Pemimpin yang shaleh adalah idaman bagi orang-orang yang beriman. Ketika seorang pemimpin memiliki kecakapan dalam tata negara, ditambah memiliki keshalehan, maka itu adalah karunia yang sangat besar yang Allah berikan bagi penduduk suatu negeri.
Kerajaan Arab Saudi adalah sedikit dari negeri yang diberikan Allah karunia besar tersebut. Raja-raja mereka begitu memiliki perhatian yang besar terhadap Islam dan kaum muslimin.
Mereka membantu memberi Alquran ke berbagai negeri-negeri Islam, membantu pembangunan masjid, fasilitas peribadatan, menyumbang dana dan fasilitas publik lainnya. Tidak heran, rakyatnya pun memuji perilaku pemimpin mereka.
Karenanya, sering kita dengar orang-orang di negeri kita mengajukan permintaan bantuan dana ke orang-orang Arab Saudi untuk kepentingan dakwah, karena mereka dikenal loyal dalam hal ini. Berikut ini adalah sedikit fakta sisi religius raja Arab Saudi :
1. Raja Salman Hafal Qur’an Usia 10 Tahun dan Kecintaannya Kepada Alquran
Sebagaimana tradisi kerajaan-kerajaan Islam sedari dulu, anak-anak raja dan para pangeran disekolahkan di sekolah khusus kerajaan, demikian juga dengan Raja Salman bin Abdul Aziz. Ia pertama kali menimba ilmu di Madrasah Umara (Princes’s School) di Riyadh. Di sana ia mempelajari ilmu agama dan sains modern.
Di Madrasah Umara, Raja Salman bin Abdul Aziz berhasil menghafalkan 30 juz Alquran saat usianya masih 10 tahun. Saat itu, kepala sekolah Madrasah Umara adalah Syaikh Abdullah al-Khayyath, imam dan khotib Masjid al-Haram sekarang.
Oleh karena itu, sama seperti pimpinan-pimpinan Arab Saudi lainnya, Raja Salman menaruh perhatian yang sangat besar dalam memotivasi anak-anak Arab Saudi untuk menghafalkan kitabullah.
Wujud perhatian beliau terhadap Alquran adalah dengan adanya Musabaqoh al-Amir Salman bin Abdul Aziz li Hifzhi-l Quran yang telah diselenggarakan sebanyak 17 kali di Riyadh.
Musabaqoh Alquran ini berada dibawah bimbingan Kementerian Urusan Islam, Wakaf, Dakwah, dan Irsyad (Menteri Agama) Arab Saudi. Sehingga diadakan merata di setiap wilayah kerajaan dengan dukungan gubernur masing-masing wilayah.
2. Tinggalkan Obama Demi Shalat Tepat Waktu
Pada 27 Januari 2015, atau beberapa hari setelah Salman dinobatkan sebagai raja baru Saudi, Presiden AS Barack Obama secara resmi menemuinya. Obama dan sang istri, Michelle Obama menemui Raja Salman di istana kerajaan Arab Saudi.
Saat itu Presiden Obama, istri, beserta rombongan AS baru tiba dan bersalaman. Ketika masih sedang diliput live berbagai media internasional, tiba-tiba Obama ditinggalkan Raja Salman setelah suara adzan terdengar. Raja Salman mengucapkan “permisi” untuk menjalankan shalat berjamaah bersama para staff Arab Saudi.
Kunjungan Obama dan Michelle saat itu akhirnya jadi heboh dalam pemberitaan utama media-media internasional. Salut kepada King Salman yang lebih mengutamakan agama dibanding tamu negara.
3. Beri Bonus ke Seluruh PNS Saudi
Tak lama setelah dinobatkan sebagai Raja Saudi pada 22 Januari 2015, Raja Salman membuat gebrakan. Raja Salman memberi bonus senilai dua bulan gaji kepada seluruh pegawai negeri sipil (PNS) dan semua personel militer.
Tidak hanya PNS dan aparat militer, bonus juga diberikan Raja Salman kepada para pensiunan dan para siswa di Saudi.
”Orang-orang terhormat; Anda pantas menerima lebih dan apapun yang saya lakukan tidak akan bisa memberikan apa yang layak bagi Anda,” tulis Raja Salman di akun Twitter-nya, kala itu.
Raja religius ini juga selalu minta doa dari rakyatnya. “Jangan lupakan saya dalam berdoa,” bunyi tweet Raja Salman, tak lama setelah mengumumkan pemberian bonus besar-besaran bagi pegawai Saudi.
4. Memecat Putra Raja Abdullah
Ketika merombak kabinet, Raja Salman membuat kejutan dengan memecat putra Raja Abdullah bin Abdulaziz, Pangeran Khalid yang saat itu menjabat sebagai Kepala Intelijen.
”Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman bin Abdul Aziz al-Saud mengeluarkan perintah kerajaan hari ini, memecat Pangeran Khalid bin Bandar bin Abdul Aziz al-Saud, dari jabatannya sebagai Kepala Intelijen Umum,” bunyi pengumuman Kerajaan Saudi yang dirilis Saudi Press Agency (SPA), pada Jumat, 30 Januari 2015.
