Rasulullah shalallahu alaihi wassalam mempunyai sahabat-sahabat terbaik yang dijamin masuk surga yang abadi karena keistimewaan dan perjuangan mereka. Dijuluki Asratul Kiraam. Dan itu semua menambah kemuliaan mereka. Dalam firman-Nya dijelaskan,
“Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada mereka dengan mereka dan mereka ridho kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.” (Qs At-Taubah : 100)
Berikut ini 10 orang sahabat Rasul yang dijamin masuk surga
1. Abu Bakar Siddiq ra.
Beliau adalah khalifah pertama sesudah wafatnya Rasulullah Saw (632-634) selama 2 tahun. Selain itu Abu bakar juga merupakan laki-laki pertama yang masuk Islam, pengorbanan dan keberanian beliau tercatat dalam sejarah, bahkan juga didalam Quran (Surah At-Taubah ayat ke-40)
Abu Bakar adalah ayah dari Aisyah, istri Nabi Muhammad saw. Rasulullah memberinya gelar Ash-Shiddiq (artinya ‘yang berkata benar’) setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra Miraj, sehingga lebih dikenal “Abu Bakar ash-Shiddiq”. Abu Bakar Shiddiq dikenal selalu dekat dan menemani perjuangan Rasulullah termasuk ketika menemani Hijrah ke Madinah. Beliau meninggal dalam umur 63 tahun, dikuburkan disamping Rasulullah. Dari beliau diriwayatkan 142 hadits.
2. Umar Bin Khatab ra.
Beliau adalah khalifah kedua sesudah Abu Bakar (634-644) selama 10 tahun. Umar termasuk salah seorang yang sangat dikasihi oleh Nabi Muhammad Saw semasa hidupnya. Sebelum memeluk Islam, Beliau merupakan musuh yang paling ditakuti oleh kaum Muslimin. Namun semenjak ia bersyahadat dihadapan Rasul (tahun keenam sesudah Muhammad diangkat sebagai Nabi Allah), ia menjadi salah satu benteng Islam yang mampu menyurutkan perlawanan kaum Quraish terhadap diri Nabi dan sahabat.
Dizaman kekhalifahannya, Islam berkembang seluas-luasnya dari Timur hingga ke Barat, kerajaan Persia dan Romawi Timur dapat ditaklukkannya dalam waktu hanya satu tahun. Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium).
Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Muhammad yaitu Al-Faruk (berarti orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan). Beliau meninggal dalam umur 64 tahun, karena dibunuh orang majusi, dikuburkan berdekatan dengan Abu Bakar dan Rasulullah dibekas rumah Aisyah yang sekarang terletak didalam masjid Nabawi di Madinah.
3. Usman Bin Affan ra.
Beliau adalah khalifah ketiga sesudah Umar bin Khattab (644-656) selama 12 tahun. Pada masa kekhalifahannya berhasil membukukan Al Qur’an yang dinamakan Mushaf Ustmani.
Utsman bin Affan adalah seorang yang saudagar yang kaya dan dermawan. Selain itu sahabat nabi yang satu ini memiliki sifat yang sangat pemalu.
Ia mendapat julukan Dzunnurain, (yang berarti yang memiliki dua cahaya). Julukan ini didapat karena Utsman telah menikahi puteri kedua dan ketiga dari Rasullah Saw yaitu Ruqayah dan Ummu Kaltsum. Beliau meninggal dalam umur 82 tahun (ada yang meriwayatkan 88 tahun) dan dikuburkan di Baqi’.
4. Ali Bin Abi Thalib ra.
Merupakan khalifah keempat sesudah Ustman (656-661) yang memerintah selama 6 tahun. Beliau terkenal dengan siasat perang dan ilmu pengetahuan yang tinggi.
Ali bin Abi Thalib merupakan keponakan Rasulullah yang masuk islam sejak usia 8 tahun. Beliau sudah mengikuti Rasulullah sejak kecil sampai diangkat menjadi Rasulullah. Ali menikahi puteri Rasul bernama Fatimah Az Zahra. Ali bin Abi Thalib meninggal dalam umur 64 tahun dan dikuburkan di Koufah, Irak sekarang.
5. Thalhah Bin Abdullah ra.
Masuk Islam dengan perantaraan Abu Bakar Siddiq ra, Ia selalu aktif disetiap peperangan selain Perang Badar. Didalam perang Uhud, beliaulah yang gagah mempertahankan keselamatan Rasulullah Saw sehingga terhindar dari mata pedang musuh, sehingga putus jari-jari beliau.
Thalhah Bin Abdullah gugur dalam Perang Jamal dimasa pemerintahan Ali Bin Abi Thalib dalam usia 64 tahun, dan dimakamkan di Basrah.
6. Zubair Bin Awaam
Memeluk Islam juga karena Abu Bakar Siddiq ra, ikut berhijrah sebanyak dua kali ke Habasyah dan mengikuti semua peperangan. Ia adalah orang yang pertama kali menghunus pedangnya di perang fi sabilillah ketika pertamakali Rasulullah diganggu.
Zubair disebut Hawaryy Rasulullah saw (Teman setia Rasulullah), karena selalu merespon lebih dahulu setiap peperangan yang Rasulullah tanyakan. Beliau pun gugur dalam perang Jamal dimasa Ali dan dikuburkan di Basrah pada umur 64 tahun.
