by Danu Wijaya danuw | Feb 10, 2018 | Artikel, Berita, Nasional
Akun venomenal yang kerap mengolok-olok Islam akhirnya tumbang, Akun Abu Janda Al-Boliwoodi saat ini tidak bisa dibuka di laman facebook alias sudah dihapus.
Kabar tersebut awalnya kami temukan di sebuah postingan pada 9 februari 2018 didalam satu group yang memberitakan bahwa akun tersebut sudah dihapus oleh pihak facebook.
Kamipun mencoba mengecek kebenaran tersebut, dan benar saja, akun abu janda sudah tidak ada.
Sebelumnya Abu Janda yang mengatasnamakan dirinya sebagai aggota Banser tersebut mengunggah video banjir Jakarta. Video tersebut viral dan dianggap mengolok-olok Aa Gym.
Abu Janda memang kerap menghina beberapa ustad seperti ustad Arifin Ilham, Aa Gym, dan Ulama-ulama yang hadir di acara 212, dimana didalamnya terdapat ketua MUI Kiyai Ma’ruf Amin dengan sebutan hinaan IQ 200 semonas.
Beberapa video parodi Topi Santa, Kavling Surga atau aspirasi Umat Islam kerap kali menjadi bahan hinaan dalam candaan menyesatkan tersebut.
Korbannya seringkali generasi muda milenial mulai dari orang biasa hingga kalangan santri yang ikut menghina Islam setiap kali Abu Janda memposting di akunnya. Tak ayal disebut bagian Dajjal mata satu via media.
Disadur : Dakwah Media
by Danu Wijaya danuw | Feb 9, 2018 | Artikel, Berita, Nasional
JAKARTA — Majelis Ulama Indonesia (MUI) membantah pihaknya telah mengeluarkan fatwa haram tentang bahan bakar minyak bersubsidi.
Sekretaris Jenderal MUI Pusat, Ichwan Sam, mengatakan, wacana tersebut muncul, karena beberapa pihak telah salah mempersepsikan jawaban Ketua MUI Pusat, Ma’ruf Amin seusai bertemu dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada Senin tahun 2011.
“Jadi, kami tidak pernah mengeluarkan fatwa haram itu. Saya kira miss leading antara pihak yang mendengarkan jawaban Ma’ruf Amin ketika itu. Atau mungkin beberapa dari mereka mengambil dari berbagai sumber, sehingga penyampaiannya ada yang kurang,” ujar Ichwan saat melakukan Konferensi Pers di Kantornya, Jakarta.
Ichwan menuturkan, ketika itu Ma’ruf menjawab pertanyaan seorang pekerja media, mengenai bagaimana hukumnya jika ada orang kaya atau mampu, dan mobilnya mewah, tetapi dia membeli bensin premium (bensin bersubsidi).
Lalu, kiyai Ma’ruf menjawab pertanyaan tersebut, sesuai dengan aturan dari pemerintah yang dibuat bersama dengan pihak DPR, bahwa subsidi harga itu dialokasikan untuk golongan tidak mampu.
Lantas, kiyai Ma’ruf mengatakan, jika ada orang kaya yang ikut menikmati bensin bersubsidi tersebut, maka perbuatan itu tidak pantas, dan hukumnya dosa.
“Nah, di sinilah persoalannya. Jadi, berawal dari pertanyaan rekan wartawan, kemudian berkembang menjadi berita dan isu bahwa MUI akan mengeluarkan fatwa tentang larangan orang kaya membeli bensin premium.
Dan persoalan menjadi semakin melebar ketika beberapa orang yang tidak mengetahui asal-usul munculnya berita tersebut juga ikut nimbrung memberikan komentar dan wacananya, seolah-olah ada fatwa MUI tentang hal itu,” jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut Ichwan, pihaknya meminta agar wacana tersebut tidak dibesar-besarkan lagi. Menurut dia, pengertian fatwa di lingkungan MUI sudah ada ketentuan yang mengaturnya.
Berbagai pendapat, wacana, atau nasihat dari seseorang pengurus MUI tidak dapat dinamakan sebagai fatwa.
