0878 8077 4762 [email protected]

Kepalsuan Hadist Kelebihan Tarawih Setiap Malam

Sebenarnya bagi mereka yang suka menghidupkan malam Ramadhan tidak perlu dengan adanya hadis palsu seperti ini, barulah mereka akan bersungguh-sungguh menghidupkan amalan Tarawih.
Oleh karena itu jangan dibaca dan disebarkan hadis palsu fadhilat solat tarawih setiap malam, nanti kita termasuk dalam golongan yang berdusta ke atas Nabi SAW, sehingga dilarang keras oleh Baginda Rasul.
Begini bunyi hadistnya; Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang keutamaan Shalat Tarawih pada Bulan Ramadhan. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

  1. Di malam pertama, Orang mukmin keluar dari dosanya , seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya.
  2. Di malam kedua, ia diampuni, dan juga kedua orang tuanya, jika keduanya mukmin.
  3. Di malam ketiga, seorang malaikat berseru di bawah Arsy: ‘Mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat.’
  4. Di malam keempat, dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan.
  5. Di malam kelima, Allah Ta’ala memberikan pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjid al-Haram, masjid Madinah, dan Masjid al-Aqsha.
  6. Di malam keenam, Allah Ta’ala memberikan pahala orang yang ber-thawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas.
  7. Di malam ketujuh, seolah-olah ia mencapai derajat Nabi Musa ‘alaihissalam dan kemenangannya atas Firaun dan Haman.
  8. Di malam kedelapan, Allah Ta’ala memberinya apa yang pernah Dia berikan kepada Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
  9. Di malam kesembilan, seolah-olah ia beribadat kepada Allah Ta’ala sebagaimana ibadah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  10. Di malam kesepuluh, Allah Ta’ala mengaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat.
  11. Di malam kesebelas, ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya.
  12. Di malam kedua belas, ia datang pada hari kiamat dengan wajah bagaikan bulan di malam purnama.
  13. Di malam ketigabelas, ia datang di hari kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.
  14. Di malam keempat belas, para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan shalat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya pada hari kiamat.
  15. Di malam kelima belas, ia didoakan oleh para malaikat dan para pemikul Arsy dan Kursi.
  16. Di malam keenam belas, Allah menerapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam surga.
  17. Di malam ketujuh belas, ia diberi pahala seperti pahala para nabi.
  18. Di malam kedelapan belas, seorang malaikat berseru, ‘Hai hamba Allah, sesungguhnya Allah ridha kepadamu dan kepada ibu bapakmu.’
  19. Di malam kesembilan belas, Allah mengangkat derajatnya dalam surga Firdaus.
  20. Di malam kedua puluh, Allah memberi pahala para Syuhada (orang-orang yang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang saleh).
  21. Di malam kedua puluh satu, Allah membangun untuknya gedung dari cahaya.
  22. Di malam kedua puluh dua, ia datang pada hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.
  23. Di malam kedua puluh tiga, Allah membangun untuknya sebuah kota di dalam surga.
  24. Di malam kedua puluh empat, ia memperoleh duapuluh empat doa yang dikabulkan.
  25. Di malam kedua puluh lima, Allah Ta’ala menghapuskan darinya azab kubur.
  26. Di malam keduapuluh enam, Allah mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun.
  27. Di malam keduapuluh tujuh, ia dapat melewati shirath pada hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.
  28. Di malam keduapuluh delapan, Allah mengangkat baginya seribu derajat dalam surga.
  29. Di malam kedua puluh sembilan, Allah memberinya pahala seribu haji yang diterima.
  30. Di malam ketiga puluh, Allah ber firman : ‘Hai hamba-Ku, makanlah buah-buahan surga, mandilah dari air Salsabil dan minumlah dari telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku.’

