Bali. Dia menerima uang setelah memberikan bingkisan berisi kain batik.
Kronologi kejadiannya, Ana menyerahkan bingkisan itu kepada salah seorang anggota rombongan Kerajaan Saudi, yang baru saja melaksanakan Sholat Jumat di masjid yang terletak di Pusat Peribadatan, Puja Mandala, Kuta Selatan.
Seorang pria berperawakan tinggi besar dari rombongan Raja Salman yang menerima bingkisan dari Ana, lalu menyerahkan segepok uang.
Menurut Ana, bingkisan itu berisi tiga lembar kain batik dan tiga buah kaos. ” Ada tiga batik dari Pekalongan dan tiga kaos t-shirt Puja Mandala buatan produksi saya sendiri,” kata Ana.
Ana mengaku mendapatkan informasi bahwa seorang pangeran Saudi akan menjalankan Sholat Jumat di masjid tersebut. Karena informasi itu, dia memutuskan datang ke Puja Mandala untuk melihat sosok pangeran tersebut.
” Katanya pangeran mau Sholat Jumat di sini, ya sudah, saya ke sini. Saya juga tadi sempat kasih kartu nama ke beliau. Orangnya tadi yang naik mobil Alphard hitam,” tutur Ana.
Dia sebenarnya tidak berniat memberikan bingkisan. Tetapi, ada salah satu rekannya yang menyarankan agar dia memberikan bingkisan itu. “Tadi ada yang menyarankan (diserahkan saja),” kata dia.
“Saya tidak hitung kayaknya jutaan deh mas. Enggak nyangka saya,” ungkap Ana di halaman parkir Puja Mandala, komplek peribadatan di Kampial Kuta Selatan.
“Saya tadi hanya coba-coba saja. Siapa tahu ada rombongan dari Arab yang Salat Jumat. Tadi saya tidak ngerti siapa yang saya kasih kado, terpenting wes (sudah) kesampean tujuan saya mas,” Akunya.
Wah, memang jika kita niatnya ingin berbuat baik karena didasari hati ikhlas, maka kita akan mendapatkan balasan dari hal yang tidak disangka-sangka.
Dilansir : merdeka, dream.co.id, Jumat (10/3/2017)
by Danu Wijaya danuw | Feb 17, 2017 | Artikel, Dakwah
Hari Jum’at merupakan hari yang dimuliakan oleh seluruh penjuru umat muslim di berbagai belahan dunia. Karena pada hari itu, setiap pria yang memeluk agama islam diwajibkan untuk melaksanakan shalat Jum’at di Masjid secara berjamaah.
Di hari Jum’at pula, ada amalan-amalan sunnah yang mana didalamnya terdapat keutamaan berupa pahala. Oleh karena itu, jangan pernah menyiakan-nyiakan kesempatan pada hari itu agar kita mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Dibawah ini beberapa amalan dan adab yang patut untuk diperhatikan bagi tiap umat muslim dalam menghidupkan syari’at Nabi Muhamad SAW pada hari Jum’at.
1. Mandi dan Memakai Wangi-wangian
Rasulullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda dalam hadits riwayat Ibnu Hibban dan Al-Hakim bahwasanya : kita disunnahkan untuk mandi jinabat atau memakai wangi-wangian dan pakaian terbaik ketika akan melaksanakan shalat Jum’at.
Selain sebagai syiar hari raya, memakai wangi-wangi juga akan menambah kekhusyukan kita dalam melakukan rangkaian ibadah dalam sholat Jum’at.
2. Memotong Kuku dan Mencukur Kumis
Agar kesempurnaan dalam menyambut hari raya Jum’at semakin bertambah, hendaknya kita membersihkan beberapa kotoran yang ada pada sela-sela jari yakni bagian kuku. Diantara sunnah fitrah sebelum melaksanakan shalat Jum’at yaitu mencukur kumis dan memotong kuku.
Sebagaimana dalam hadits riwayat Al-Baihaqi dan At-Thabrani disebutkan bahwa : Rasulullah senantiasa memotong kuku dan mencukur kumis pada hari Jum’at sebelum beliau melaksanakan sholat Jum’at.
3. Membaca Surat Al-Kahfi
Di masyarakat kita saat ini, hari Jum’at terkandang identik dengan membaca surat Yasin. Hal tersebut sebenarnya sudah berlangsung sejak lama, sehingga diyakini sebagai satu amalan utama pada hari Jum’at.
