Oleh: Ust. Fahmi Bahreisy, Lc
Diantara karunia yang Allah berikan kepada hamba-Nya, terutama kaum muslimin, Ia menjadikan beberapa hari dalam satu tahun sebagai hari yang mulia dengan berbagai keutamaan yang dapat diraih oleh kaum muslimin. Pada hari-hari ini kaum muslimin dianjurkan untuk memperbanyak amal shaleh dan beristighfar kepada Allah agar dapat meraih keistimewaan yang disediakan oleh Allah SWT.
Diantara hari-hari tersebut ialah 10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah sebagaimana sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a, “Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah dari pada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari (pertama) dari bulan Dzulhijjah.” Para sahabat bertanya, “Tidak juga jihad fi sabilillah?” Rasul menjawab, “Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian ia tidak kembali dengan sesuatu apapun.” (HR. Bukhari).
Bahkan di dalam Al-Qur’an, Allah SWT menjadikan hari-hari tersebut sebagai sumpah, sebagaimana yang terdapat di dalam surat al-Fajr, “Demi waktu fajar. Dan demi 10 malam.” (QS. Al-Fajr: 1-2). Ibnu Katsir berkata, “Maksud dari ayat tersebut ialah 10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah sebagaimana pendapat Ibnu Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid dan lainnya.”
Ibnu Abbas juga menafsirkan firman Allah SWT, “Mereka mengingat Allah pada hari-hari yang telah diketahui.” (QS. Al-Hajj: 28), bahwa yang dimaksud dengan hari-hari yang telah diketahui ialah 10 hari pertama dari bulan Dzulhijjah.
Dalam hadits yang lain juga disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah, “10 hari pertama Dzulhijjah adalah hari yang paling utama diantara hari-hari yang lainnya.” Lalu ada sahabat yang bertanaya, “Bahkan hari-hari yang dipergunakan untuk berjihad juga tidak lebih baik darinya?” Rasulullah menjawab, “Tidak juga dengan hari-hari yang pergunakan untuk berjihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang beribadah dengan penuh ketundukan.” (HR. Ibnu Hibban dan al-Bazzar).
Ayat-ayat dan hadits diatas menegaskan kepada kita akan keutamaan dari 10 hari pertama dari Dzulhijjah. Bahkan diantara ulama ada yang mengatakan bahwa hari-hari tersebut lebih utama daripada 10 malam terakhir dari bulan ramadhan. Oleh sebab itu, para salaf terdahulu ketika memasuki 10 hari Dzulhijjah, mereka berlomba-lomba untuk melakukan amal shaleh. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Said bin Jubair –rahimahullah- bahwa dikisahkan ia bersungguh-sungguh melakukan amal shaleh dan tidak ada yang dapat menandinginya.
Maka itu, para ulama menjelaskan beberapa amalan utama yang dianjurkan untuk dilakukan pada hari-hari tersebut, diantaranya ialah: Yang pertama, menunaikan haji dan umrah, dimana ia adalah amalan yang paling utama untuk dilakukan pada hari tersebut. Tentunya bagi mereka yang mampu untuk melaksanakannya.
Yang kedua ialah ibadah puasa, sebagaimana telah disebutkan bahwa pada pada tanggal 9 Dzulhijjah dianjurkan untuk berpuasa arafah. Rasulullah saw bersabda, “Puasa Arafah dapat menghapus dosa satu tahun yang lalu dan yang akan datang.” (HR. Muslim).
Selain puasa Arafah, puasa senin kamis juga sangat dianjurkan, karena pada 10 hari tersebut, pahala seorang hamba akan dilipatgandakan oleh Allah SWT sebagaimana hadits yang telah disebutkan diatas.
Yang ketiga ialah menjaga shalat lima waktu tepat waktu dan dilakukan secara berjamaah di masjid. Begitu juga dengan shalat-shalat sunnah yang dengannya seorang hamba akan semakin dekat hubungannya dengan Allah.
Yang keempat ialah memperbanyak takbir, tahmid, tahlil dan dzikir lainnya. Ibnu Umar r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada satu haripun dimana amalan yang dilakukan di dalamnya lebih utama dan lebih dicintai oleh Allah daripada 10 hari ini (Dzulhijjah). Maka perbanyaklah mengucapkan kalimat tahlil, takbir, dan tahmid.” (HR. Ahmad).
Imam Bukhari berkata bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah keluar menuju pasar kemudian mereka berdua bertakbir sehingga orang lainpun ikut juga bertakbir bersamanya. Bahkan dalam sebuah riwayat beliau bertakbir di dalam rumahnya, di kamarnya, dan kemanapun ia pergi ia selalu bertakbir.
Masih banyak amalan lainnya yang dianjurkan untuk dilakukan di 10 hari tersebut, seperti tilawah Al-Qur’an, sedekah, memperbanyak taubat, berbakti kepada orang tua, dan lainnya. Hendaknya seorang muslim benar-benar memanfaatkan waktu yang disediakan oleh Allah SWT. Mereka yang mempergunakan hari-hari tersebut dengan baik, maka mereka akan beruntung. Namun sebaliknya, mereka yang lalai dan meremehkannya, maka mereka akan merugi dan celaka. Wallahu a’lam