Nabi Muhammad saw tak pernah jijik dengan istrinya yang sedang haid sebagaimana kebiasaan Arab dan Yahudi. Beliau tetap mesra, hanya menghindari jima’/hubungan badan.
Saat Aisyah haid, Nabi tiduran dipangkuannya sambil baca Al Qur’an atau meletakkan kepala diantara paha Aisyah bahkan tertidur.
Untuk shalat malampun, Nabi minta izin pada istri yang sedang bersama dikasur. “Apa kau izinkan malam ini aku menghadap Rabbku?”
Karena sempitnya kamar Nabi, saat shalat malam beliau berdiri hadap Aisyah. Jika sujud disentuhnya kaki sang istri agar ditekuk.
Nabi suka minum air susu diwadah yang sama dengan istrinya, seringkali ditepatkan dibekas bibirnya. Makan anggur, zaitun dan buah lain segigit berdua.
Nabi suka mandi bersama dan bercanda main air dengan istrinya. Bahkan pada Saudah yang sudah tua. Usia tak menghalangi kemesraan itu.
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah, ProU Media
Related Posts
Pengadilan Eropa: Menghina Nabi Muhammad Bukan Kebebasan Berekspresi
STRASBOURG - Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR) memutuskan, pada hari Kamis (25/10/2018), bahwa menghina Nabi Muhammad tidak bisa berlindung di bawah dalih kebebasan berekspresi. Pelaku bisa dihukum...
Mengapa Ridho Suami Itu Surga Untuk Para Istri?
SEORANG suami tak pelak adalah seorang pemimpin dalam sebuah rumah tangga. Hingga, tak heran, dalam Islam, kedudukan seorang suami menempati beberapa keutamaan. Utamanya adalah ridho seorang suami juga...