7. Sa’ad bin Abi Waqqas
Mengikuti Islam sejak umur 17 tahun dan mengikuti seluruh peperangan, pernah ditawan musuh, lalu ditebus oleh Rasulullah sewaktu perang Uhud. Saad masih termasuk sepupu Rasulullah dari keturunan pihak Ibu Rasulullah.
Sosoknya tidak terlalu tinggi namun bertubuh tegap dengan potongan rambut pendek. Orang-orang selalu membandingkannya dengan singa muda. Ia berasal dari keluarga bangsawan yang kaya raya dan sangat disayangi kedua orangtuanya, terutama ibunya. Meski berasal dari Makkah, ia sangat benci pada agamanya dan cara hidup yang dianut masyarakatnya. Ia membenci praktik penyembahan berhala yang membudaya di Makkah saat itu.
Penolakan kaisar Persia membuat air mata Sa’ad bercucuran. Berat baginya melakukan peperangan yang harus mengorbankan banyak nyawa. Kepahlawanan Sa’ad bin Abi Waqqas tertulis dengan tinta emas saat berhasil memenangkan pertempuran memimpin pasukan Islam melawan tentara Persia di Qadissyah. Peperangan ini merupakan salah satu peperangan terbesar umat Islam.
8. Sa’id Bin Zaid
Sa’id bin Zaid adalah salah satu sahabat penting Nabi Muhammad. Sudah Islam sejak kecilnya, mengikuti semua peperangan kecuali Perang Badar.
Ia juga dijuluki “Abu al-Aawar”. Ia lahir merupakan beberapa orang pertama yang awal masuk Islam. Said bin Zaid adalah sepupu Umar bin Khatthab ra, dan menikah dengan saudara Umar, Ummu Jamil binti Khattab.
Ia menjadi wasilah masuk Islamnya Umar bin Khattab ketika dilabrak sedang baca Al Qur’an. Said termasuk sahabat generasi terakhir yang menyaksikan penuh fitnah dimasa Bani Ummayah. Said meninggal tahun 51 H saat kekhalifahan Muawiyah bin Abi Sufyan. Saat itu ia tengah berusia lebih dari 70 tahun.
9. Abdurrahman Bin Auf
Abdurrahman bin Auf adalah sahabat yang dikenal paling kaya dan dermawan. Ia tak segan-segan mengeluarkan hartanya untuk jihad di jalan Allah. Pada waktu Perang Tabuk, Rasulullah memerintahkan kaum Muslimin untuk mengorbankan harta benda mereka. Dengan patuh Abdurrahman bin Auf memelopori dengan menyerahkan dua ratus uqiyah emas.
Ketika hijrah ke Madinah, Abdurahman bin Auf meninggalkan semua kekayaannya. Ia dipersaudarakan dengan Anshar bernama Saad bin Rabi, yang menawarkan bantuan harta serta istri. Namun semua itu ditolak, Abdurahman hanya berkata, “Tunjukkan aku letak pasar.”
Dalam waktu singkat ia berhasil memperoleh kekayaannya kembali. Bahkan sampai menyingkirkan pedagang Yahudi demi ekonomi umat Islam. Ia dijuluki ‘Sahabat Bertangan Emas’, sebab segala sesuatu yang disentuhnya menjadi kekayaan. Bahkan saking kayanya, semua penduduk Madinah sudah pernah mendapat harta Abdurahman bin Auf.
Pada saat Perang Badar meletus, Abdurrahman bin Auf turut berjihad fi sabilillah. Dalam perang itu ia berhasil menewaskan musuh-musuh Allah, di antaranya Umar bin Utsman bin Ka’ab At-Taimy. Begitu juga dalam Perang Uhud, dia tetap bertahan di samping Rasulullah ketika tentara Muslimin banyak yang meninggalkan medan perang.
Sebelumnya turut berhijrah ke Habasyah sebanyak 2 kali. Meninggal pada umur 72 tahun (ada yang meriwayatkan 75 tahun), dimakamkan di baqi’.
10. Abu Ubaidillah Bin Jarrah
Masuk Islam bersama Usman bin Math’uun. Dirinya turut berhijrah ke Habasyah pada periode kedua. Ia mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah Saw.
Pada saat perang Uhud, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terkena lemparan sehingga dua bulatan besi menancap di dahinya, Abu Ubaidah cepat-cepat menuju Rasulullah untuk mencabutnya dari wajah Rasulullah.
Ubaidah mengambil dengan gigi serinya salah satu bulatan besi itu, lalu mencabutnya dan jatuh ke tanah, gigi serinya pun jatuh bersamanya. Kemudian ia mengambil sepotong besi lainnya dengan gigi serinya yang lain sampai jatuh. Sejak saat itu, Abu Ubaidah di tengah khalayak dijuluki dengan Atsram (yang terpecah giginya, atau jatuh dari akarnya).
Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat, Abu Ubaidah radhiallahu ‘anhu berjalan di bawah panji Islam. Sekali waktu ia bersama para pasukan biasa, dan pada kesempatan yang lain bersama para panglima. Sampai datanglah masa Umar radhiallahu ‘anhu, ia menjabat sebagai panglima pasukan Islam di salah satu peperangan besar di Syam. Ia mendapatkan kemenangan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam peperangan ini, hingga ia menjadi hakim dan gubernur negeri Syam, dan perintahnya ditaati.
Meninggal pada tahun 18 H di urdun (Syam) karena penyakit pes, dan dimakamkan di Urdun, Yordania yang telah dibersihkan dari paham majusi dan romawi. Sampai saat ini masih sering diziarahi oleh kaum Muslimin.
Sumber : Sirah Sahabat Nabi saw