PERTEMUAN Ulama Asia Tenggara, Asia Barat Daya, Afrika, dan Eropa yang dilaksanakan di Padang, Sumatra Barat, melibatkan banyak negara.
Pertemuan Dai dan Ulama Se-Asia Tenggara, Afrika dan Eropa atau Multaqa III di Masjid Raya Sumbar di Padang, Senin (17/7).
Sebanyak sepuluh negara se-ASEAN mengirimkan ulama maupun dai. Sepuluh negara itu yakni Filipina, Thailand, Myanmar, Kamboja, Brunei Darussalam, Singapura, Vietnam, Timor Leste, Malaysia, dan Laos.
Ulama yang hadir yakni
- Zaid, Napsa Ahmad, Jamal Munib, Muhammad Yusuf Ocfemia (Filipina),
- Shafee Kara dan Ilyas Assidki (Thailand),
- Mustofa Yachun (Myanmar),
- Hasan Soleh dan Shalah Shaleh (Kamboja),
- Abdurrasyid Muhammad (Brunei),
- Muhammad Azri Azman dan Rasman (Singapura),
- Dr Basiron dan Dao Thanh Him (Vietnam),
- Julio Muslim Dacosta dan M. Anwar Dacosta (Timor Leste),
- Ismail Usmar dan Dr Abdul Basith (Malaysia),
- serta Imam Yahya (Laos)
“Dari Saudi Arabia mengutus Syaikh Hasan Bugis,” terang Ustad Usman Baco, pada kesempatan sama.
Ulama Timur Tengah lain yang hadir antara lain Syaikh Khalid Al Hamudi (Ketua Dewan Pembina Yayasan Al Manarah Al Islamiyah Arab Saudi) dan mantan Presiden Sudan, Abdel Rahman Swar Al-Dahab.
Tidak itu saja, tuan rumah Kota Padang juga mengutus 179 dai dan ulama. Begitu juga utusan dai dan ulama se-Sumatra Barat luar Kota Padang sebanyak 139 orang. Termasuk dai dan ulama tambahan dari Indonesia sebanyak 24 orang.
“Tamu Saudi Arabia, Eropa dan Afrika hadir sebanyak 60 orang. Begitu halnya dari perwakilan Ormas dan Tokoh sebanyak 25, serta dari Yayasan Al Manarah Al Islamiyah sebanyak 27 orang,” tukasnya.
Ratusan ulama sedunia yang tengah berkumpul di Padang, Sumatra Barat, menolak tegas radikalisme dan terorisme. Mereka ingin menunjukkan Islam adalah agama cinta damai.
“Urgensinya ada silaturahmi, ada sinergi tertutama dai Asia Tenggara, dan tentu kita bergembira datang ulama dari berbagai wilayah dan banyak negara. Tapi terpenting lagi menyamakan pemahaman, Islam yang benar-benar moderat, dan bisa membawa rahmat bagi kita semua,” ujar Zaitun, Ketua Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara
Zaitun menyebutkan, Indonesia selalu jadi tuan rumah karena merintisnya di Indonesia, termasuk juga karena Indonesia sebagai negara dengan populasi Islam terbesar di dunia.
Dalam pidato pembukaan acara, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno meminta peserta bisa menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam dunia.
“Bagi Sumbar ini menjadi berkah mengingat masyarakatnya sangat menjunjung tinggi ajaran Islam,” ujarnya.
Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah mengatakan ada banyak faedah ‘multiplayer effect’ yang akan didapatkan Kota Padang dengan terselenggaranya acara tersebut. Yakni, memperkuat keberadaan kompetensi ulama di Indonesia dan Sumbar sendiri, serta terbangunnya sinergi baik antara ulama di Asia, Afrika dan Eropa.
“Kota Padang akan menjadi kota yang berperan dalam agenda internasional, yakni dari Padang untuk persatuan Ummat. Diharapkan berbagai investasi juga akan mengalir ke Kota Padang.”
Anies Baswedan yang diundang panitia acara berpesan, untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan umat serta bersama menyelesaikan persoalan bangsa dan agama.
“Masyarakat Sumbar atau Minangkabau memiliki keterikatan erat dengan DKI Jakarta. Sebab, lanjutnya, banyak warga Minang berdomisili di DKI dan diharapkan memberikan dukungan kepada perkembangan dan pembangunan Jakarta.”
Disadur : Antara/MediaIndonesia/Kumparan