Sumber hadits ini disebutkan oleh Syaikh al-Khubawi dalam kitab Durrotun Nashihiin, hal. 16 – 17 (terbitan Mesir tahun 1949). Tetapi setelah dikaji ulama berbagai negara menunjukkan kepalsuan hadist atau dikenal hadist maudhu (palsu).
Berikut ini beberapa indikasi atas palsunya hadits tersebut :
1. Pahala yang terlalu besar untuk amalan yang sederhana.
Banyak keutamaan-keutamaan yang terdapat dalam hadits di atas termasuk dalam kejanggalan jenis ini, misalkan pada lafadz “Allah memberinya pahala seribu haji yang diterima.”
2. Yang lebih parah adalah seseorang bisa mendapatkan pahala sebanding dengan pahala para Nabi, disebutkan dalam keutamaan shalat tarawih pada malam ke-17.
Hal tersebut mustahil terjadi, karena sebanyak apapun amalan ibadah manusia biasa, tentu dia tidak akan mampu menyamai pahala Nabi.
Nubuwah (Kenabian) merupakan pilihan dari Allah semata. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al Hajj : 75.
3. Tidak terdapat dalam kitab-kitab hadits yang mu’tamad (sandaran hadistnya).
Hadits tentang 30 keutamaan shalat tarawih di atas, tidak terdapat dalam kitab-kitab hadits yang mu’tamad.
Syaikh DR. Lutfi Fathullah mengatakan, “Jika seseorang mencari hadits tersebut di kitab-kitab referensi hadits, niscaya tidak akan menemukannya.” Hal tersebut mengindikasikan bahwa hadits tersebut adalah hadits palsu.
Pendapat para Ulama
Lebih jauh lagi, apabila kita memperhatikan perkataan para ulama tentang hadits itu, tentu akan kita dapati mereka menganggapnya hadits palsu.
1. Al-Lajnah ad-Da’imah (Lembaga Fatwa Arab Saudi)
Al Lajnah ad Da’imah pernah ditanya tentang hadits tersebut, kemudian mereka menjawab,

كلا الحديثين لا أصل له، بل هما من الأحاديث المكذوبة على رسول الله صلى الله عليه وسلم

