Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan mengamalkannya, Allah tidak butuh dengan ia meninggalkan makan dan minumnya (puasanya).” (HR. Bukhari).
Jadi dalam berpuasa kita harus meninggalkan perkataan dusta dan bersabar jika ada yang mencelamu sebagaimana riwayat lain,
Rasulullah saw bersabda, “Puasa bukanlah (menahan diri) dari makan dan minum (semata), akan tetapi puasa itu menahan diri dari perbuatan sia-sia dan keji, jika ada orang yang mencelamu atau berlaku jahil atasmu, katakanlah : “Aku sedang puasa, aku sedang puasa.” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Al-Hakim dengan sanad shahih).
Jangan sampai kita berpuasa hanya mendapat lapar dan haus saja.
“Banyak orang yang puasa, bagiannya dari puasa hanyalah lapar dan dahaga.”_
(HR. Ibnu Majah, Ad-Darimi, Ahmad dan Al-Baihaqi dengan sanad shahih).
Puasa adalah sarana yang menyampaikan seseorang kepada derajat taqwa, oleh sebab itu hendaklah orang yang sedang berpuasa turut mempuasakan semua anggota tubuhnya dengan menjauhi segala yang dilarang oleh Allah Ta’ala dan RasulNya – yakni :
- Mempuasakan lisan.
- Mempuasakan mata.
- Mempuasakan telinga.
- Mempuasakan perut.
- Mempuasakan syahwat.
- Mempuasakan tangan.
- Mempuasakan kaki.
- Mempuasakan hati, dll.
والله أعلم بالصواب
Oleh : MQM Membangun Pribadi Qur’ani