Oleh: Lia Nurbaiti
Kali ini kita akan menjumpai seorang sahabat wanita Rasulullah saw. Wanita yang mulia, penyabar, pejuang dan wanita yang beriman kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Ia seorang yang kuat menanggung beban perjuangan Islam sepanjang siang dan malam. Ia adalah bibi Rasulullah saw, Shafiyyah binti Abdul Muthalib Al-Hasyimiyyah ra.
Sosok Wanita Terpandang
Shafiyyah binti Abdul Muthalib ra. adalah wanita yang penuh kemuliaan. Allah karuniakan kepadanya keluarga yang mulia, lingkungan yang baik dan dilingkupi orang- orang yang terkemuka pada masanya.
Bagaimana tidak, Shafiyyah binti Abdul Muthalib adalah putri dari kakek Rasulullah saw yaitu, Abdul Muthalib. Sementara ibunya adalah Halah binti Wahab, saudara kandung Aminah binti Wahb, ibunda Rasulullah saw.
Suami pertama Shafiyyah adalah Al-Harits bin Harb, saudara kandung Abu Sufyan bin Harb, tokoh terkemuka Bani Umayyah. Al-Harits meninggal dunia lebih dulu kemudian Shafiyyah menikah lagi dengan Al-‘Awwam bin Khuwailid, saudara kandung Khadijah binti Khuwailid, wanita paling terpandang di masa jahiliyah dan Ummul Mukminin pertama di masa Islam.
Putra Shafiyyah adalah Zubair bin Al-‘Awwam yang dikenal julukan hawari (pengawal setia) Rasulullah saw. Dengan latar belakang keluarga yang penuh kemuliaan ini, adakah yang lebih diidam-idamkan oleh setiap orang dari yang dimiliki oleh Shafiyyah (tentunya selain kemuliaan iman)??
Pengaruh Keluarga Terhadap Pembentukan Karakter Shafiyah
Shafiyyah dibesarkan di lingkungan keluarga Abdhul Muthalib, seorang pemimpin Quraisy dan tokoh yang paling terkemuka, sehingga sangat disegani oleh setiap orang. Selain itu, dia juga seseorang yang bertugas memberikan makanan kepada seluruh orang yang menunaikan haji (As-Siqaayah).
Kemuliaan dari keluarga dan orang-orang sekitarnya membuat Shafiyyah menjadi wanita yang kuat, tangguh, pemberani layaknya ksatria ia pandai menunggang kuda dan memanah dan menggunakan pedang. Tidak hanya itu ia juga seorang wanita yang cerdas dan pandai dalam sastra.
Ketika ayahandanya meninggal dunia, ia merasa sangat sedih dan terpukul karena Abdhul Muthalib adalah ayah yang sangat ia cintai.
Orang-orang yang Besar Terlahir dari Ibu yang Agung
Jika kita melihat banyak peristiwa dari orang-orang besar adalah tidak luputnya pengaruh dari ibunda mereka. Ibunda yang sangat berperan dalam membentuk karakter dan pola fikir anak. Seorang ibu muslimah yang taat pada Allah akan mampu memberi pengaruh positif, menyentuh emosi dan menanamkan prinsip-prinsip akhlak mulia didalam hati mereka hingga mendarah daging.
Zubair Al-‘Awwam adalah salah satu buktinya. Ia adalah seorang ksatria Rasulullah saw. yang memiliki keberanian dan kemampuan jauh diatas rata-rata, sehingga Al-Faruq Umar bin Khattab menyetarakannya dengan 1000 pasukan. Ini terjadi pada saat pasukan muslim akan menaklukan Mesir. Umar mengirim bantuan kepada pasukan muslim yang sedang mengalami masalah.
Dalam suratnya kepada pemimpin pasukan muslim saat itu, Amr bin Al-‘Ash, Umar berkata “Amma ba’du, sesungguhnya aku membantu pasukanmu dengan 4000 pasukan baru. Maksudnya aku mengirim 4 orang yang setiap orang dari mereka setara dengan 1000 pasukan. Mereka adalah Zubair bin Al-‘Awwam, Miqdad bin ‘Amr , ‘Ubadah bin Ash-Shamit dan Maslamah bin Khalid “.
Ketajaman firasat Umar terbukti benar. Catatan sejarah menuturkan bahwa Zubair tidak hanya setara dengan 1000 pasukan, melainkan bisa disetarakan dengan seluruh anggota pasukan karena perannya sangat besar. Dalam perang tersebut, Zubair naik keatas benteng musuh yang sangat kuat seorang diri, lalu terjun ke tengah-tengah pasukan musuh sambil memekikan gema takbir “Allahu Akbar” untuk membuka pintu gerbang. Zubair pun berhasil, hingga pasukan muslim dapat menembus benteng tersebut dengan leluasa dan menghancurkan musuh sebelum sadar dari keterkejutannya.
Pahlawan besar ini adalah hasil didikan ibunya, Shafiyyah binti Abdhul Muthalib ra, bibi Rasulullah saw.
*bersambung