0878 8077 4762 [email protected]

NASA: Sungai Eufrat Mengering, Terbukti Hadist Rasulullah Tentang Kiamat

Sungai Eufrat. Sungai terpanjang di Asia bagian Barat yang bermata air di Anatolia Turki dan bermuara di Teluk Persia ini mengalami proses mengering. Sungai sepanjang 2,781 meter itu menjadi perhatian khusus NASA.
Para ilmuwan NASA menemukan, sejak tahun 2003 hingga 2010, debit air sepanjang sungai Tigris dan Eufrat mulai Turki, Suriah, Irak hingga Iran telah kehilangan 144 juta kilometer kubik. Debit itu terus berkurang dalam jumlah besar pada periode 2010 hingga 2015.
Sementara penduduk sejumlah negara yang dilintasi Sungai Eufrat telah mulai berbicara tentang harta karun yang ada dalam sungai bersejarah itu.
Data ilmiah yang disajikan NASA dan fenomena masyarakat lokal mengingatkan kita pada hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang tanda hari kiamat.
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi sehingga sungai Eufrat surut menyibakkan gunung emas, di atasnya orang-orang berperang, sehingga dari setiap 100 orang, akan terbunuh 99 orang. Setiap orang dari mereka mengatakan, “Mudah-mudahan, akulah orang yang selamat itu.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Dalam sebuah hadits disebutkan, “Hampir tiba masanya, sungai Eufrat surut menyingkapkan pembendaharaan emas. Siapa yang menghadirinya, janganlah mengambilnya sedikitpun.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Ibnu Hajar dalam menyarahkan hadist ini mengatakan bahwa surutnya air sungai Eufrat akan terjadi menjelang kemunculan Al-Mahdi.
Pujian Allah terhadap sungai Eufrat
Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah saw bersabda, “Sungai Saihan, Jihan, Euphrat dan Nil adalah sungai yang mengalir dari (mata air di) surga.” [HR. Muslim: Bab ma fid dunya min anharil jannah no. 5073, Ahmad no. 7547]
Syaih Nashirudin Al-Albani berkata, “Barangkali apa yang dimaksud Nabi bahwa sungai-sungai tersebut berasal dari surga adalah sama seperti manusia yang juga berasal dari surga.” [Silsilah Al-Ahadits Ash-Shaihah 1/178]

Tahani Amer, Muslimah Berhijab Pertama di NASA

Diantara sederet pegawai perempuan di Badan Antariksa Amerika (NASA), Tahani Amer terlihat begiru berbeda. Ia adaah satu-satunya Muslimah berHijab disana. Ia adalah seorang Doktor di bidang teknik dari Old Dominion University di Norfolk, Virginia. Dia bekerja di cabang Computational Fluid Dynamics (CFD) atau Komputasi Dinamika Fluida NASA.
Amer memulai karirnya di NASA pada tahun 1992 dalam proyek CFD. Sejak itulah ia mendapatkan banyak pengalaman berharga bekerja sama dengan banyak ilmuwan cerdas yang mencintai pekerjaannya. Kemudian, ia bekerja di salah satu terowongan angin NASA untuk melakukan eksperimen tekanan dan termal cat sensitif.
“Saya bekerja dengan kode-kode komputer CFD dan memanjat langit-langit untuk menginstal alat kecepatan. Ini luar biasa, aku seperti gadis kecil di ‘toko permen’ NASA. Segalanya terasa mungkin, “ jelas Amer, seperti dilansir dari publikasi women.nasa.gov.
Amer mengaku tak pernah merasa bosan bekerja di NASA. Ia bahkan berhasil menemukan dan mematenkan sistem untuk mengukur konduktivitas termal film tipis. Mendapat anugerah otak encer dan kesempatan memperoleh pendidikan, membuat Amer tak pelit berbagi ilmu. Ia rajin ikut serta dalam program sosial yang diselenggarakan NASA.
Minat Amer pada teknik timbul saat ia melihat ayahnya memperbaiki mesin mobil di apartemennya yang kecil di Mesir. Sementara kecintaannya pada matematika memuluskan jalannya menjadi insinyur aeronautika yang bekerja di salah satu lembaga paling terkemuka dunia. Amer menceritakan awalnya ia ingin masuk sekolah kedokteran di Kairo. Namun, pilihan hidupnya mengubah cita-citanya. Ia menikah di usia 17 tahun dan pindah ke Amerika Serikat.
“Matematika adalah subyek favorit saya,”Saat tiba di AS pada 1983 dan masuk ke kelas kalkulus pertama saya, saya tak bisa bicara satu katapun dalam Bahasa Inggris. Tapi saya bisa memperoleh nilai A dalam mata pelajaran itu,” cerita Amer.
Saat itulah Amer merasa karirnya di bidang teknik akan menjadi masa depannya. Dia pun berhasil menyelesaikan kuliah non-gelarnya di bidang teknik dalam dua tahun, sembari mengasuh dua anaknya yang masih kecil. Lalu ia meraih gelar sarjana di bidang teknik, disusul master di teknik aeronautika, dan lalu doktor di bidang teknik.
Selain aktif bekerja di NASA, Amer juga aktif di kegiatan Masjid  untuk mengajar soal Islam dan mengaji Alquran kepada anak-anak. “Pasca serangan 11 September saya ikut serta memberi pemahaman tentang Islam di komunitas saya. Saya juga memberi ceramah di gereja-gereja, di banyak universitas, dan sekolah lokal. Bahkan ada surat kabar lokal yang mewawancaraiku soal Islam,” kata Amer.
Selama hidupnya Amer punya tiga prinsip, yaitu (1) melayani Tuhan maka Anda melayani semua makhluk; (2) bahwa pendidikan adalah kunci yang membuka peluang; dan (3) berusaha melayani orang lain dengan welas asih dan kebaikan.
“Dengan tiga prinsip itu saya mencoba menerapkan standar hidup sehari-hari untuk menantang diri saya sendiri dalam pekerjaa saya di NASA, berusaha terus memperbaiki diri, dan membantu orang lain melalui sebuah organisasi besar: NASA, “ pungkas Amer.
 
Sumber: gomuslim.co.id