Jakarta – Kemarin merupakan hari yang penuh berkah untuk PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI). Bank syariah pertama di Indonesia itu mendapatkan tambahan ratusan nasabah dalam satu hari.
Berkah itu datang berkat inisiasi dari Ustadz Yusuf Mansur yang mengajak jamaahnya yang berasal dari mitra PayTren dan Darul Quran untuk melakukan pembukaan rekening secara bersamaan di Kantor Pusat BMI.
Total pembukaan rekening baru secara berjamaah itu diklaim mencapai hampir seribu orang. Seremonial pembukaan rekening bukan hanya dilakukan di Jakarta tapi juga di kota-kota lainnya yang terdapat kantor cabang BMI.
Lalu apa maksud dari Yusuf Mansur melakukan itu? Apa tujuannya? Berikut berita selengkapnya
Ustadz Yusuf Mansur sudah mempersiapkan pembukaan rekening BMI secara berjamah itu cukup matang. Undangan disebar juga melalui media sosial.
Untuk di Kantor Pusat Bank Muamalat sendiri sudah ramai dipadati jamaah sejak pagi. Mereka datang dari berbagai daerah.
“Di sini saja ada 1000 lebih. Karena dari Bandung saja 7 bus. Ustadz dan ustazah itu berapa bus, pemimpinnya bertelur lagi. Ini kan positif luar biasa, ternyata kecintaan terhadap bank syariah dan trust-nya masih sangat tinggi,” kata Yusuf.
Jamaah datang dari luar Pulau Jawa
Bukan hanya dari pulau jawa, Yusuf Mansur mengaku bertemu dengan jamaahnya yang berasal dari Kalimantan Utara. Dia rela datang hanya untuk membuka rekening sebesar Rp 100 ribu sebagai setoran awal.
“Tadi ada dia datang padahal dari Kalimantan Utara. Dia dari Tanah Tidung ke bandaranya saja 3 jam naik speed boat. Dia sampai 2 hari kesini cuma untuk buka tabungan. Jadi targetnya kecintaan bukan Rp 100 ribunya,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, ada pula yang datang dari Padang. Pria yang bernama Herry Zaldi mengaku datang lantaran melihat undangan acara tersebut melakui Facebook. Meski bukan mitra PayTren namun dia tertarik dengan ajakan tersebut, bahkan dia rela datang jauh-jauh dari Padang ke Jakarta.
“Undangannya kan viral, katanya mau beli saham Bank Muamalat karena kan dari Minna Padi sudah batal, saya setuju. Saya sudah di Jakarta sudah seminggu,” akunya.
Dirut Bank Muamalat Bangga
Direktur Utama Bank Muamalat Achmad Kusna Permana menyambut baik upaya Yusuf Mansur untuk membawa ribuan nasabah baru bagi perusahaannya. Bahkan dia merasa bangga bahwa masyarakat muslim masih mau ikut berpartisipasi mengembangkan perekonomian syariah.
“Ada suatu kebanggaan bagi kami adanya momentum ini. Ini salah satu bukti bahwa memang seharusnya bank syariah itu tumbuh bersama umat,” tuturnya.
Menurut Permana hal ini merupakan bentuk kongkrit dari masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama islam untuk mendorong ekonomi syariah. Dia mengaku juga mendapatkan laporan dari panitia pelaksana di berbagai daerah dari Papua hingga Aceh.
“Tadi pagi subuh-subuh saya dapat laporan dari anggota PayTren di Papua. Kemusiaan di Yogyakarta sudah menunggu di cabang kami dari pagi sampai buka. Ini terjadi juga ke Aceh. Alhamdulillah,” tambahnya.
Ma’ruf Amin Tak Ingin Bank Muamalat Mati
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Ma’ruf Amin yang hadir dalam acara itu menegaskan bahwa sebenarnya kondisi Bank Muamalat dalam kondisi yang sehat. Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Syariah itu memandang persepsi itu hanya sekadar isu belaka.
“Sampai saat ini baik-baik saja. Tapi ada isu-isu miring yang ingin membuat masyarakat tidak percaya pada bank Muamalat,” tuturnya
Kendati begitu, Ma’ruf menekankan bahwa Bank Muamalat tidak boleh dibiarkan mati. Sebab bank yang sudah berdiri sejak 1 November 1991 itu didirikan oleh MUI, Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha dengan tujuan menjadi pondasi berkembangnya ekonomi syariah di Indonesia.
“Bank Muamalat ini amanat dari para pejuang, karena itu kita tidak biarkan, tidak boleh Bank Muamalat mati. Boleh sakit seperti bank lain tapi tidak boleh mati,” tegasnya.
Sebagai cikal bakal perkembangan dunia ekonomi syariah di Indonesia, kematian Bank Muamalat akan cukup menghebohkan. Sebab dari Bank Muamalat muncul industri asuransi syariah hingga saham-saham syariah.
Sekedar informasi tahun lalu PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mengeluarkan pernyataan akan menerbitkan saham baru untuk tambahan modal perseroan. Namun rencana aksi korporasi tersebut gagal karena calon investor disebut kehabisan waktu untuk mengakuisisi.
Rasio kecukupan modal Bank Muamalat per September 2017 tercatat 11,58% turun dibanding periode yang sama tahun 2016 12,75%. Berdasarkan statistik perbankan syariah (SPS) per September 2017 rata-rata rasio kecukupan modal bank syariah nasional 16,16%.
Berdasarkan laporan keuangan Bank Muamalat, non performing financing atau rasio pembiayaan bermasalah Bank Muamalat 2015 secara kotor sempat melewati batas aman dari regulator yakni, 7,46% atau sebesar 1,36 triliun, kemudian pada 2016 mulai membaik di posisi 3,97% atau Rp 696,2 miliar. Periode September 2017 NPF tercatat 4,54%.
Sumber : DF