Padahal, jika kita telaah kembali tentang sebuah hadits riwayat Imam Hakim bahwasanya : Rasulullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam menganjurkan membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at. Barang siapa membaca surat tersebut niscaya cahaya akan menyinarinya diantara dua Jum’at.
4. Memperbayak Shalawat Kepada Nabi Muhammad
Sebagai rasa cinta kita kepada Rasulullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam, mengucapkan doa dan mengingatnya dalam lisan merupakan bentuk paling sederhana dari kecintaaan kita kepada Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi Wasallam.
Di dalam suatu hadits riwayat Abu Daud disabdakan bahwa : umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak Shalawat kepada Rasulullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam di hari Jum’at. Karena sesungguhnya sholawat itu akan ditampakkan kepada beliau.
5. Bergegas Menuju Masjid
Bersegera mendatangi masjid lebih awal merupakan salah satu anjuran yang dilakukan pada saat akan menunaikan sholat Jum’at.
Dengan berangkat lebih awal, maka masih bisa memiliki waktu luang untuk melakukan rangkaian ibadah seperti shalat sunnah, berdzikir dan membaca Al-Qur’an atau shalawat.
6. Shalat Sunnah Sembari Menunggu Khatib Naik Mimbar
Melaksanakan shalat sunnah sebelum khatib naik mimbar adalah salah satu rangkaian ibadah shalat Jum’at.
Dalam hadits riwayat Muslim disabdakan bahwa : barang siapa mandi dan datang untuk shalat Jum’at, kemudian ia sholat semampunya dan diam mendengarkan khotbah hingga selesai, lalu sholat bersama imam. Maka akan diampuni dosanya mulai Jum’at ini hingga Jum’at berikutnya, ditambah 3 hari.
7. Shalat Sunnah Seusai Shalat Jum’at
Rasulullah Sallallahu ‘alaihi Wasallam menganjurkan kepada kita untuk melaksanakan shalat sunnah sebanyak 4 rakaat seusai shalat Jum’at.
Adapun keterangan lain dari sebuah hadits riwayat Muslim yang menerangkan bahwa : jika kita tergesa-gesa karena sesuatu, maka cukuplah shalat sebanyak 2 rakaat saja
by Danu Wijaya danuw | Dec 9, 2016 | Artikel, Dakwah
1. Bahwasanya ia adalah sebaik-baik hari.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ’anhu dari Nabi Shallallahu ’alaihi wa Salam beliau bersabda,
خير يوم طلعت عليه الشمس يوم الجمعة فيه خلق آدم وفيه أدخل الجنة وفيه أخرج منها ولا تقوم الساعة إلا في يوم الجمعة
“Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya (hari cerah) adalah hari Jum’at, (karena) pada hari ini Adam diciptakan, hari ini pula Adam dimasukkan ke dalam surga dan dikeluarkan darinya, dan tidaklah akan datang hari kiamat kecuali pada hari Jum’at.” (HR Muslim).
2. Hari ini mengandung kewajiban sholat Jum’at
Kewajiban sholat Jum’at merupakan sebesar-besar kewajiban Islam yang paling ditekankan dan seagung-agungnya berhimpunnya kaum muslimin. Barangsiapa meninggalkannya (menunaikan sholat Jum’at) karena meremehkannya, niscaya Alloh tutup hatinya sebagaimana di dalam hadits shahih yang diriwayatkan Muslim.
3. Terdapat waktu yang orang berdo’a di dalamnya di ijabahi (dikabulkan).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhuberkata, Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam bersabda,
إن في الجمعة ساعة لا يوافقها عبد مسلم وهو قائم يصلى يسأل الله شيئا إلا أعطاه إياه
“Sesungguhnya di dalam hari Jum’at ini, ada suatu waktu yang tidaklah seorang Muslim menemuinya (hari Jum’at) sedangkan ia dalam keadaan berdiri sholat memohon sesuatu kepada Alloh, melainkan akan Alloh berikan padanya.” (Muttafaq ’alaihi)
Ibnul Qayyim berkata setelah menyebutkan adanya perselisihan tentang penentuan spesifikasi waktu ini, “Pendapat-pendapat yang paling rajih (kuat) adalah dua pendapat yang keduanya terkandung di dalam sebuah hadits yang tsabit (shahih). Yaitu, Pendapat pertama, bahwasanya (waktu ijabah tersebut) mulai dari duduknya imam hingga ditunaikannya sholat, sebagaimana dalam hadits Ibnu ’Umar bahwasanya Nabi Shallallahu ’alaihi wa Salam bersabda,
هي ما بين أن يجلس الإمام إلى أن تقضى الصلاة
“(waktu ijabah tersebut) yaitu diantara duduknya imam sampai ditunaikannya sholat.” (HR Muslim).
