Tadabbur Q.S. Al Baqarah ayat 183
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
[الجزء: ٢ | البقرة ٢ | الآية: ١٨٣]
Tadabbur 1:
Allah memanggil orang beriman; bukan semua orang. Sebab yang mau mendengar dan mau taat hanya orang yang memiliki iman.
Saat Abdullah ibn Mas’ud ra diminta nasihat, beliau berkata:
“Bila Allah memanggil dengan ‘Ya ayyuhal Ladzina amanu’, perhatikan baik-baik! Sebab setelah itu ada kebaikan yang Allah perintahkan atau ada keburukan yang Dia larang.”
Itulah panggilan sayang Allah kepada setiap mukmin..
Tadabbur 2:
Puasa adalah kewajiban yang istimewa. Pasalnya, bila shalat, zakat dan lain-lain lebih kepada “menunaikan” dan “mengerjakan”.
Maka puasa sesuai dengan makna bahasanya adalah “menahan” diri untuk tidak melakukan.
Dengan kata lain, puasa mendidik manusia beriman untuk memiliki kemampuan kontrol diri yang kuat.
Seorang mukmin harus mampu mengontrol diri dan nafsunya (terutama nafsu makan, minum, dan syahwat); bukan malah menjadi budak nafsu.
Dari sini dapat dipahami bila puasa adalah madrasah ilahi yang luar biasa sehingga penetapan kewajibannya menggunakan kata “كُتِبَ”.
Wallahu a’lam
Oleh : Ustad Fauzi Bahreisy