by Danu Wijaya danuw | Jan 6, 2017 | Artikel, Dakwah
Aku ingat Yazdajird III, Kisra Persia terakhir dari Wangsa Sassanid. Dalam suasana perang dengan kaum Muslimin, dia pernah curhat.
“Aduhai celaka”, teriaknya ketika bangun disuatu pagi hari, “pelayanku tinggal tersisa 3.000 orang, apa yang bisa kulakukan dengan itu?”
Kelak ketika Persia takluk, Umar mengangkat Salman Al Farisi sebagai gubernur untuk bekas wilayah Kisra yang luas itu.
Kalau Yazdsjird III tak bisa hidup hanya dengan 3.000 pelayan, maka Salman hanya berpenghasilan 3 dirham sehari dari menganyam keranjang.
Penghasilan 3 dirham Salman, sang Gubernur itu dibagi tiga : 1 dirham untuk menafkahi keluarga, 1 dirham untuk sedekah, 1 dirham untuk modal usaha anyaman.
* 1 dirham sekitar 3.500 rupiah
Sumber : Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah, ProU Media
by Danu Wijaya danuw | Sep 20, 2016 | Artikel, Dakwah
Seperti yang dilakukan Umar bin Khattab ketika bergunung-gunung harta Kemaharajaan Persia kilau kemilau berhasil didapat kaum muslimin dan memenuhi kota Madinah.
Semua mengucap selamat dan doa-doa indah atas keberkahannya menggelorakan jihad, meninggikan kalimat Allah, memakmurkan muslimin. Tetapi dipojok sana, sang Khalifah menangis tersedu-sedu. Dihamparan intan, emas, dan segala benda mewah, air matanya tumpah.
“Mengapa kau menangis, hai Amirul Mukminin?” tanya seorang sahabat, “bukankah Allah telah bukakan keberkahan langit dan bumi bagi ummat ini melalui tanganmu?”
Maka Umar mendongak dengan mata memerah dan pipi basah, “Dusta, Demi Allah ini Dusta! Demi Allah bukan begitu! Sebab andai semua ini kebaikan,” ujarnya menunjuk tumpukan berlian dan mas kencana, “mengapa ia tak terjadi di zaman Abu Bakar, juga tidak di zaman Rasulullah? Maka demi Allah, ini semua pasti bukan puncak kebaikan!”
Sungguh pandangan jernih. Harta berlimpah itu bukan kebaikan. Sebab jika ia kebaikan harusnya terjadi pada orang terbaik.
Sedangkan sabda Nabi adalah benar, “Sebaik-baik kurun adalah masaku, kemudian yang berikutnya, kemudian yang mengikutinya.” HR. Bukhari-Muslim
Maka adakah hari ini kita menimbang kebaikan yang melimpahi dengan ukuran orang-orang terbaik soal rezeki, ibadah dan dakwah?
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah, ProU Media