0878 8077 4762 [email protected]

Syair yang Membuat Imam Ahmad Menangis

Imam Ahmad Bin Hanbal Rahimahullah telah ditanya muridnya Abu Hamid al-Khulqani tentang pendapat beliau terhadap syair-syair yang berkaitan syurga dan neraka. Lalu beliau bertanya, ”Seperti apa? Contohnya?”
Lalu Abu Hamid al-Khulqani mendendangkan syair ini. Usai dua kalimat pertama Imam Ahmad terus menangis terisak-isak dan segera masuk ke dalam rumahnya.
Tangisan beliau begitu kuat sambil mengulang-ulang dua rangkap pertama itu. Muridnya meriwayatkan: Kami mendengar tangisan Imam seolah-olah beliau akan mati. Berikut syairnya :
إذا ما قال لي ربي أما استحييت تعصيني؟
وتُـخفي الذنبَ عن خلقيَ وبالعصيانِ تأتيني
Apabila tiba saat Tuhanku berkata padaku: Tidakkah engkau malu melakukan maksiat kepadaku?
Engkau menyembunyikan dosa dari makhlukku. Sedang dengan dosa, engkau datang berjumpaku?
فكيف أجيبُ يا ويحي ومن ذا سوف يحمين ؟
Maka bagaimanakah aku boleh menjawabnya, dan siapalah yang boleh mempertahanku?

أسلي النفس بالآمالِ من حينٍ الى حيني

وأنسى ما وراء الموت ماذا بعد تكفيني
Aku sentiasa mendamaikan perasaanku, dengan harapan-harapan dari detik ke detik.
Sedangkan aku lupa apa yang berlaku selepas kematian, apalah yang cukup untukku.
كأني قد ضمنتُ العيش ليس الموت يأتيني
Seolah-olahnya aku telah dapat menjamin, akan terus hidup dan kematian tidak akan datang
وجاءت سكرة الموت الشديدة من سيحميني؟
Jika tibalah saat sakit kematian, siapalah yang boleh menahannya dariku?
نظرتُ الى الوُجوهِ أليـس منهم من سيفدينـــي؟
Aku hanya mampu melihat wajah-wajah di depanku, adakah seseorang di kalangan mereka yang boleh menebusku?
سأسأل ما الذي قدمت في دنياي ينجيني
Aku bakal ditanya apalah yang telah aku persembahkah di duniaku dahulu yang boleh menyelamatkan daku
فكيف إجابتي من بعد ما فرطت في ديني
Bagaimanalah jawabanku setelah mana aku mengabaikan urusan agamaku?
ويا ويحي ألــــم أسمع كلام الله يدعوني ؟
Oh! Kesalnya, apakah aku tidak pernah mendengar kalam Allah yang menyeruku?
ألــــم أسمع لما قد جاء في قاف ويسِ
Apakah aku tidak pernah mendengar kandungan surah Qaf dan surah Ya Sin.
ألـــم أسمع بيوم الحشر يوم الجمع و الديني
Apakah aku tidak pernah mendengar tentang hari perhimpunan, perkumpulan dan pembalasan.
ألـــم أسمع مُنادي الموت يدعوني يناديني
Tidak pernahkah aku mendengar penyeru kematian yang mengajakku dan memanggilku?
فيا ربــــاه عبدُ تــائبُ من ذا سيؤويني ؟
Wahai Tuhanku, inilah seorang hamba yang kembali, siapalah yang sanggup menerimanya?
سوى رب غفور واسع للحقِ يهديني
Kecuali Tuhan yang maha pengampun, yang maha kaya, Yang sentiasa memberiku pedoman ke jalan kebenaran.
أتيتُ إليكَ فارحمني وثقــّـل في موازيني
Aku mendatangiMu, maka kasihanilah daku. Dan beratkanlah neraca timbanganku.
وخفف في جزائي أنتَ أرجـى من يجازيني
Ringankalah pembalasanku, karena Engkau sahajalah paling diharap kebaikannya, apabila melakukan pembalasan.
 
Dinukil dari Kitab Manaqib Imam Ahmad hal. 205 oleh Ibnu Jauzy.