Pemecatan putra Raja Abdullah itu hanya seminggu setelah Raja Abdullah meninggal di usia 90 tahun. Tak jelas alasan pemecatan putra Raja Abdullah itu.
Tak hanya Pangeran Khalid, Raja Salman juga memecat Pangeran Mishaal, gubernur wilayah Mekkah.
5. Perintahkan Eksekusi Pangeran Saudi karena Bersalah
Pada Oktober 2016, Raja Salman kembali menuai pujian publik Saudi, karena berani memerintahkan eksekusi terhadap seorang pangeran Saudi yang menembak mati seorang pemuda dalam sebuah perkelahian pada 2004.
Publik Saudi melalui media sosial menilai Raja Salman sebagai raja yang adil dalam penegakan hukum tanpa tebang pilih. Pangeran yang dieksekusi adalah Pangeran Turki bin Saud al-Kabir.
Eksekusi dijalankakan setelah keluarga korban menolak “uang darah”. Pangeran Turki dieksekusi di alun-alun Riyadh sebagai penegakan hukum.
6. Komitmen terhadap Asas Negara Islam dengan Alquran dan Sunnah
Dalam beberapa kali kesempatan, Salman bin Abdul Aziz mengatakan bahwa Kerajaan Arab Saudi berdiri dengan asas syariat Islam dalam undang-undang dan sikap politiknya. Kerajaan ini juga senantiasa menolong agama Allah, berkhidmat untuk dua tanah suci, dan kaum muslimin secara umum.
Beliau mengatakan bahwa dari awal berdirinya, kerajaan ini telah berpegang teguh dengan pemahaman agama Islam yang benar secara manhaj (teori) dan praktiknya. Baik dalam hukum, asas politik, dan sosial kemasyarakatan.
Raja Salman mengatakan, “Kerajaan Arab Saudi berdiri dengan asas al-Kitab dan as-sunnah, bukan berdasar hukum-hukum kabilah atau ideologi-ideologi buatan manusia. Kerajaan ini berdiri dengan berasaskan akidah Islam sejak lebih dari 270 tahun lalu, ketika al-Imam Muhammad bin Suud mendirikan negara Arab Saudi.”
7. Pidato Pertama Sebagai Raja Arab Saudi bernafaskan Islam
Di antara kalimat yang disampaikan oleh Raja Salman bin Abdul Aziz dalam pidato pertamanya:
Raja Salman mengawali pidatonya dengan pujian kepada Allah dan shalawat kepada Rasul-Nya, kemudian ucapan bela sungkawa kepada anggota kerajaan dan seluruh rakyat Arab Saudi atas meninggalnya Raja Abdullah. Ia mengatakan:
Segala puji bagi Allah, yang telah berfirman, “Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan”. (QS. Ar-Rahman: 26-27).
Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad, kepada keluarga dan juga para sahabatnya.
Kemudian baru beliau sampaikan ucapan belasungkawa atas wafatnya Raja Abdullah bin Abdul Aziz rahimahullah. Raja Salman memuji pendahulunya tersebut atas dedikasi yang ia berikan dalam hidupnya kepada agama, negara, rakyat, dan dunia Islam secara umum.
Beliau menyampaikan, “Kami akan melanjutkan –dengan rahmat dan pertolongan dari Allah– meniti jalan yang benar dan tidak akan pernah menyimpang darinya, yaitu melanjutkan konstitusi kami berdasarkan Alquran dan Sunnah Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam”.
“Kami akan melanjutkan kebijakan negara ini, negara yang telah Allah utamakan dengan memilihnya sebagai tempat risalah (Nabi-Nya) dan kiblat (kaum muslimin), untuk meningkat persatuan dan mempertahankan negara. Dengan bimbingan dari Allah berdasarkan syariat Islam sebagai agama damai, kasih sayang, dan moderat”. Kata Raja Salman.
Ia melanjutkan, “Saya memohon kepada Allah agar senantiasa membimbing saya dalam melayani rakyat, mewujudkan harapan mereka, menjaga keamanan dan stabilitas negara kita, serta melindunginya dari kejahatan. Sesungguhnya Allah mampu melakukan yang demikian, dan tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan-Nya”
Penutup
Kita sadar bahwa kepemimpinan yang sama persis dengan khalifah Rasyid hanya akan terjadi di akhir zaman kelak, di masa Imam Mahdi. Usaha-usaha dan komitmen yang dilakukan pemerintah Arab Saudi sekarang untuk berpegang kepada Alquran dan sunnah sudah sangat kita apresiasi.
Tidak ada negara di dunia ini, yang menerapkan syariat Islam lebih dari apa yang mereka lakukan. Hanya di negara Arab Saudi saja kita dapat menyaksikan pemandangan mall dan pasar-pasar sepi saat memasuki waktu shalat. Raja Salman juga lebih ramah dan terbuka kepada golongan-golongan Islam lintas mazhab dan ideologi.