oleh Danu Wijaya danuw | Jun 21, 2019 | Artikel, Berita, Muallaf
Deddy Corbuzier, resmi menjadi mualaf usai membaca dua kalimat syahadat yang dibimbing oleh Gus Miftah sahabat sekaligus pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji, Sleman, Yogyakarta.
Diakui Deddy Corbuzier, saat mendalami ajaran Islam ia rasakan kelembutan. Tapi, ketika harus menghafal doa-doa, bapak satu anak ini mengaku kesulitan. Menurutnya, itu karena tidak terbiasa saja.
Saksi Deddy masuk Islam ialah perwakilan dari Mualaf Center Yogyakarta (MYC), lalu Shabrina Khairunissa, dan banyak jamaah masjid shalat jumat yang menyaksikannya.
Seusai mengucapkan kalimat syahadat, ada momen haru, yaitu ketika Deddy memeluk Gus Miftah dan beberapa orang menyalami Deddy. Jamaah masjid dan awak media pun mengumandangkan takbir tanda sujud syukur karena Deddy telah memeluk agama Islam.
Gus Miftah Menceritakan Awal Pertemuannya dengan Deddy
Dirinya mulai akrab dengan Deddy setelah bertemu di acara Hitam Putih. Saat itu Gus Miftah diundang karena viral dakwah dan shalawat ke diskotek di Bali.
Selepas acara itu, keduanya semakin akrab. Selama bertukar pikiran, banyak hal yang menjadi topik pembicaraan Deddy dengan Gus Miftah termasuk mengenai agama Islam. Usut punya usut, Deddy Corbuzier mulai mempelajari agama Islam delapan bulan lalu.
Hal itu disampaikan oleh Gus Miftah, tokoh muslim yang sangat dekat dengannya. Menurut Gus Miftah, Deddy sering sekali bertanya tentang Islam secara rasional ataupun tidak rasional.
“Walaupun saya bilang tidak semua ajaran Islam bisa dirasionalkan, karena itulah yang membedakan agama dan ilmu pengetahuan,” tutur Gus Miftah.
Menurut Gus Miftah, selain dirinya, Deddy juga mengagumi tokoh muslim lainnya yakni Cak Nun.
Deddy Corbuzier mengaku ingin belajar islam dengan Cak Nun. Mendengar hal yang diungkapkan Deddy, Gus Miftah berinisiatif menelepon Cak Nun dan terjadilah obrolan Deddy Corbuzier dengan Cak Nun via telepon.
Sumber : Liputan6
oleh Danu Wijaya danuw | Jun 18, 2019 | Artikel, Berita, Internasional
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Mantan Presiden Mesir yang hafal Al Qur’an, Mohammed Mursi meninggal dunia setelah menjalani sidang. Kabar duka itu memancing reaksi dari tokoh dunia, lembaga dunia, serta keluarga Mursi sendiri.
Media pemerintah Mesir menyebut Mursi pingsan saat menjalani persidangan pada Senin (17/6/2019). Dia sempat berbicara di depan hakim sebelum tak sadarkan diri.
“Dia berbicara di depan hakim selama 20 menit, kemudian menjadi sangat bersemangat dan pingsan. Dia segera dilarikan ke rumah sakit tempat dia kemudian meninggal,” kata sumber pengadilan seperti dikutip dari Aljazeera, Senin (17/6/2019).
Mursi (67) menjadi Presiden Mesir yang terpilih secara demokratis pada 2012 setelah berakhirnya 30 tahun pemerintahan Presiden Husni Mubarak. Mursi kemudian digulingkan menyusul kudeta militer oleh jenderal As Sisi pada Juli 2013.
Dia menjabat hanya satu tahun dari empat tahun masa jabatannya. Sejak kudeta itu, organisasi tempat Mursi berasal, Ikhwanul Muslimin, dibekukan rezim pemerintah kudeta Mesir.
Sebelum meninggal, Mursi tengah menghadapi persidangan atas tuduhan berkolaborasi dengan organisasi Hamas. Dia sempat dijatuhi hukuman seumur hidup, namun keputusan itu kandas di tingkat kasasi.
Berikut reaksi para tokoh dan lembaga internasional menyusul kabar meninggalnya Mursi:
1. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Erdogan menyampaikan ucapan belasungkawa lewat Twitter resmi. Presiden Turki itu memuji Mursi dengan menyebut jasanya dalam perjuangan demokrasi terbesar dalam sejarah.