Kala Umar bin Khattab Takut Berhutang

Umar bin Khattab dan keluarganya memiliki pola hidup sederhana. Saking sederhananya, konon pakaian yang dikenakan sang khalifah itu memiliki empat belas tambalan. Salah satunya ditambal dengan kulit kayu.
Suatu waktu sepulang menuntut ilmu, Abdullah bin Umar menangis di hadapan ayahnya—Umar bin Khattab.
“Kenapa engkau menangis, anakku?” Tanya Umar.
“Teman-teman di sekolah mengejek dan mengolok-olokku karena bajuku penuh dengan tambalan. Di antara mereka mengatakan, ‘Hai Kawan-kawan, perhatikan berapa jumlah tambalan putra Amirul Mukminin itu’,” ungkap Ibnu Umar dengan nada sedih.
Selepas mendengar cerita putranya, Amirul Mukminin bergegas menuju baitul mal (kas negara). Sang khalifah bermaksud meminjam beberapa dinar untuk membelikan baju anaknya.
Karena tidak bertemu dengan pejabat bagian kas negara, ia pun menitipkan surat kepada penjaga kas negara. Berikut isi surat tersebut.
“Dengan surat ini, perkenankanlah aku meminjam uang kas negara sebanyak 4 dinar sampai akhir bulan, pada awal bulan nanti, gajiku langsung dibayarkan untuk melunasi utangku.”
Setelah pejabat itu membaca surat pengajuan utang Umar, maka kemudian dikirimlah surat balasan.
”Dengan segala hormat, surat balasan kepada junjungan khalifah Umar Bin Khatab. Wahai Amirul Mukminin mantapkah keyakinanmu untuk hidup sebulan lagi, untuk melunasi utangmu, agar kamu tidak ragu meminjamkan uang kepadamu. Apa yang Khalifah lakukan terhadap uang kas negara, seandainya meninggal sebelum melunasinya?”
Selesai membaca surat balasan dari pejabat kas negara, Umar langsung menangis. Ia lalu berpesan kepada anaknya.
“Hai anakku sungguh aku tidak mampu membelikan baju baru untukmu dan berangkatlah sekolah seperti biasanya, sebab aku tidak bisa meyakinkan akan pertambahan usiaku sekalipun hanya sesaat.”
Mendengar pesan ayahnya, putra khalifh itu seketika menangis tersedu-sedu.
 
Sumber: Cukilan Kitab Durrtun Nashihin fil Wa’dhi wal Irsyad karya Utsman bin Hasan al-Khubawi

Pemakaman KH Hasyim Dihadiri Dubes Arab, Habib Rizieq, hingga Din Syamsudin

Pemakaman KH Hasyim Dihadiri Dubes Arab, Habib Rizieq, hingga Din Syamsudin

DEPOK – Jenazah KH Hasyim Muzadi tiba di Pondok Pesantren Al-Hikam 2, Depok, Jawa Barat, Kamis (16/3) sekitar pukul 16.30 WIB.
Begitu diturunkan dari kendaraan yang membawanya dari Bandara Halim Perdana Kusuma, peti jenazah yang dibalut Bendera Merah Putih langsung diboyong memasuki Masjid Ponpres Al-Hikam untuk dishalatkan.
Pengurus Masjid yang berbicara melalui pengeras suara mengatakan bahwa salat jenazah akan dipimpin Imam Besar Istiqlal Nasaruddin Umar, kemudian doa dari Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab, dan inspektur prosesi pemakaman dari Wakil Presiden Jusuf Kalla
Masjid Ponpes Al-Hikam tidak mampu menampung jamaah yang ingin menshalati alm. Kiyai Hasyim Muzadi. Bahkan, shaf shalat melebar sampai ke tangga dan sebagian area lapangan.
KH Hasyim Muzadi merupakan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden 2014-2019.
Dia akan dimakamkan di lapangan persis di samping gedung Sekolah Tinggi Kulliyatul Quran, Pondok Pesantren Al-Hikam 2, Depok, Jawa Barat.
Sejumlah pejabat dan tokoh turut menghadiri pemakaman mantan Ketua Umum PBNU tersebut. Antara lain Ketua Dewan Penasehat MUI Din Syamsuddin, Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab, Ibu Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid.

e189110b-80fe-4fb5-a2d7-73476547ae94_169

Ketua Umum Muhammadiyah, Din Syamsudin menyampaikan doa dan belasungkawa


Kemudian ada Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Jaksa Agung HM Prasetyo, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Duta Besar Arab Saudi,
Lalu terlihat ada Gus Mus, Anies Baswedan, Ketua Umum PKS Sohibul Iman, PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PPP Romahurmuziy, dan beberapa tokoh nasional serta tokoh NU.

