Al Qur’an merupakan mu’jizat terbesar Rasulullah saw. Satu-satunya mu’jizat teragung yang masih bisa kita saksikan dan kita rasakan daya tariknya yang luar biasa sampai saat ini bahkan sampai berakhirnya kehidupan ini.
Betapa banyak pelajaran yang terkandung di dalamnya yang menjadi petunjuk dan pedoman dalam menjalani kehidupan ini sehingga orang yang mengikutinya mendapatkan ketenangan dan kedamaian dan insya Allah nanti di akhirat akan mendapat kebahagian yang tiada ujungnya di dalam syurga-Nya. Dan sebaliknya siapa yang berpaling dari Al Qur’an dan tidak menjadikannya sebagai jalan hidupnya maka baginya kehidupan yang sengsara.
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS.Taha : 124).
Sebagai seorang muslim sepatutnya merasa bangga mendapatkan warisan mu’jizat yang luar biasa ini, kita terpilih sebagai penerima, pembaca sekaligus penjaganya.
Maka menjadi sebuah keharusan bagi muslim untuk lebihmengenal, mencintai, dan memahami serta mengamalkan kandungan Al Qur’an dalam kehidupan ini, lebih tepatnya menjadi sahabat Al Qur’an. Karena hanya menjadi sahabat Al Qur’an yang lebih mengerti kewajibannya terhadap sahabatnya (Al Qur’an) dari mulai membacanya, mentadaburinya dan mengamalkannya. Begitu juga Al Qur’an akan memberikan perlakuan yang lebih baik dari apa yang kita lakukan terhadapnya.
Coba kita perhatikan Al Qur’an memberikan beberapa keistimewaan terhadap para sahabatnya diantaranya :
1. Al Qur’an akan memberikan syafa’at (pertolongan)
Rasulullah saw bersabda “Bacalah Al Qur’an sebab di hari Kiamat nanti akan datang Al Qur’an sebagai penolong bagi sahabatnya (pembacanya)” (HR. Tirmidzi).
2. Memberikan kemuliaan
Dari ‘Amir bin Watsilah, dia menuturkan bahwa suatu ketika Nafi’ bin Abdul Harits bertemu dengan Umar di ‘Usfan (sebuah wilayah diantara Mekah dan Madinah, pent). Pada waktu itu Umar mengangkatnya sebagai Gubernur Makkah. Maka Umar pun bertanya kepadanya, “Siapakah yang kamu angkat sebagai pemimpin bagi para penduduk lembah?”. Nafi’ menjawab, “Ibnu Abza.” Umar kembali bertanya, “Siapa itu Ibnu Abza?”. Dia menjawab, “Salah seorang bekas budak yang tinggal bersama kami.” Umar bertanya, “Apakah kamu mengangkat seorang bekas budak untuk memimpin mereka?”. Maka Nafi’ menjawab, “Dia adalah seorang yang menghafal Kitab Allah ‘azza wa jalla dan ahli di bidang fara’idh/waris.” Umar pun berkata, “Adapun Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wa sallam memang telah bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengangkat dengan Kitab ini sebagian kaum dan dengannya pula Dia akan menghinakan sebagian kaum yang lain.” (HR. Muslim dalam Kitab Sholat al-Musafirin [817])
Dari Utsman bin Affan radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari dalam Kitab Fadha’il al-Qur’an [5027])
3. Sebagai perdagangan yang tidak pernah merugi
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-30).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
قال قتادة رحمه الله: كان مُطَرف، رحمه الله، إذا قرأ هذه الآية يقول: هذه آية القراء.
“Qatadah (wafat: 118 H) rahimahullah berkata, “Mutharrif bin Abdullah (Tabi’in, wafat 95H) jika membaca ayat ini beliau berkata: “Ini adalah ayat orang-orang yang suka membaca Al Quran” (Lihat kitab Tafsir Al Quran Al Azhim).
Asy Syaukani (w: 1281H) rahimahullah berkata,
أي: يستمرّون على تلاوته ، ويداومونها .
“Maksudnya adalah terus menerus membacanya dan menjadi kebiasaannya”(Lihat kitab Tafsir Fath Al Qadir).