“Saya mengetahui berita kematian saudara saya Mohammed Mursi, Presiden Mesir pertama yang berkuasa dalam pemilihan yang demokratis.
Erdogan pun mendoakan presiden mesir yang hidup sederhana itu,
” Semoga Allah mengistirahatkan saudara kita Morsi kita, jiwa martir kita dalam damai, yang memberikan salah satu perjuangan demokrasi terbesar dalam sejarah.” kata Erdogan, yang telah menjalin hubungan dekat dengan mantan presiden Mesir tersebut
2. Emir Qatar
Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Morsi dan rakyat Mesir.
“Kami menerima dengan sangat sedih berita kematian mendadak mantan presiden Dr. Mohamad Morsi. Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada keluarga dan rakyat Mesir. Kami milik Tuhan dan kepadanya kami akan kembali,” kata Sheikh Tamim dalam posting Twitternya.
3. PBB
Meninggalnya Mursi juga mendapat respons dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Mantan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon dahulu menyatakan keprihatinan atas kudeta militer terhadap presiden Muhammad Mursi.
Ban percaya bahwa “campur tangan militer dalam urusan negara manapun adalah memprihatinkan,” kata Wakil PBB, Eduardo del Buey
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric menyampaikan belasungkawa kepada kerabat dan pendukung Mursi.
4. Lembaga Hak Asasi Manusia Dunia
Sarah Leah Whitson, Direktur Eksekutif Human Rights Watch Divisi Timur Tengah dan Afrika Utara, ikut sedih sebab baru saja menyelesaikan laporan Mursi yang ditahan dipenjara memprihatinkan.
Dirinya menyebut kematian Mursi ‘mengerikan tetapi sepenuhnya dapat diprediksi’, mengingat kegagalan pemerintah memberinya perawatan medis yang memadai.
5. Putra Mohammed Mursi
Dalam sebuah posting Facebook, putra Mursi, Ahmed, membenarkan kematian ayahnya. Dia juga menyinggung persatuan dalam posting-an itu.
“Di depan Allah, ayahku dan kita akan bersatu,” tulisnya.
6. Anggota Ikhwanul Muslimin
Mohammed Sudan, anggota terkemuka Ikhwanul Muslimin di London, menggambarkan kematian Mursi sebagai ‘pembunuhan berencana’.
Alasannya, Mursi dilarang menerima obat atau kunjungan dan hanya ada sedikit informasi tentang kondisi kesehatannya.
“Dia telah ditempatkan di belakang sangkar kaca (selama persidangan). Tidak ada yang bisa mendengarnya atau tahu apa yang terjadi padanya. Dia belum menerima kunjungan selama sebulan atau hampir setahun. Dia mengeluh tidak mendapatkan obatnya. Ini adalah pembunuhan yang direncanakan. Ini adalah kematian yang perlahan,” kata Sudan.
Disadur : Detik/IndonesiaInside/ Aljazerah/Time
oleh Danu Wijaya danuw | Mar 15, 2019 | Artikel, Berita, Internasional
Pelaku penembakan di salah satu masjid di Christchurch, Selandia Baru, dilaporkan menyiarkan Live Streaming aksinya saat melepaskan tembakan secara sporadis pada Jumat (15/3) selama 17 menit.
Pria bersenjata itu dikonfirmasi bernama Brenton Tarrant (28), yang sebelumnya diketahui menulis manifesto setebal 73 halaman yang menyatakan niat jahatnya.
Polisi Kontra-terorisme NSW kini menyelidiki latar belakang pelaku, setelah pria asal Grafton, New South Wales, Australia itu, diidentifikasi sebagai penembak.
Brenton Tarrant melakukan live streaming saat melepaskan tembakan ke Masjid Al Noor saat muslim berkumpul mau shalat jum’at, dan dilaporkan sedikitnya menewaskan 49 orang dan melukai hingga 50 lainnya. Bahkan, ada yang menyebut korban tewas mencapai 60 orang.
Pria itu kemudian mengambil dua pistol dan berjalan ke arah masjid. Begitu tiba di dalam, ia mulai melepaskan tembakan secara membabi buta.
Dalam video itu terlihat beberapa orang mengerang di lantai masjid. Sejumlah orang lainnya terlihat terkapar tak berdaya.