“Hadits tersebut tidak memiliki landasan dan termasuk dalam hadits-hadits dusta terhadap Rasulullah saw. (al Lajnah ad Daimah Li al Buhuts al Ilmiyah wa al Ifta’ No. 8050)
2. Disertasi Syaikh DR. Lutfi Fathullah
Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan beliau dimana disertasi beliau meneliti kitab Durratun Nashihin. Beliau mengatakan:
“Ada sekitar 30 persen hadits palsu dalam kitab Durratun Nashihin. Diantaranya adalah hadits tentang fadhilah atau keutaman shalat tarawih, (yaitu) dari Ali radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallaam ditanya tentang keutamaan shalat tarawih, (lalu beliau bersabda) malam pertama pahalanya sekian, malam kedua sekian, dan sampai malam ketiga puluh.”
Hadits tersebut tidak masuk akal. Selain itu, jika seseorang mencari hadits tersebut di kitab-kitab referensi hadits, niscaya tidak akan menemukannya.
4. Lembaga Fatwa Kesultanan Brunei Darussalam
Lembaga Fatwa Kesultanan Brunei juga menyatakan kepalsuan hadist tersebut,
“Setelah merujuk kepada kitab-kitab hadis yang muktabar di kalangan ahli Sunnah Wal Jama’ah, termasuk kitab-kitab yang menjadi sandaran dalam pencarian hadis-hadis. Sehingga setakat ini tidak dijumpai hadis-hadis yang khusus menyebutkan tentang kelebihan sembahyang Tarawih dengan menyatakan ganjaran yang diperolehi pada setiap malam Ramadhan sepertimana yang dinyatakan.
Apa yang telah ditemui setakat ini, hanyalah riwayat-riwayat yang hampir sama dengannya dan dihubungkan sanadnya kepada sayyidina Ali Bin Abu Talib iaitu tersebut dalam kitab Bihar Al-Majlisi, salah Ramadhan.
Dan kirab Was’a’il Al- Syi’ah karangan Al-Shiekh Muhammad bin Al-Hasan Al-Har Al-‘Amili dalam bab Istihab Al-Shalah Al-Mukhshushah Kulla Lailah min Syahr Ramadhan wa Awwal Yaum Minh.
Maka sehubungan itu, oleh karena hadis yang ditanyakan itu tidak diketahui sumbernya, yang boleh ditanyakan itu tidak diketahui sumbernya yang boleh dii’timad, maka ia mestilah dihentikan daripada dipromokan melalui radio ataupun televisyen.
Sekiranya Pusat Da’wah Islamiah ingin menggalakkan orang ramai supaya rajin dan bersungguh-sungguh mengerjakan sembahyang Tarawih, adalah lebih baik hadis-hadis yang dipromokan itu diambil daripada kitab-kitab yang muktabar.
Fadhilat sembahyang Tarawih yang ada disebut dalam hadis-hadis yang terkandung dalam kitab-kitab sunan yang muktabar hanyalah secara umum sahaja, tanpa menyebut fadhilat 30 malam Ramadhan itu.”
Badan yang mengisu fatwa : Jabatan Mufti Kerajaan, Jabatan Perdana Menteri, Negara Brunei Darussalam
Penulis/Ulama : Pehin Datu Seri Maharaja Dato Paduka Seri Setia
Tarikh Diisu : 1999
Nota: Fatwa Mufti Kerajaan 1999
Sumber: infad.usim – Fatwa Brunei – Hadis Palsu
Lihat Juga: http://www.al-ahkam.net/home/hadis-fadhilat-tarawih-tiada-dalam-kitab-muktabar-ahlus-sunnah
3. Mufti Terengganu, Negara Malaysia
Dikeluarkan oleh: Jabatan Mufti Terengganu, Malaysia
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Penyayang. Puji-pujian bagi Allah Subhanahu wata’ala, Selawat dan salam ke atas junjungan kita Nabi Muhammad Sallaahu ‘alaihi wasallam serta para sahabatnya.
Sejak beberapa tahun kebelakangan ini satu hadis tentang kelebihan tarawikh pada malam-malam ramadhan telah tersebar dengan meluas sekali.
Namun begitu setelah diajukan pertanyaan kepada beberapa tokoh agama tanah air tentang kedudukan hadis ini, dari manakah ianya diambil, semuanya tidak dapat memberikan penjelasan.
Dan setelah diteliti dalam kitab induk hadis seperti Sunan Sittah dan lain-lain kitab hadis lagi, ianya tidak ditemui. Begitu juga dalam kitab-kitab hadis palsu (maudhu`aat) sendiri pun tidak didapati hadis ini.
Ini menunjukkan bahawa hadis ini merupakan satu hadis yang baru diada-adakan sehingga ulama-ulama hadis dahulu yang menulis tentang hadis maudhu` pun tidak mengetahui akan wujudnya hadis ini.
Kita tidak menafikan kelebihan sembahyang tarawih dan kedudukannya didalam sunnah. Namun begitu kita tidak mahu umat Islam tertipu dengan berbagai-bagai janji palsu yang menyebabkan umat Islam mengerjakan amalan-amalan kebaikan dengan mengharapkan sesuatu yang sebenarnya tidak akan diperolehinya.
Dengan tersebarnya hadis-hadis palsu seumpama ini juga akan mencemarkan kesucian hadis Rasulullah s.a.w. yang dipelihara dengan dengan begitu baik oleh ulama-ulama kita dahulu.
Sumber fatwa malaysia : http://mufti.islam.gov.my/terengganu/?subid=10&parent=06
Selamat menjalankan ibadah puasa dan mendirikan qiyam Ramadhan. Semoga diberi ilmu agar dapat menjauhi dusta atas nama Nabi SAW.
 
Sumber : Abu Anas Madani.com & Muslim.or.id