Kebanyakan dari kita pasti pernah mendengar kisah pertarungan antara David dan Goliath. Iya kisah ini menceritakan tentang pertarungan seorang manusia biasa yang berhasil menang melawan seorang raksasa yang memiliki kekuatan yang luar biasa. Kisah ini begitu mendunia, hingga banyak dari umat Islam pun mengetahuinya. Bahkan film David versus Goliath diputar dibioskop Indonesia tanggal 1 Maret 2016 kemarin.
Tapi ironisnya, masih banyak umat Islam yang tidak mengetahui bahwa kisah pertarungan antara David melawan Goliath ini tertulis dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 251, “Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendakiNya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.”
Kisah pertarungan antara David dan Goliath ini sesungguhnya kisah pertarungan antara nabi Daud AS melawan Jalut. Dikisahkan ketika itu nabi Daud AS yang berasal dari keturunan Bani Israil masih berusia sangat muda dan belum diangkat sebagai Nabi.
Kaum Bani Israil ketika itu hidup tertindas oleh kekuasaan Jalut yang menguasai tanah Palestina. Jalut adalah seorang penguasa kejam dan bertubuh sangat besar layaknya raksasa, pada masa itu tidak satu manusia yang berani dan mampu melawan Jalut.
Allah SWT kemudian mengangkat seorang penggembala Bani Israil yang bernama Thalut untuk menjadi pemimpin Bani Israil. Dimana saat itu Bani Israil dikenal mempunyai sifat keras kepala dan pembangkang untuk berperang melawan Jalut. Terbukti pada awalnya Bani Israil menolak Thalut, karena hanya seorang pengembala miskin. Ia bukan keturunan Lawi bin Yakub, bukan pula keturunan Yahuza bin Yakub. Lawi dan Yahuza merupakan saudara Nabi Yusuf, putra Nabi Yakub bin Nabi Ishaq bin Nabi Ibrahim.
Hal tersebut dijelaskan dalam Allah SWT dalam Al Qur’an, “Nabi mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu”.
Mereka menjawab: “Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?”
Nabi (mereka) berkata: “Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa”. Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al Baqarah ayat 247)
Maksud Nabi mereka adalah Nabi sesudah Musa dan sebelum Daud diangkat jadi Nabi yaitu Nabi Shammil. Ibunya bernama Hubla sebagai keturunan Lawi yang tersisa, sebab sebelumnya Bani Israil selalu membunuh para Nabi. Sebagai pembawa risalah, Nabi Shammil lah yang mengajak Bani Israil untuk berperang dan yang menemukan Thalut sebagai calon pemimpin mereka.
Dan peperangan pun di mulai. Setelah mendapatkan kepercayaan, Thalut yang awalnya memimpin 70 ribu pasukan. Namun pada akhirnya Thalut hanya membawa 300-san pasukan yang taat dan shalih, termasuk Daud muda yang belum diangkat menjadi Nabi. Sebab banyak diantara mereka melanggar perintah untuk tidak meminum air secara berlebihan diperjalanan Sahara. Kondisi psikis mereka tetiba berubah pucat dan takut perang.
Meskipun harus kehilangan banyak pasukannya, namun Thalut juga berhasil memporak-porandakan pasukan Jalut hingga akhirnya hanya ada Jalut dan beberapa pengikut setianya. Namun tahukah anda? Tidak ada satu pun tentara Thalut yang berani maju melawan Jalut yang memiliki tubuh sangat besar. Kebanyakan dari mereka merasa sangat takut melawan Jalut karena dengan ukuran tubuh manusia normal sangat mustahil untuk memenangkan pertempuran itu.
Allah SWT berfirman, “Tatkala Jalut dan tentaranya telah tampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa, ‘Ya Tuhan Kami tuangkanlah kesabaran atas diri kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.” (Q.S. Al-Baqarah: 250)
Disaat genting seperti itulah, Daud muda mengajukan diri secara sukarela untuk bertarung melawan Jalut. Dengan keimanan dan keikhlasan semata-mata hanya Allah SWT, Daud tidak gentar sedikit pun menghadapi Jalut sang raksasa zholim. Nabi Daud AS sangat yakin bahwa kekuatan sesungguhnya tidak hanya terletak pada kekuatan fisik semata, kekuatan yang hakiki sesungguhnya terletak pada keyakinan dan keteguhan iman seseorang terhadap kebesaran Allah SWT.