Setelah lima menit beraksi, pelaku kembali ke mobil untuk mengganti senjata. Ia lantas masuk lagi ke dalam masjid dan menembaki orang yang terlihat masih hidup.
Enam warga negara Indonesia dilaporkan berada di Masjid Al Noor ketika penembakan terjadi. Tiga di antaranya berhasil kabur dan bersembunyi di rumah warga, sementara yang lainnya belum dapat dihubungi.
Belum tuntas kepanikan warga akibat penembakan di Masjid Al Noor, kejadian serupa dilaporkan terjadi di masjid lainnya di Linwood, yang juga berada di wilayah Chirstchurch.
Komisioner kepolisian Selandia Baru, Mike Bush, mengatakan bahwa beberapa orang tewas di dua lokasi kejadian. Namun, ia belum dapat memastikan jumlah pasti korban tewas dan terluka.
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengutuk aksi penembakan massal ini dan menyatakan duka mendalam bagi keluarga korban.
“Ini adalah salah satu hari paling kelam bagi Selandia Baru,” kata Ardern.
Sumber : CNNIndonesia
oleh Danu Wijaya danuw | Feb 2, 2019 | Artikel, Berita, Nasional
Umar Septono bukan polisi rendahan. Pangkatnya inspektur jenderal alias bintang dua. Dia tidak sombong. Jabatan baginya hanya titipan. Layak dijadikan teladan oleh koleganya di Korps Bhayangkara.
1. Menyapa Ramah Penabrak Mobilnya
Sikap rendah hati ditunjukan Kakor Sabhara Baharkam Polri ketika mendapat musibah. Mobilnya ditabrak oleh seorang dosen di Tol Cipali, 21 Juni lalu. Umar tidak marah. Dia malah suruh ajudan cari alamat penabrak bernama Suyatim.
Nah, pada Selasa (4/7), Umar melakukan kunjungan kerja ke Direktorat Polisi Satwa di Kelapa Dua Depok. Usai shalat Zuhur, Umar menuju kediaman Suyatim di Perumahan Pura Bojong Gede Tajur Halang. Dia didampingi sang ajudan.
Umar datang bukan untuk marah-marah. Apalagi minta ganti rugi. Pertemuan berlangsung hangat dengan diselingi canda tawa. Puncaknya ketika Suyatim meminta maaf langsung kepada Umar.
“Sebelum bapak meminta maaf, sudah saya maafkan,” ujar Umar kepada Suyatim dikutip merdeka.com dari ntmcpolri.info, Kamis (6/7).
Umar merasa walau memiliki pangkat bintang dua, dirinya tidak boleh menyakiti rakyat. “Saya polisi pelayan masyarakat, lagi pula tidak ada yang menginginkan kejadian seperti ini,” kata mantan Kapolda NTB itu.
“Pertama kali dalam hidup saya, jenderal bintang dua, mantan Kapolda NTB ke rumah saya. Semoga beliau sehat dan sukses selalu,” ujar Suyatim.
2. Memuliakan Tukang Sapu
Saat bertugas di NTB, Umar tidak membeda-bedakan soal profesi. Hal ini bermula ketika seorang tukang sapu yang telah mengabdi lama membersihkan markas komando dihadirkan secara khusus saat apel Senin pagi kemarin (29/6) di lapangan Gajah Mada Polda NTB.
Umar sengaja menghadirkan tukang sapu sebagai contoh tauladan untuk yang lain. “Di mata dunia tukang sapu mungkin adalah strata terendah, tapi di mata Tuhan beliau ini lebih tinggi dari saya, bahkan mungkin dari kalian semua” ungkap Kapolda seperti dikutip dari lamanFacebook Polda NTB yang dikutip merdeka.com, Selasa (30/6).
Dilanjutkan oleh Umar Septono bahwa hanya dengan gaji Rp 500 ribu per bulan, tukang sapu tersebut sejak pukul 4.30 WITA sudah ada di Mapolda. “Walau pun rekan-rekan sebar sampah, dia diam saja. Apa kita tidak malu seperti itu? bahkan kita telah menzalimi beliau,” imbuh Kapolda.
3. Memberikan Apresiasi Kepada Anak Buah

Umar pernah memanggil dua bintara yang berani menghentikan mobil dinasnya ketika melaju. Dua polisi itu saat apel berdiri di belakang sang jenderal.