“Fatwa adalah hasil dari ijtihad secara kelembagaan dan bersama-sama di lingkungan komisi Fatwa. Jadi, dengan ini semoga salah paham mengenai wacana-wacana itu tidak dibesar-besarkan lagi,” tukasnya.
Diketahui sebelumnya Pandji Pragiwaksono membawakan Stand Up yang mengungkit fatwa BBM Subsidi dengan kalimat bernada ejekan.
“MUI di suatu daerah membuat wacana, kalau memakai BBM bersubsidi itu Haram. Nah sekarang ayat Al Qur’an mana yang mengtakan begitu kalau bukan karena titipan,” kata Pandji.
Akibat perbuatan itu Pandji dilaporkan ke Bareskrim Polda Metro Jaya oleh Forum Umat Islam Bersatu.
Sumber : Kompas
by Danu Wijaya danuw | Feb 9, 2018 | Artikel, Berita, Nasional
Presiden Joko Widodo di sela kunjungan kerjanya ke Bangladesh menyempatkan diri untuk mengunjungi pengungsi etnis Rohingya dari wilayah Rakhine Myanmar yang mengungsi di kamp pengungsian Jamtoli di Cox’s Bazar, Bangladesh, Minggu (28/1/2018).
Jokowi sempat berinteraksi dengan para pengungsi sambil memberikan bantuan dari pemerintah Indonesia. Jokowi memastikan,bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Rohingya di Bangladesh dari Indonesia, akan terus datang.
“Bantuan kemanusiaan ini akan kita berikan secara berkesinambungan. Dan saya juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak. Pemerintah Indonesia termasuk masyarakat, LSM kemanusiaan, yang bersama-sama Pemerintah bahu membahu memberikan bantuan kemanusiaaan baik di Myanmar maupun di Bangladesh,” kata Jokowi.
Dalam kunjungan itu, Jokowi melihat langsung kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh para relawan kemanusiaan Indonesia, baik dari pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Jokowi meninjau Indonesia Humanitarian Alliance (IHA)-The Dreamers Medical Camps, yang merupakan salah satu fasilitas kesehatan hasil kerja sama pemerintah, LSM, organisasi, dan masyarakat Indonesia.
Beberapa klinik pengobatan, dan pompa air sumbangan asal Indonesia yang berada di fasilitas kesehatan juga ditinjau oleh Jokowi.
“Sejak awal masalah pengungsi ini muncul, Pemerintah dan masyarakat Indonesia bersama-sama membantu para pengungsi di Cox’s Bazar ini. Dan kita, Indonesia mengapresiasi upaya yang dilakukan Pemerintah Bangladesh dalam membantu masalah pengungsi. Dan sejak awal Pemerintah kita selalu berkoordinasi mengenai kebutuhan di lapangan,” kata Jokowi.
Jumlah pengungsi etnis Rohingya dari wilayah Rakhine Myanmar yang ada di kamp pengungsian Jamtoli di Cox’s Bazar Bangladesh telah mencapai lebih dari 1 juta orang.
Pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam waktu dekat berencana akan membangun Rumah Sakit. Saat ini Mobil ambulan dan tenaga medis sudah ada di lokasi pengungsian. Termasuk diantaranya dokter spesialis penanganan gangguan trauma atau kejiwaan.
Kedatangan Jokowi di ke kamp pengungsi Jamtoli di Cox’s Bazar, Bangladesh juga disambut Kepala Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Bambang Sudibyo, Direktur Tanggap Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Junjungan Tambunan, dan Koordinator Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) Corona Rintawa.
Sumber : VOA Indonesia
by Danu Wijaya danuw | Feb 7, 2018 | Artikel, Dakwah
Di suatu malam, Khalifah Umar mengajak seorang sahabat bernama Aslam untuk mengunjungi kampung terpencil di sekitar Madinah.
Langkah Khalifah Umar terhenti di dekat sebuah tenda lusuh. Suara tangis seorang gadis kecil mengusik perhatiannya. Khalifah Umar lantas mengajak Aslam mendekati tenda itu dan memastikan apakah penghuninya butuh bantuan.