Allah SWT berfirman, “Bersabarlah atas segala apa yang mereka katakan, dan ingatlah hamba Kami Daud yang mempunyai kekuatan, sesungguhnya dia amat taat (Kepada Tuhan). Sesungguhnya Kami menundukkan gunung – gunung untuk bertasbih kepada dia (Daud) di waktu petang dan pagi. Dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masingnya amat taat kepada Allah. Dan Kami kuatkan kerajaannya dan kami berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan.” (Q.S. As Shaad ayat 17-20)
Maka pertarungan yang sekilas terlihat tidak seimbang pun dimulai. Dengan menyebut nama Allah yang kuasa dan hanya berbekal sebuah tongkat, ketapel dan 3 buah batu kerikil Daud muda tidak ragu bertempur melawan Jalut. Meskipun Daud muda berukuran seperti manusia pada umumnya, namun Daud as berhasil menghindar dari tebasan pedang Jalut dan berkat keteguhan imannya kepada Allah SWT, maka pertolongan pun diturunkan kepada Daud as.
Daud as meletakkan salah satu batu di ketapelnya dan dilepaskannya ke udara, dengan seijin Allah SWT angin menjadi sahabat nabi Daud AS dan membuat batu meluncur dengan teramat keras. Batu itu kemudian jatuh tepat di dahi jalut dan membuat jalut jatuh tersungkur dan kemudian tewas.
Sebelumnya, Thalut pernah berjanji barangsiapa yang berhasil membunuh Jalut maka akan dinikahkan dengan putrinya serta memberinya separuh kepemimpinan kerajaan Bani Israil. Daud pun mendapat bonus hadiah tersebut. Hingga usia Daud mencapai 40 tahun, Thalut meregang nyawa. Daud pun menggantikan posisi Thalut menjadi raja Bani Israil. Tak hanya itu, Allah pun mengangkat Daud sebagai nabi dan Rasul, serta diturunkan kepadanya kitab suci Zabur.
Hikmah
Pertarungan nabi Daud AS melawan jalut yang bertubuh sangat besar lengkap dengan pedang dan baju besinya, menjadi pelajaran bahwa mereka yang besar dan kuat belum tentu menang terhadap mereka yang kecil namun memiliki iman yang kuat kepada Allah SWT.
Kisah serupa terjadi pada saudara-saudara kita di Palestina yang sedang berjuang melawan kaum zionis Israel. Dengan menggunakan kerikil dan batu-batu kecilnya, para mujahid Palestina harus berhadapan dengan tank-tank tempur canggih di Israel. Namun hingga kini zionis Israel belum mampu mengalahkan bangsa Palestina yang pantang menyerah. Perjuangan bangsa Palestina mempertahankan tanahnya dan menegakkan agama Allah SWT hingga kini sesungguhnya dapat menjadi bukti kuasa Allah SWT, atas umatnya yang terpilih. Maka jangan sekalipun kita takut dan gentar menghadapi musuh yang sangat kuat sekalipun, karena sesungguhnya pertolongan Allah sangat dekat, dan Allah SWT akan selalu ada disekitar umatnya yang beriman.
Rinci penjelasan lihat di :
- Tafsir Ath Thabari yang memaparkan kisah tersebut hingga berpuluh halaman.
- Tafsir Ibnu Katsir.
- Kitab Stories of The Prophet, Tafsir IbnuKatsir.
Ket :
Serangkaian kisah Shammil (Samuel), Talut (Saul), Jalut (Goliath) dan Daud (Davidh) tersebut dikabarkan dalam Al-Qur’an surah Al Baqarah ayat 246 hingga 251.
Kisah tersebut pun terdapat dalam Al-Kitab dengan pemaparan kisah yang teramat panjang. Bible mengisahkannya secara panjang lebar, namun inti kisah tak jauh berbeda seperti yang termaktub dalam Al-Qur’an meski dalam beberapa hal terjadi perbedaan.