Bintara itu merupakan anggota Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Polsek Praya Barat Daya, Nusa Tenggara Barat (NTB), Brigadir Ketut Surya Ningrat dan Brigadir Indra Jaya Kusuma. Saat apel ternyata malah ini yang terjadi.
Umar menanyakan kenapa berani kendaraannya, padahal saat itu dirinya memakai seragam dinas lengkap. Kedua polisi itu beralasan ingin menyeberangkan seorang nenek yang membawa kelapa.
“Karena saya bekerja untuk masyarakat. Saya diberikan tugas untuk melindungi dan mengayomi masyarakat, bukan melayani pimpinan,” kata Ketut, disambut riuh tepuk tangan rekan-rekannya.
Video ini diunggah ke akun youtube pada 30 Juni lalu oleh Idho Rahaldi. Dia memberi judul ‘video aksi dan jawaban nekat Bhabinkamtibmas hentikan mobil dinas Kapolda NTB’.
Mendengar jawaban dari anak buahnya, Umar ternyata sama sekali tidak marah dan tidak sombong dengan jabatannya. Umar justru dibuat kagum.
Ia pun segera menggerakkan tangan kirinya, yang masih memegang tongkat komando, mengangkat topi. Umar ingin menunjukkan penghormatan atas dedikasi dua anggotanya itu.
“Saya pun merinding,” kata Umar. Umar lalu memuji keduanya di hadapan seluruh jajaran Polda NTB.
“Kenapa dia tidak takut, sebab dia mempertanggungjawabkan tugasnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dia tahu, nasibnya tergantung kepada Tuhan, bukan kepada Kapolda,” katanya.
4. Polisi Yang Rajin Shalat Tepat Waktu
Umar juga membuat hati anak buahnya bergetar. Demi shalat tepat waktu, dia rela mempertaruhkan pangkat dan jabatan yang disandangnya.
Pernyataan itu terekam dalam video berdurasi 1 menit 1 detik, yang diunggah akun Facebook Herman Juli Prasetyo, Jumat (14/10).
Bagi dia, panggilan tertinggi hanyalah panggilan untuk shalat lima waktu, atas alasan itu dia rela meninggalkan kesibukannya di dunia.
“Lima waktu saya di awal waktu, berjamaah, di masjid, di shaf depan sebelah kanan. Itu harga mati,” ucap Umar.
Ketika azan berkumandang, Umar mengaku akan meninggalkan kegiatan apapun yang sedang dijalaninya, termasuk rapat yang dihadiri siapa pun petingginya. Demi itu pula, dia rela mempertaruhkan pangkat dan jabatannya.
“Dunia saya pertaruhkan, pangkat, jabatan ini,” tegas dia.
“Karena panggilan paling tinggi hanya satu, Allahuakbar, Allahuakbar. Mau panggilan mana lagi yang lebih tinggi,” tandasnya.
Video Pidato Irjen Umar Septono tentang bahwa aparat digaji oleh rakyat kembali viral, saat hastag #YangGajiKamuSiapa Link Video Pidato Umar Septono. Mengingatkan bahwa aparat negara adalah pelayan masyarakat.
Saat ini beliau dimutasi ke Mabes Polri setelah terakhir menjabat Kapolda Sulsel. Semoga banyak polisi yang mencontoh kepribadiannya.
Sumber : Merdeka
oleh Danu Wijaya danuw | Jan 28, 2019 | Artikel, Berita, Internasional
MANILA – Muslim minoritas di Mindanao, Filipina selatan, memberikan suara pada Senin (21/1/2019) dalam referendum otonomi yang telah lama ditunggu-tunggu.
Referendum ini menjadi puncak dari proses perdamaian untuk mengakhiri puluhan tahun konflik di wilayah tersebut.
Sekitar 2,8 juta orang di wilayah Mindanao yang bergejolak diberikan pilihan, apakah mendukung kubu muslim untuk mengelola wilayah itu sendiri dengan nama “Bangsamoro” atau tetap dengan status sekarang yang dikendalikan pemerintah pusat.
Bangsamoro merupakan nama yang diberikan oleh kolonial Spanyol untuk wilayah yang mayoritas penduduknya Muslim tersebut.
