Panah yang beracun adalah pandangan, jika kita tidak mampu mejaga pandangan maka kemaksiatan dan segala sesuatu yang haram didepan mata kita akan terlihat.
Dan kita gunakan kedua bola mata yang sudah Allah amanahkan ini untuk melihat yang haram. Memang tak semudah membalikan telapak tangan untuk menjaga pandangan.
Akan tetapi hamba yang patuh dan tunduk kepad Allah akan senantiasa berusah sekuat mungkin untuk menjaga pandanganya.
Seperti kisah seorang tabiin bernama Rabi’ bin Khutsaim rahimahullah yang dikenal senantiasa menundukkan pandangannya.
Suatu hari ia melewati sekumpulan wanita. Ia tidak sanggup memandang wanita-wanita tersebut. Yang ia lakukan adalah menundukkan pandangannya dan memandang dadanya sendiri.
Sampai para wanita pun menyangka, jangan-jangan Rabi’ itu buta. Padahal Rabi’ bin Khutsaim hanya ingin menjaga pandangannya, ia tak ingin melihat suatu yang haram, yang jelas di benci oleh Allah.
Sedangkan kita? Semoga kita berusaha menjadi Rabi’ bin Khutsaim di zaman sekarang, yang ujian pandanganya lebih besar dari pada di zaman Rabi’ bin Khutsaim, semoga pahalanya pun semakin berlipat.
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya.” (QS. An-Nur: 30-31)
Semoga Allah menjauhkan kita dari berbagai macam godaan yang merusak.