Sebuah video yang viral merekam gambar seorang imam masjid yang tetap bertahan saat gempa mengguncang Lombok, Bali, dan Sumbawa dengan kekuatan hingga 7 Skala Richter.
Imam tersebut terus menjaga shalatnya dan tak putus melantunkan ayat kursi sementara tubuhnya bergoyang kencang.
Masjid tempat Imam tersebut adalah masjid As Syuhada dan berlokasi di Denpasar, Bali.
Menurut pengurus masjid, Imam yang menjadi perbincangan dunia maya bernama Syekh Arafat. Ia berasal dari negara Yaman, dan saat gempa terjadi imam masjid sedang memimpin shalat Isya.
Tak Sengaja Live di Facebook
Ipung pengurus masjid mengaku, rekaman memang dilakukan oleh pengurus masjid untuk mengabadikan suara imam yang indah dan merdu.
“Kami memang sudah berniat merekam beliau, karena beliau memiliki suara yang indah dan merdu. Dan setiap memimpin shalat, kami menyukai suaranya, dan ingin orang lain juga mendengar dan bisa menikmati suara beliau. Makanya kami rekam,” ujar Ipung. Ia mengatakan, mengambil gambar saat Imam Syekh Arafat sedang memimpin salat itu dilakukan untuk live di Facebook.
Ipung mengaku tidak berencana macam-macam, dan juga tidak menyangka akan terjadi gempa. Ia hanya ingin membagi kepada orang lain soal lantunan merdu suara Syekh Arafat.
“Saat gempa terjadi saya berada di belakang mimbar, saya juga ikut berjamaah,” ujarnya.
Saat ini, Syekh Arafat memilih tidak mau bertemu dengan media. Ia khawatir akan ada terselip riya jika ia berbicara pada media.
Alasan Syekh Arafat tetap Melanjutkan Shalat
Ipung mengaku sempat berbincang dengan Syekh Arafat saat gempa berhenti dan shalat selesai dilakukan. Ia bertanya mengapa Syekh Arafat tetap melanjutkan salat dan tak melarikan diri ketika gempa mengguncang dengan kuat.
“Syekh bilang, sebagai Muslim kita wajib menyerahkan nyawa kita pada Allah SWT. Dan saat itu ia adalah Imam sehingga wajib mempertahankan shalatnya hingga selesai.”
“Menurut Syekh Arafat, gempa ini tidak seberapa jika dibandingkan kepanikan kita di Yaumil Akhir nanti,” tutur Ipung.
Syekh Arafat saat menjadi Imam juga secara spontan melantunkan ayat kursi dan mengulang kalimat pertama di ayat kursi, karena mengagungkan kebesaran Allah yang ditunjukkan melalui gempa bumi.
Masjid As Syuhada tidak mengalami kerusakan berat meski gempa cukup kuat menggoyang. Hanya bagian lantai masjid yang mengalami retak-retak. Ipung mengatakan untuk sementara lantai masjid akan disemen untuk menutup keramik-keramik tajam yang retak dan rusak di bagian lantai

X