Dalam pemungutan suara, setiap warga diberi pilihan untuk memilih “Ya”, yang berarti mendukung Bangsamoro mengelola sendiri wilayahnya.
Pilihan “Ya” itu akan memberikan kekuasaan eksekutif, legislatif dan fiskal untuk wilayah di mana lebih dari 120.000 orang tewas dalam konflik empat dekade.
Konflik berkepanjangan itu menjadikan Mindanao sebagai salah satu wilayah yang termiskin di Asia dan berisiko terhadap infiltrasi oleh kelompok-kelompok yang dicap radikal.

Wilayah mayoritas muslim bangsamoro sesuai sejarah kesultanan
Wilayah Otonomi Muslim Mindanao (ARMM) yang ada saat ini meliputi kawasan provinsi Basilan, Lanao del Sur, Maguindanao, Sulu, dan Tawi-tawi serta Kota Marawi dan Lamitan.
Pemerintah pusat yang dipimpin Presiden Rordrigo Duterte akan terus mengawasi pertahanan, keamanan, kebijakan luar negeri dan moneter, serta menunjuk otoritas transisi yang dijalankan oleh Front Pembebasan Islam Moro (MILF), kelompok separatis diharapkan akan mendominasi pengaturan baru wilayah itu setelah pemilu 2022.
“Kami sangat bersyukur dan bersemangat atas penerimaan serta dukungan dari warga untuk Undang-undang Kesetaraan Bangsamoro ini,” kata Murad Ibrahim, komandan Barisan Pembebasan Islam Moro (MILF), kelompok pemberontak muslim terbesar di Filipina kepada Kyod News.
Komisi Pemilihan Filipina secara resmi kemarin mengumumkan hasil referendum itu yang menyatakan sebanyak 85 persen pemilih menjawab ‘Ya’ untuk pembentukan wilayah otonomi.

Daerah Filipina yang sementara ini memilih otonomi khusus untuk umat Islam Filipina
Sejarah wilayah itu, setelah umat Islam tersingkir karena penjajahan kolonial Spanyol. Hanya beberapa daerah selatan Filipina yang masih banyak muslim Filipina, terutama di distrik pedesaan. Sedangkan pusat kota sudah terpengaruh Kolonial Spanyol yang mengajak menjadi kristiani.
Berdasarkan undang-undang yang diratifikasi, wilayah pemilihan itu akan diperluas hingga ke Cotabato City, serta Provinsi Lanao del Norte, dan Cotabato.
Dengan kemenangan referendum ini maka membuka jalan untuk transisi selama tiga tahun menuju pemilihan anggota legislatif sendiri.
Serta peluang untuk pembangunan infrastruktur, sekolah, layanan kesehatan, dan kesejahteraan sosial bagi sekitar 5 juta penduduk.
Sumber : CNN, Reuters, Merdeka, Sindonews
oleh Danu Wijaya danuw | Jan 8, 2019 | Artikel, Berita, Internasional, Sejarah
Saat ini, Filipina dikenal sebagai negara di Asia Tenggara yang identik dengan Spanyol. Hal itu bukan tanpa sebab. Dilansir dari jpnn.com, negeri tetangga Indonesia tersebut merupakan bekas koloni bangsa Spanyol di masa lalu.
Tak banyak yang tahu, Filipina sejatinya sempat dipimpin oleh putera Indonesia asal Minangkabau, Raja Sulaiman yang juga seorang muslim.
Sebelum kedatangan bangsa Spanyol, Filipina berada di bawah kekuasaan Raja Sulaeman dari Minangkabau.
Di sana, ia telah menyebarkan agama Islam hingga ke pelosok negeri. Namun, adanya peperangan besar dengan pihak kolonial Spanyol merubah wajah Filipina secara besar-besaran yang bertahan hingga saat ini.
Sehingga ada ungkapan, untung Indonesia dijajah Belanda bukan Spanyol yang mengkristenkan paksa penduduk seperti di Andalusia dan Filipina.
Wilayah yang awalnya diperintah oleh tiga raja muslim

Masyarakat muslim Moro Filipina
Pada pertengahan abad ke-16, wilayah Manila diperintah oleh tiga pemimpin besar yakni Raja Sulaeman, Raja Matanda dan Raja Lakandula.
Ketiganya memimpin sebuah wilayah yang berbeda-beda, namun masih berada di dalam satu kawasan.
