Oleh : Persatuan Ulama Islam Sedunia (Al Ittihad al Alamiy li Ulama al-Muslimin)
 
Landasan pertama dimana umat tegak diatasnya dan dengannya adalah akidah Islam. Karena itu tugas umat ini adalah menanamkan akidah, memeliharanya, mengokohkannya, melindunginya, serta menebarkan cahayanya ke seluruh penjuru dunia. Akidah Islam tercermin dalam keimanan kepada Allah, malaikat, kitab suci, para rasul dan hari akhir
Firman Allah swt : “Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya dan hari kemudian sesungguhnya orang itu telah tersesat sejauh-jauhnya” (Q.S. An Nisa : 136)
Akidah Islam adalah akidah yang membangun, bukan menghancurkan serta menyatukan bukan memecah belah. Pasalnya ia tegak diatas peninggalan seluruh risalah Tuhan dan tegak diatas keimanan kepada rasul-Nya.
Firman Allah swt : “Wahai ahlul kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kalian, bahwa kita tidak menyembah kecuali Allah. Kita tidak mempersekutukan Dia dengan sesuatupun, serta sebagian kita tidak menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah” (Q.S. Ali Imran : 64)
As Sunah menambah kelima rukun iman yang terdapat dalam Al Qur’an dengan iman kepada qadar. Ia termasuk dalam aspek keimanan kepada Allah swt, karena terkait dengan ilmu,kehendak dan kekuasaannya. Seluruh yang terjadi di alam ini terwujud dengan takdir dan pengaturan Allah, bukan terjadi begitu saja.
Akidah Islam mencerminkan sudut pandang kaum muslimin terhadap dunia, Tuhan, materi, alam, kehidupan, apa yang ada dibalik kehidupan, dan alam yang tak terlihat oleh mata. Dengan kata lain, ia merupakan sudut pandang kaum muslimin kepada Khalik dan makhluk ,dunia dan akhirat, serta alam nyata dan alam gaib. Siapa yang tidak mengenal hakikat dunia, tirainya akan tersingkap di akhirat.
Kita berpandangan bahwa Islam tidak mengenal adanya perdukunan dan orang-orang suci yang memonopoli agama. Imam dalam shalat adalah pemimpin, bukan orang suci. Setiap muslim bisa saja menjadi imam selama memenuhi syarat-syarat agama.
Kalaupun ada muslim yang melakukan dosa besar dan kecil, Allah berikan hal yang bisa menjadi pembersih dan penghapusnya. Entah itu wudhu, shalat, puasa, sedekah, zikir, ujian dan cobaan yang menimpa disertai istighfar dan tobat.
Ulama agama dalam Islam adalah pewaris nabi sekaligus pimpinan umat. Mereka merupakan ahli dalam bidang spesialisasi mereka yang menjadi rujukan sebagaimana para pemilik ilmu lain. Setiap muslim kalau ia mau bisa menjadi ulama agama dengan cara belajar dan mengambil spesialisasi, bukan dengan pewarisan, dengan gelar, pakaian, dan monopoli.
Islam menolak adanya pemilahan ilmu yang bersifat ilmu agama dan ilmu non agama. Sehingga tidak ada keterpisahan antara manusia, pengajaran, hukum, dan lembaga.Semuanya harus dalam memperjuangkan Islam.
Referensi: Buku 25 Prinsip Islam Moderat
Penyusun: Al Ittihad al Alamiy li Ulama al Muslimin (Persatuan Ulama Islam Sedunia)
Penerbit: Sharia Consulting Center (Pusat Konsultasi Syariah)