Shalat adalah tanda keberuntungan (Al Falah). Sungguh beruntung orang beriman, yakni mereka yang khusyuk dalam shalatnya (Q.S. Al Mukminun ayat 1-2).
Shalat yang dipelihara adalah amalan pewaris surga Firdaus, mereka kekal didalamnya (Q.S. Al Mukminun ayat 9-11).
Shalat yang ditegakkan mencegah ahlinya dari berbuat keji terkait syahwat dan rahasia dan mungkar terkait hal umum dan terbuka (Q.S. Al Ankabut ayat 45).
Ahli shalat diperhatikan Allah sepenuhnya, rinci tiap gerak-geriknya. Berdiri maupun beralihnya, diantara orang sujud (Q.S. Asy Syuara ayat 218-219)
Ahli shalat berbincang mesra dengan Allah dalam doa dan bacaan Fatihah nya, kala dia mengucap tahmid, Allah berfirman , “Hamba-Ku memujiku.”
Jika dia berkata, “Maliki yaumiddin”, Allah jawab, ” Hamba-Ku mengagungkan-Ku!”
Kemudian “Iyyaaka na’budu wa iyyaka nasta’in.” Allah balas, “Ini antara Aku dan hamba-Ku!”
Lalu, “Ihdinash shirathal mustaqim.” Allah sahut, “Kukabulkan segala pinta hamba-Ku.”
Shalat itu menentramkan hati. “Dirikanlah shalat untuk menzikir-Ku.” Q.S. Thahaa : 14)
“Dengan zikrullah hati jadi tenteram.” (Q.S. Ar Ra’ad : 28)
Shalat itu menghapuskan dosa, “Shalat yang lima, Jum’at ke Jum’at, Ramadhan ke Ramadhan menghapus dosa diantara ke semuanya.” (H.R. Muslim)
Shalat mensuci jiwa yang diumpamakan seperti, “….Orang yang rumahnya dekat sungai, dia mandi lima kali seharu. Adakah kotoran tersisa?” (H.R. Muslim dan Ibnu Majah)
Shalat adalah istirahat bagi jiwa-jiwa yang dilelahkan oleh dakwah, jihad, dan segala kebaikan. Ucap Rasul, “Ya Bilal, rehatkan kami dengan shalat.”
Shalat adalah bagian pemenuhan janji menjadi hamba Allah, maka sebagaimana tiap janji; ia berwaktu dan berbatas (Surat An Nisa ayat 103).
Shalat ialah hal agung pertama yang dipersembahkan pada Allah oleh hamba yang taat. Shalatku, ibadahku, hidup dan matiku.. (Q.S. Al An’am ayat 162)
Shalat ialah mashdarul mushaffat. Sumber segala kesucian, lahir-batin, ruh-akal-jasad, badan-pakaian-tempat, dari badan dan najis.
Shalat itu mahalul munajah, tempat memuja dan mencinta. Maka “Tak pantas diucap didalamnya selain tasbih, tahmid, istighfar.” (H.R. Malik)
Shalat itu waqtul mustajabah; doa paling didengar. Maka dibacaan shalat, kita bermesra dengan yang penting, tak sempat mengiba dunia.
Yang bermi’raj menghadap Allah langsung memang hanya sang Nabi, tapi “Shalat adalah mi’rajnya orang beriman.” (H.R. Al Bukhari)
Shalat itu ibadah yang diwajibkan bagi mukallaf. Baik mampu atau tidak, sehat atau fakir, berpergian atau mukim. Bahkan ketika mati.
Shalat itu pemisah keimanan dan kekufuran. “(Batas) antara mukmin dan kafir ialah meninggalkan shalat (dengan sengaja).” H.R. Ahmad
Shalat ialah perkara pertama yang diperhitungkan dihari kiamat dan dijadikan tolok ukur baik tidaknya keseluruhan amal. (H.R. Abu Dawud)
Shalat itu tiang agama, siapa mendirikannya, dia telah menegakkan agama. Siapa meninggalkannya, dia merubuhkan agama. (H.R. Baihaqi)
***
Dalam shalat terdapat keadaan seorang hamba paling dekat pada Rabbnya, yakni dikala sujud. Maka perbanyaklah doa bermesra. Shalat adalah tempat paling utama mengamalkan ihsan. Menyembah Allah seakan melihatNya. Jika tak bisa, yakinlah bahwa Allah melihat kita. Shalat didahului wudhu, jadikanlah ia cahaya kemilau seorang mukmin kelak dihari kiamat. Maka mari sempurnakan wudhu.
Begitu sekelumit tentang shalat Shalihin-Shalihat, semoga Allah selalu menguatkan kita dalam menjaga shalat.
 
Sumber : Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah, ProU Media