JAKARTA – Setiap sepuluh hari terakhir Ramadhan, umat Islam berbondong-bondong melakukan iktikaf di Masjid Istiqlal untuk mendapatkan Lailatul Qadar. Mereka melakukan ibadah seperti shalat malam, membaca Alquran, dan berdoa kepada Allah.
Namun, pada tahun ini ada yang berbeda dari pelaksanaan iktikaf di Masjid Istiqlal. Pengurus Masjid Istiqlal kali ini tidak menyediakan hidangan sahur untuk para jamaah.
Lantaran tahun ini tidak ada bantuan dari pemerintah dan hanya mengandalkan swadaya dari masyarakat.
“Tahun yang lalu kan biasanya disediakan 1.000 per malam. Nah tahun ini enggak,” ujar Kepala Bagian Protokol dan Humas Masjid Istiqlal, Abu Hurairah Abd Salam Sabtu (17/6).
Ia menuturkan, pada setiap sepuluh hari terakhir Ramadhan Masjid Istiqlal selalu menggelar shalat malam berjamaah yang dimulai dari pukul 01.00 WIB. Sebelum melaksanakan ibadah tersebut, Imam Besar Masjid Prof Nasaruddin Umar memberikan tausyiah kepada jamaah,
“Kami sudah mengadakan Qiyamul Lail sejak malam ke-21 kemarin. Itu mulainya dari jam satu pagi didahuluhui dengan tausyiah Imam Besar,” ucapnya.
Ia menambahkan, meskipun tidak ada hidangan sahur pada tahun ini jamaah yang melakukan iktikaf di Masjid Istiqlal tidak terpengaruh. Justru, menurut dia, jamaah mengalami peningkatan.
Sangat disayangkan untuk hal ibadah keagamaan dihentikan dengan alasan efisiensi anggaran. Jika dibanding pengeluaran untuk keduniaan bisa hutang hingga Rp 3.000 triliun. Padahal peserta dari masyarakat kurang mampu dengan adanya sahur gratis, jadi termotivasi untuk iktikaf.
Ibadah iktikaf sendiri akan mendapat keberkahan, maghfirah dan rahmat, terutama keistimewaan malam lailatul qadar yang lebih baik dari 1.000 bulan. Dan seringkali imam qiyamul lail bersama jamaah mendoakan pemimpin dan kesejahteraan negeri ini.
 
Sumber : Republika/LintasParlemen