0878 8077 4762 [email protected]

Ringkasan Taklim : Agar Tidak Menjadi Fitnah Bagi Musuh

Ringkasan Kajian Tadabbur Al Quran Surat Al Mumtahanah ayat 5
Bersama:
Ust. Fauzi Bahreisy
Ahad, 27 Desember 2015
Pkl. 18.00-19.30
Di Majelis Ta’lim Al Iman
Surat Al Mumtahanah ayat 5: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
Kapan umat Islam menjadi fitnah?
– Ketika umat Islam dikalahkan orang-orang kafir dan berada dalam kendali mereka.
– Ketika umat Islam berada dalam kondisi lemah, papa, tertinggal, bodoh, dan seterusnya.
– Ketika umat Islam terus berada dalam kondisi konflik internal dan saling menyerang.
– Ketika umat Islam menunjukkan akhlak dan perbuatan tercela, serta tidak menjalankan agama.
Ketika itulah umat Islam menjadi fitnah: alasan, dalih, dan penghalang bagi orang kafir untuk memeluk Islam. Ketika itulah mereka mencibir Islam.
Bahkan bukan saja non muslim yangg menjauh dari Islam, kaum mukmin yang imannya masih lemah juga bisa menjadi ragu dan tidak senang dengan ajaran Islam.
Islam dianggap sebagai pemicu kekalahan, kemunduran, dan keterbelakangan.
Padahal umat Ini pernah berjaya selama 7 abad lebih saat Islam diterapkan dalam kehidupan.
Karena itu, sudah seharusnya kita kembali kepada Islam, mengamalkan Islam, menunjukkan akidah, ibadah dan akhlak yang baik agar semua simpati kepada Islam.
Setelah itu kita meminta ampunan atas segala kekurangan.
Kemudian setelah berusaha menampilkan yang terbaik, kita serahkan semuanya kepada Zat Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana.
***
Majelis Ta’lim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
● Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
● Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
● Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Ta’lim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya

Dewan Fatwa Mesir : Pintu Taubat untuk Pelaku Dosa Besar

Assalamualaikum ustad. Bagaimana seseorang yang saat ini telah berusia sekitar 36 Tahun, telah melakukan beberapa dosa besar di masa kecilnya, diantaranya zina, minum minuman keras, judi, serta mengambil barang orang lain yang bukan haknya dan ia pun tidak mampu untuk mengembalikannya. Apakah pintu taubat masih terbuka untuknya ? Dan apa saja yg harus ia lakukan agar taubatnya diterima ?
 
Jawaban :
Asshalatuwasalam ala rasulillah amma ba’du :
Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Az-Zumar: 53)
Dalam surat Al Imran Allah berfirman panjang lebar : “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”
Di dalam shahih Bukhari dan Muslim yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud, beliau berkata, “Wahai Rasulullah saw. dosa apa yang paling besar di sisi Allah?” Beliau bersabda, “Engkau menjadikan bagi Allah tandingan, padahal Dia-lah yang menciptakanmu.” Kemudian ia bertanya lagi, “Terus apa lagi?” Beliau bersabda, “Engkau membunuh anakmu yang dia makan bersamamu.” Kemudian ia bertanya lagi, “Terus apa lagi?” Beliau bersabda, “Kemudian engkau berzina dengan istri tetanggamu.”
Kemudian akhirnya Allah turunkan surat Al Furqon ayat 68, “Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).”
Di dalam kitab Bukhari bahwasanya Nabi Muhammad saw bersabda, “Wahai manusia, bertaubatlah kalian semua kepada Allah. Demi Allah, aku beristighfar dan bertaubat kepadanya lebih dari 70 kali setiap hari.
Oleh karena itu, bagi orang-orang yang telah melakukan dosa besar bersegeralah untuk kembali dan bertobat kepada Allah SWT , dengan menyesali atas apa yang telah dikerjakan dan bertekad untuk tidak mengulanginya serta memperbanyak amal ibadah seperti istighfar, tilawah al qur’an, shalat dan ibadah-ibadah lainnya, karena amal-amal kebaikan tersebut dapat menghapus dosa-dosa yang telah lalu.
Diriwayatkan dari Amr bin Ash r.a. ia berkata, “Suatu saat Mu’adz bin Jabal akan melakukan safar, lalu ia berkata, “Berikanlah aku nasihat wahai Rasul.” Lalu Rasulullah saw. berkata, “Jika engkau melakukan keburukan, bersegarah untuk berbuat kebaikan.”
Dan diriwayatkan oleh Adi bin Hatim bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Bertakwalah kalian semua walaupun dengan separuh biji kurma.
Dari Mu’adz bin Jabal r.a. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Puasa adalah benteng dan sedekah akan menghapuskan kesalahan sebagaimana air yang memadamkan api.”
Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Maukah kalian aku tunjukkan atas sesuatu yang dengannya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan dan mengangkat derajat?” Mereka menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Menyempurnakan wudhu pada keadaan yang dibenci (seperti pada keadaan yang sangat dingin, pen.), banyak berjalan ke masjid, dan menunggu shalat berikutnya setelah shalat. Maka itulah ribath, itulah ribath.”
Bagi mereka yang telah melakukan dosa, baik itu kecil maupun besar, maka bersegeralah bertaubat kepada Allah SWT dengan taubat yang tulus disertai dengan penyesalan, serta menjaga diri untuk tidak menceritakan dosa-dosa tersebut kepada orang lain, sebab hal itu merupakan aib bagi dirinya sendiri yang telah Allah jaga dan tutup.
Kemudian juga dianjurkan untuk memperbanyak sedakah,menyantuni fakir miskin dengan mengharapkan rahmat Allah, ampunan serta ridha-Nya. Semoga Allah SWT menerima taubatnya, dan sungguh Allah SWT mencintai orang yg bertaubat kepada nya.
Sumber : Dar al-Ifta’ al-Mishriyyah (Dewan Fatwa Mesir)
Nomor : 6699
Tanggal : 26/6/2003
Penerjemah : Nasheer