Ringkasan Kajian Kitab Riyadhus Shalihin Bab ke-75
MEMAAFKAN DAN BERPALING DARI ORANG-ORANG BODOH
Ahad, 24 Januari 2016
Pkl. 18.00-19.30
Di Majelis Ta’lim Al Iman, Jl. Kebagusan Raya No.66, Jakarta Selatan
Bersama:
Oleh : Ust. Rasyid Bakhbabazy, Lc
Ayat Al Qur’an dan Hadits Nabi yang dikaji adalah sebagai berikut:
Ayat Al Qur’an
Surat Al-A’raf ayat 199
“Jadilah engkau pemaaf dan perintahkanlah orang mengerjakan yang makruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh”
Penjelasan:
Yang di maksud bodoh di sini adalah sikapnya yang salah/tidak benar.
Surat Al-Hijr ayat 85
“…Maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik”
Surat An-Nur ayat 22
“…Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampuni mu?”
Penjelasan:
Jika kita di hadapkan kepada sikap orang yang tidak baik maka berpalinglah dengan tidak memberikan balasan dan dengan hati yang lapang (tidak marah) dan hendaklah memberikan maaf.
Surat Ali Imran ayat 134
“… Dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan”
Penjelasan:
Termasuk bagian dari kebajikan adalah memberikan maaf.
Surat Asy-Syura ayat 43
“Namun, orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang di utamakan”
Penjelasan:
Memaafkan adalah sesuatu yang diharapkan dan diperintahkan oleh syari’at.
Hadits-Hadits Rasulullah SAW
Dari Aisyah Ra. bahwa ia berkata kepada Nabi SAW “Saya bertanya kepada Nabi SAW ‘Pernahkah engkau mengalami penderitaan yang lebih berat dari perang uhud?’ Beliau menjawab, ‘Sungguh aku telah mendapat penderitaan karena (perbuatan) kaummu sedang yang paling berat adalah pada hari aqabah. Ketika aku menyempatkan diri untuk mengajak putra Abdul Yalail bin Abdul Kulal, ia tidak menyambutku sebagaimana harapanku. Kemudian aku pergi dengan perasaan sedih sekali dan tidak sadar. Namun sesampainya di Qarnuts Tsa’lib aku sadar dan mengangkat kepalaku. Waktu itu, aku dinaungi oleh awan. Setelah aku memandangnya, ternyata di situ ada malaikat Jibril As. Ia memanggilku seraya berkata, ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala mendengar kaummu mencela dan menolak ajakanmu. Dan Allah mengutus malaikat penjaga gunung untukmu. Ia akan memenuhi apa saja yang kamu kehendaki terhadap mereka’. Kemudian malaikat penjaga gunung memanggilku dan mengucapkan salam seraya berkata, ‘Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah telah mendengar ucapan kaummu dan aku adalah malaikat penjaga gunung. Allah telah mengutusku untuk memenuhi perintamu. Maka apakah yang kamu kehendaki? Apabila kamu menghendaki, akan aku runtuhkan dua gunung itu untuk menyiksa mereka.’ Nabi SAW menjawab, ‘Aku masih berharap semoga Allah mengeluarkan dari tulang belakang mereka orang yang beribadah (menyembah) pada Allah Yang Maha Esa dan mereka tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun‘.” (HR. Al-Bukhari: 3231).
Aisyah Ra. berkata, “Rasulullah SAW tidak pernah memukul apapun dengan tangannya, ia juga tidak pernah memukul istri-istri dan pelayannya. Kecuali, apabila beliau berjihad di jalan Allah. Dan ketika beliau disakiti, beliau sama sekali tidak membalas orang yang menyakitinya, kecuali bila apa yang telah diharamkan Allah Ta’ala itu dilanggar, maka beliau membalas karena Allah Ta’ala” (HR. Muslim: 2328).
Anas Ra. berkata, “Saya pernah berjalan bersama Rasulullah SAW dan beliau mengenakan baju buatan negeri Najran yang kasar tepinya. Lalu ada seorang Arab Badui yang menemuinya, kemudian ia menarik-narik selendang beliau dengan kuat. Saya melihat leher beliau terdapat bekas ujung baju, karena kerasnya tarikan orang Badui itu. Kemudian ia berkata, ‘Wahai Muhammad SAW berikanlah kepadaku harta Allah yang ada padamu.’ Beliau menoleh kepada orang Badui itu. Sambil tersenyum beliau menyuruh untuk memenuhi permintaan orang Badui itu’.” (HR. Al-Bukhari : 3149 dan Muslim : 1057).
Penjelasan Hadits:
Pembalasan tidak menunjukkan ketinggian akhlak, karena seorang Ibadurrahman (hamba Allah) berjalan dengan rendah hati dan membalas keburukan dengan kata-kata yang lebih baik.
Ibnu Mas’ud Ra. berkata, “Seolah-olah saya masih dapat melihat Rasulullah SAW ketika beliau menceritakan seorang Nabi dari para Nabi Shalawatullah wasalamuhu’alaihim, yaitu ketika Nabi tersebut dipukul oleh kaumnya hingga menyebabkan keluar darahnya dan Nabi itu mengusap darah tersebut dari wajahnya sambil berdoa, ‘Ya Allah, ampunilah kaumku karena sesungguhnya mereka itu tidak mengetahui’.” (HR. Al-Bukhari : 3477, 54 dan Muslim : 1792).
Penjelasan Hadits:
Sebenarnya Nabi yang di maksud dalam kisah ini adalah Rasulullah SAW sendiri, tapi Rasulullah SAW tidak menyebutkannya karena sikap tawadhu’ beliau. Dan dari kisah ini maka pantaslah Rasulullah SAW disebut sebagai Rahmatan Lil’aalamin dan yang memiliki akhlak yang agung.
Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bukannya orang yang kuat itu adalah orang yang menang dalam gulat, akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan dirinya ketika marah.” (HR. Al-Bukhari : 6114 dan Muslim : 2609, 107)
Penjelasan Hadits:
Yakni menahan marah padahal dia mampu untuk membalasnya, inilah orang yang kuat.
***
Majelis Ta’lim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
● Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
● Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
● Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Ta’lim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
? Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!