Berdasarkan laman dari takaitu.com menuliskan, Raja Sulaeman dan Raja Matanda menguasai area selatan Sungai Pasig yang saat ini bernama Manila.
Sedangkan Raja Lakandula menguasai di bagian utara. Bahkan para pembesar ini memiliki hubungan perdagangan dengan Kesultanan Sulu, Brunei dan Ternate di Cavite.
Pemerintahan Islam di Filipina dan Asal nama Kota Manila

Lapu-Lapu Pahlawan negara Filipina yang seorang suku Muslim
Sejatinya, pemerintahan Islam di Filipina telah ada dan berkembang dengan sangat pesat. Jauh sebelum kedatangan bangsa Spanyol.
Dalam karya disertasi ‘Merantau: Pola Migrasi Suku Minangkabu’ tahun 1974 yang dikutip dari takaitu.com, Mochtar Naim menemukan jejak-jejak mengenai orang-orang Minang yang merantau ke Kepulauan Sulu, Filipina.
Salah satunya adalah jejak Raja Sulaeman dari Minangkabau yang merupakan pendiri kota Manila di Filipina.
Hal ini juga diperkuat dari laman republika.co.id yang menuliskan, penamaan Kota Manila berasal dari kata fi’ amanillah, yang berarti “di bawah lindungan Allah SWT”.
Bertempur dengan pihak Spanyol yang datang ke tanah Filipina

Pertempuran tentara Spanyol dengan rakyat Filipina
Sayang, ketentraman para penduduk muslim Filipina mendadak berubah saat armada besar asal Spanyol datang ke wilayah tersebut.
Sumber dari jpnn.com menyebutkan, pasukan laut negeri matador pimpinan Ferdinand Magellan itu sempat bentrok dengan angkatan bersenjata pimpinan Sultan Sulaiman.
Kala itu, pembesar asal Minangkabau itu menguasai Pulau Seludung yang kini telah berganti nama menjadi Luzon.
Dalam perang yang terjadi pada 27 April 1521 , seorang pemuka Islam pemimpin suku yang bernama Lapu Lapu di wilayah setempat berhasil membunuh Ferdinand Magellan, pemimpin armada Spanyol
Sisa pasukan pun lari dan kembali ke Spanyol. Namun akhirnya datang kembali dengan jumlah pasukan besar, kekuatan Spanyol yang akhirnya sukses mengubah wajah Filipina.
Jejak sejarah yang buktikan keberadaan kerajaan Islam yang memerintah Filipina

Bangunan Intramorus Walle City yang didirikan Raja Sulaeman
Setelah berjaya dalam beberapa dekade, komunitas Islam di Filipina mulai menyusut secara perlahan.
Dilansir dari republika.co.id, ada sekitar 5,1 juta Muslim berdasarkan sensus 2010, atau 11 persen dari total keseluruhan populasi negara tersebut.
Meski demikian, negara tersebut tak lepas dari sejarah kebesaran umat Islam yang menjadi pemimpin mereka sebelum kedatangan bangsa Spanyol.
Salah satu yang bisa disaksikan adalah bangunan Intramorus Walle City yang dibangun oleh Raja Sulaiman, pemimpin masyarakat Melayu sekaligus pendiri Filipina.
Namanya diabadikan menjadi salah satu bagian sejarah kota Manila

Patung Raja Sulaeman di Manila
Sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya di masa lalu, figur Raja Sulaeman diabadikan menjadi sebuah patung yang terletak di Rizal Park, Manila.
Laman takaitu.com menyebutkan, hal ini dilakukan untuk mengenang jasa-jasa sang pemimpin sebagai pendiri kota Manila, sekaligus tokoh muslim yang gigih melawan bangsa Spanyol yang datang ke Filipina di masa lalu.
Jejak peradaban Islam yang memang dikenal telah mengakar di wilayah Asia Tenggara, telah menyebar dengan cepat di berbagai negara.
Termasuk di Filipina sendiri. Meski kini negara tersebut telah bersalin rupa secara drastis, toh peninggalan kebesaran Islam di masa lalu masih bisa dilihat hingga saat ini dan menjadi sebuah bagian sejarah yang abadi.
Sumber : Jpnn, Takaitu/Disertasi S-3 Mochtar Naim, Republika, Boombastis