Pendapat kedua, yaitu setelah waktu ’Ashar. Dan ini adalah dua pendapat yang paling kuat. (Zaadul Ma’ad I/389-390).
4. Bersedekah di dalamnya kebih baik dari pada bersedekah pada hari lainnya.
Ibnul Qayyim berkata, “Bersedekah pada hari Jum’at dibandingkan hari-hari lainnya dalam sepekan, seperti bersedekah pada bulan Ramadhan dibandingkan bulan-bulan lainnya.”
Dan di dalam hadits Ka’ab (dikatakan),
والصدقة فيه أعظم من الصدقة في سائر الأيام
“Bersedekah di dalamnya lebih besar (pahalanya) daripada bersedekah pada hari lainnya.” (hadits mauquf shahih namun memiliki hukum marfu’).
5. Ia adalah hari dimana Allah Azza wa Jalla memuliakan di dalamnya para wali-wali-Nya kaum mukminin di dalam surga.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ’anhu, beliau berkata tentang firman Allah Azza wa Jalla,
(( وَلَدَيْنَا مَزِيْدٌ ))
“Dan pada sisi kami ada tambahannya.” (QS Qaf, 35)
Beliau berkata, “Allah muliakan mereka pada tiap hari Jum’at.”
6. Ia adalah hari ’Ied (perayaan) yang berulang-ulang setiap pekan.
Dari Ibnu ’Abbas radhiyallahu ’anhumaberkata, Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam bersabda,
إن هذا يوم عيد جعله الله للمسلمين فمن جاء الجمعة فليغتسل…
“Sesungguhnya hari ini adalah hari ’Ied yang Alloh jadikan bagi kaum Muslimin, barangsiapa yang mendapati hari Jum’at hendaknya ia mandi…” (HR Ibnu Majah dalam Shahih at-Targhib I/298).
7. Ia adalah hari yang menghapuskan dosa-dosa.
Dari Salman beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam bersabda,
لا يغتسل رجل يوم الجمعة ويتطهر ما استطاع من طهر ويدهن من دهنه أو يمس من طيب بيته ثم يخرج فلا يفرق بين اثنين ثم يصلي ما كتب له ثم ينصت إذا تكلم الإمام إلا غفر له ما بينه وبين الجمعة الأخرى
“Tidaklah seorang hamba mandi pada hari Jum’at dan bersuci dengan sebaik-baik bersuci, lalu ia meminyaki rambutnya atau berparfum dengan minyak wangi, kemudian ia keluar (menunaikan sholat Jum’at) dan tidak memisahkan antara dua orang (yang duduk), kemudian ia melakukan sholat apa yang diwajibkan atasnya dan ia diam ketika Imam berkhutbah, melainkan segala dosanya akan diampuni antara hari Jum’at ini dengan Jum’at lainnya.” (HR Bukhari).
8. Orang yang berjalan untuk menunaikan sholat Jum’at, pada tiap langkah kakinya ada pahala puasa dan sholat setahun.
Ssebagaimana hadits Aus bin Ausradhiyallahu ’anhu beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salambersabda,
من غسل واغتسل يوم الجمعة وبكر وابتكر ودنا من الإمام فأنصت, كان له بكل خطوة يخطوها صيام سنة وقيامها وذلك على الله يسير
“Barangsiapa yang mandi lalu berwudhu pada hari Jum’at, lalu ia bersegera dan bergegas (untuk sholat), kemudian ia mendekat kepada imam dan diam, maka baginya pada setiap langkah kaki yang ia langkahkan (ada pahala) puasa dan sholat setahun, dan yang demikian ini adalah sesuatu yang mudah bagi Alloh.” (HR Ahmad dan Ashhabus Sunnan, dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah).
Allohu Akbar! Setiap langkah yang diayun menuju sholat Jum’at sepadan dengan puasa dan sholat setahun?!
Dimana orang-orang yang mau berlekas untuk menuju kebesaran ini?! Dimana orang-orang yang menginginkan anugerah ini?!