Pemakaman KH Hasyim Dihadiri Dubes Arab, Habib Rizieq, hingga Din Syamsudin

KH Hasyim Muzadi Wafat, Biografi dan 3 Hal Pandangan Islamnya

Innalillahi wa Inna Ilaihi Raajiun, Mantan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Pusat, KH Hasyim Muzadi dikabarkan meninggal dunia pagi hari ini.
Informasi meninggalnya Kiyai Muzadi disampaikan oleh KH Mustofa Bisri (Gusmus) melalui akun twitter pribadinya @gusmusgusmu, kamis(16/3/2017) pukul 06:44 WIB.
Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raajiun. Kita kehilangan lagi seorang tokoh, mantan Ketum PBNU, KH. Hasyim Muzadi. Semoga husnul Khatimah” bunyi tweet Gusmus.
KH Hasyim Muzadi meninggal setelah sempat menjalani perawatan di ruang ICU Rumah Sakit Lavalette, Malang, Jawa Timur, akibat sakit yang dideritanya.
Biografi
KH. Ahmad Hasyim Muzadi terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) pada Muktamar ke-30 di Lirboyo, Kediri tahun 1999.
Kemudian pada Muktamar NU ke-31 di Donohudan, Boyolali, Jateng, Kiyai Hasyim kembali terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) setelah berhasil mengungguli secara mutlak para pesaingnya, termasuk KH Abdurrahman Wahid.
Kiyai Hasyim Muzadi pernah menjadi pengasuh pondok pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur. KH Hasyim lahir di Tuban pada tanggal 8 Agustus 1944 dari pasangan H. Muzadi dengan istrinya Hj. Rumyati.
Kiyai Hasyim menempuh jalur pendidikan dasarnya di Madrasah Ibtidaiyah di Tuban pada tahun 1950 dan menuntaskan kuliahnya di Institut Agama Islam Negeri IAIN Malang, Jawa Timur pada tahun 1969.
Suami dari Hj. Muthomimah ini mengawali politik dengan menjadi anggota DPRD Tingkat I Jawa Timur pada tahun 1986, yang ketika itu masih bernaung di bawah Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Kemudian maju menjadi Cawapres Megawati Soekarnoputri dalam pemilihan presiden Indonesia 2004. Dalam pemilihan umum Presiden Indonesia 2004, Megawati dan KH. Hasyim Muzadi meraih 26.2% suara di putaran pertama, tetapi kalah dari pasanganSusilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla di putaran kedua.
Pandangan Islamnya
1. Mendukung Aksi 212 anti Penistaan Qur’an
Mantan Ketua Umum PBNU, KH. Hasyim Muzadi bereaksi atas munculnya persoalan terkait kasus dugaan penistaan Alquran Surah al-Maidah ayat 51 yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjaja Purnama.
Dalam rilis yang dikirimkan KH. Hasyim Muzadi kepada Republika.co.id, Rabu pagi (9/10), dia menyatakan pandangannya yang diberi judul ‘Kekuatan (Energi) Alquran dan Politisasi’. Tulisannya berisi 4 poin agar tak boleh seorangpun melakukan penistaan Al Qur’an.
Menurutnya apabila salah satu dari tiga hal yaitu Allah swt, Rasulullah saw, dan kitab suci Al Qur’an disinggung dan direndahkan, pasti mendapat reaksi spontan dari umat Islam tanpa disuruh siapa pun. Reaksi tersebut akan segera meluas tanpa bisa dibatasi oleh sekat-sekat organisasi, partai, dan birokrasi.
Sebab kedahsyatan energi Alquran tersebut hanya bisa dimengerti, dirasakan dan diperjuangkan oleh orang yang memang mengimani Alquran. Tentu sangat sulit untuk diterangkan kepada mereka yang tidak percaya kepada Alquran, berpikiran atheis, sekuler dan liberal.
2. Yang Benar Islam di Nusantara, bukan Islam Nusantara
Secretary General of International Conference of Islamic Sholars (ICIS), KH. Hasyim Muzadi, menyingung soal Islam rahamatan lil ‘alamin dan Islam Nusantara pada acara penutupan (ICIS) ke-IV di UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang tahun 2015 lalu.
Menurutnya, Islam rahmatan lil ‘alamin dirujuk karena untuk menghindari konflik antara negara, atau antara regional. Sehingga tidak membatasi Islam dengan sudut geografis ataupun kultural.
“Oleh karena itu kita sebut Islam di Nusantara, bukan Islam Nusantara. Supaya tidak membedakan diri dengan Islam di lain negara,” ujarnya.
“Nusantara tidak bisa dipakai nama Islam, karena Islam itu kan universal (umum, melingkupi seluruh dunia), kalau Nusantara itu lokal,” lanjut pimpinan Ponpes Al-Hikam Malang ini.
Menurutnya, dahulu Islam Nusantara masih relevan untuk berdakwah di masa animisme saat kerajaan Hindu-Budha berkuasa di Indonesia.
“Tapi sekarang jadi dibelok-belokan seperti membenci Arab-lah, membenci Wahabi-lah, dan macam-macam” ungkapnya. Padahal yang terpenting hadirnya Islam adalah rahmat bagi semua.
3. Menurut KH Hasyim Muzadi : FPI organisasi terpopuler dan mirip NU tahun 70an.