( ذَلِكَ فَضْلُ اللّهِ يُؤْتِيْهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُوْ الفَضْلِ العَظِيْمِ )
“Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS al-Hadiid, 21)
9. Jahannam itu dinyalakan –yaitu dikobarkan apinya- setiap hari dalam sepekan kecuali pada hari Jum’at.
Yang mana hal ini sebagai (salah satu bentuk) pemuliaan terhadap hari yang agung ini. (Lihat Zaadul Ma’ad I/387).
10. Meninggal pada hari Jum’at atau malamnya merupakan tanda-tanda husnul khotimah.
Dimana orang yang wafat pada hari ini akan aman dari siksa kubur dan dari pertanyaan dua Malaikat. Dari Ibnu ’Amrradhiyallahu ’anhuma beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam bersabda,
ما من مسلم يموت يوم الجمعة أو ليلة الجمعة إلا وقاه الله تعالى فتنة القبر
“Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jum’at atau pada malam Jum’at, kecuali Alloh Ta’ala lindungi dari fitnah kubur.” (R Ahmad dan Turmudi, dishahihkan oleh al-Albani).
Oleh : Syaikh Khâlid Abū Shâliĥ
by Danu Wijaya danuw | Dec 3, 2016 | Artikel, Dakwah
Hujan mengguyur Jakarta siang ini. Meski demikian, kumpulan orang yang jumlahnya sangat besar, masih setia berkumpul di Lapangan Monas dan sekitarnya.
Massa yang jumlahnya diperkirakan mencapai jutaan ini, berkumpul dalam rangka Aksi Damai Bela Islam III. Aksi ini diisi dengan tausiah, dzikir dan doa bersama yang dipimpin oleh sejumlah ulama, kemudian Salat Jumat berjamaah.
Salat Jumat berlangsung, hanya suara imam yang terdengar, kemudian disusul suara makmum di waktu-waktu tertentu. Bila dilihat dari ketinggian, Lapangan Monas kini berubah menjadi lautan putih, karena rata-rata massa aksi damai memang mengenakan pakaian serba putih.
Monas yang merupakan ikon Ibu Kota menjadi saksi bisu bahwa sejarah baru telah tercipta di Indonesia. Sejarah baru bahwa di tempat itu pernah berlangsung Salat Jumat dengan jumlah jamaah yang yang sangat banyak. Saking banyaknya, jamaah bahkan sampai “luber” di jalan-jalan sekitar Monas.
Menjadi menarik, karena Monas bukanlah rumah ibadah, melainkan area museum nasional yang menampilkan perjuangan Bangsa Indonesia. Jamaah Salat Jumat ini diikuti ulama-ulama mahsyur hingga pemimpin negeri, yakni Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allâh dan tinggalkanlah jual beli, yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui“. (Q.S. al-Jumu’ah ayat 9)
Diriwayatkan dari Abdullâh bin Umar Ra dan Abu Hurairah bahwa keduanya mendengar Rasûlullâh Saw bersabda di atas mimbarnya:
لَيَنْتَهِيَنَّ أَقْوَامٌ عَنْ وَدْعِهِمْ الْجُمُعَاتِ أَوْ لَيَخْتِمَنَّ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ ثُمَّ لَيَكُونُنَّ مِنْ الْغَافِلِينَ
“Hendaklah orang yang suka meninggalkan shalat Jum’at menghentikan perbuatan mereka, atau benar-benar Allâh akan menutup hati mereka, kemudian mereka benar-benar menjadi termasuk orang-orang yang lalai.” (HR Muslim)
Memang belum ada jumlah pasti berapa jamaah yang ikut dalam Salat Jumat tersebut, tapi bila dibandingkan dengan luasan Masjid Istiqlal yang merupakan masjid terbesar di Tanah Air, lapangan Monas bisa menampung massa lebih banyak. Masjid Istiqlal sendiri mampu menampung sekira 200.000 jamaah, sedangkan lapangan Monas menurut Polisi, bisa menampung hingga 700 ribu orang. Belum lagi, jumlah massa yang tumpah ruah di sekitaran Monas. Perkiraan yang beredar hingga 7 juta orang.
Kapolri, Jenderal Tito Karnavian, saat acara aksi damai baru dimulai, mengatakan aksi damai ini mirip seperti orang tengah beribadah di Padang Arafah. Ungkapan ini merujuk pada massa yang jumlahnya sangat besar.