hasyim-1

Kiyai Hasyim saat bertemu Habib Rizieq pimpinan FPI


Agar semua pihak Islam berdamai dan saling mengerti, Tokoh ulama NU KH. Hasyim Muzadi menyatakan perjuangan Front Pembela Islam (FPI) sangat jelas dan mulia. Menurut KH. Hasyim Muzadi saat ini FPI Adalah ormas Islam terpopuler di seluruh dunia. Dan mirip NU tahun 70an ketika saat itu NU tegas terhadap kemaksiatan.
“FPI lebih jelas NKRI-nya, Saya mendukung perjuangan FPI dalam memberantas kemaksiatan dan Aliran sesat di Indonesia,” dalam suatu kesempatan.
KH. Hasyim Muzadi mengatakan, Secara idiologi FPI sama dengan NU. Tauhidnya menggunakan Al-Asy’ari dan Al-Maturidi; syariah-fiqih juga menggunakan empat mahzab dan lebih banyak di pakai Imam Syafi’i; tasawufnya juga menggunakan Imam Ghozali dan Imam Junaidi Albaghdadi dan sebagainya, yang sama-sama di pakai NU.
Menyikapi soal sweping, KH. Hasyim Muzadi mengatakan :”Tindakan FPI sudah tepat, sebab miras dan pelacuran itu melanggar KUHP.”
Di sisi lain FPI biasanya sudah melakukan laporan kepada penegak hukum setempat, tetapi dihiraukan. Dari sisi lain, pengaduan masyarakat setempat yang sudah muak dengan kemaksiatan. “FPI itu sangat Cinta NKRI, kita dapat lihat dari pemikiran syariatnya yang selalu dituangkan dalam bingkai NKRI” tegas KH. Hasyim Muzadi.
 
Dari : Berbagai Sumber

Pemakaman KH Hasyim Dihadiri Dubes Arab, Habib Rizieq, hingga Din Syamsudin

Qatar Hadiahi Kota Baru di Gaza Palestina

Kota Sheikh Hamad Khalifah kedua, di Khan Yunis, Gaza Selatan. Kota dan bangunan ini hadiah dari Raja Qatar untuk masyarakat Gaza korban perang.
Sebelumnya pertama kali Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani mengunjungi Gaza tahun 2012 melalui Mesir. Kunjungan tersebut merupakan kunjungan kepala negara pertama dari negara Arab ke Gaza.
Kedatangannya disambut meriah oleh warga Gaza dengan bendera Qatar berkibar di jalan-jalan sementara lagu ‘Terima kasih Qatar’ diputar di stasiun radio dan TV.
Ribuan orang berdiri di tepi jalan di Gaza City sambil mengibarkan bendera Qatar untuk menyambut iring-iringan mobil yang membawa Sheikh al-Thani melintasi perbatasan Mesir
Pada kesempatan itu Sheikh Hamad meresmikan bantuan bagi pembangunan infrastruktur di Gaza berupa Kota senilai $ 250 juta dollar.

Screenshot_2017-03-15-07-30-50_com.android.chrome_1489539749533_1489540832382

Sisi lain kota Sheikh Hamad Khalifah


Berselang beberapa waktu kemudian Penguasa Qatar, Sheikh Hamad bin Khalifa al-Thani, menjanjikan tambahan bantuan senilai US$150 juta dollar untuk proyek pembangunan di Jalur Gaza. Maka total bantuan Qatar mencapai sekitar US$400 juta dollar atau senilai 5,2 Triliun rupiah.
87fe2323209afb337fcd51e667e7cd47dfa70f08

Emir Qatar bersalaman dengan sejumlah warga Gaza yang bersemangat menyambutnya.


Kedatangan Sheikh al-Thani disambut oleh Perdana Menteri Ismail Haniyeh, yang mengatakan kunjungan Sheikh al-Thani mengirimkan pesan yang kuat.
“Gaza tidak sendirian dan Palestina mendapat tempat di hati Arab,” tutur Sheikh Hamad Khalifa.
“Kunjungan Anda hari ini secara resmi mengumumkan putusnya blokade ekonomi dan politik yang ditetapkan di Jalur Gaza oleh pasukan ketidakadilan,” jelas Ismail Haniyah.
Qatar merupakan pendukung utama Hamas dan sekutu dekat Turki. Dan sangat proaktif rekonsiliasi antar fraksi Hamas dan Fatah.
 
Dari : Abdillah Onim dan berbagai sumber