Setelah mendekat, Khalifah Umar mendapati seorang wanita dewasa tengah duduk di depan perapian. Wanita itu terlihat mengaduk-aduk bejana.
Setelah mengucapkan salam, Khalifah Umar meminta izin untuk mendekat. Usai diperbolehkan oleh wanita itu, Khalifah Umar duduk mendekat dan mulai bertanya tentang apa yang terjadi.
“Siapa yang menangis di dalam itu?” tanya Khalifah Umar.
“Anakku,” jawab wanita itu dengan agak ketus.
“Kenapa anak-anakmu menangis? Apakah dia sakit?” tanya Khalifah selanjutnya.
“Tidak, mereka lapar,” balas wanita itu.
Jawaban itu membuat Khalifah Umar dan Aslam tertegun. Keduanya masih terduduk di tempat semula cukup lama, sementara gadis di dalam tenda masih saja menangis dan ibunya terus saja mengaduk bejana.
Perbuatan wanita itu membuat Khalifah Umar penasaran. “Apa yang kau masak, hai ibu? Mengapa tidak juga matang masakanmu itu?” tanya Khalifah.
“Kau lihatlah sendiri!” jawab wanita itu.
Khalifah Umar dan Aslam segera melihat isi bejana tersebut. Seketika mereka kaget melihat isi bejana itu.
“Apakah kau memasak batu?” tanya Khalifah Umar dengan tercengang.
“Aku memasak batu-batu ini untuk menghibur anakku. Inilah kejahatan Khalifah Umar bin Khattab. Dia tidak mau melihat ke bawah, apakah kebutuhan rakyatnya sudah terpenuhi atau belum,” kata wanita itu.
“Lihatlah aku. Aku seorang janda. Sejak pagi tadi, aku dan anakku belum makan apa-apa. Jadi anakku pun kusuruh berpuasa, dengan harapan ketika waktu berbuka kami mendapat rezeki. Namun ternyata tidak. Sesudah maghrib tiba, makanan belum ada juga. Anakku terpaksa tidur dengan perut kosong. Aku mengumpulkan batu-batu kecil, memasukkannya ke dalam panci dan kuisi air. Lalu batu-batu itu kumasak untuk membohongi anakku dengan harapan dia akan tertidur lelap sampai pagi. Ternyata tidak. Mungkin karena lapar, sebentar-sebentar dia bangun dan menangis minta makan,” ucap wanita itu.
“Namun apa dayaku? Sungguh Umar bin Khattab tidak pantas jadi pemimpin. Dia tidak mampu menjamin kebutuhan rakyatnya,” lanjut wanita itu.
Wanita itu tidak tahu yang ada di hadapannya adalah Khalifah Umar bin Khattab. Aslam sempat hendak menegur wanita itu. Tetapi, Khalifah Umar mencegahnya. Khalifah lantas menitikkan air mata dan segera bangkit dari tempat duduknya.
Segeralah diajaknya Aslam pergi cepat-cepat kembali ke Madinah. Sesampai di Madinah, Khalifah langsung pergi ke Baitul Mal dan mengambil sekarung gandum.
Tanpa mempedulikan rasa lelah, Khalifah Umar mengangkat sendiri karung gandum tersebut di punggungnya. Aslam segera mencegah.
“Wahai Amirul Mukminin, biarlah aku yang memikul karung itu,” kata Aslam.
Kalimat Aslam tidak mampu membuat Umar tenang. Wajahnya merah padam mendengar perkataan Aslam.
“Aslam, jangan jerumuskan aku ke dalam neraka. Kau akan menggantikan aku memikul beban ini, apakah kau mau memikul beban di pundakku ini di hari pembalasan kelak?” kata Umar dengan nada tinggi.
Aslam tertunduk mendengar perkataan Khalifah Umar. Sembari terseok-seok, Khalifah Umar mengangkat karung itu dan diantarkan ke tenda tempat tinggal wanita itu.
Sesampai di sana, Khalifah Umar menyuruh Aslam membantunya menyiapkan makanan. Khalifah sendiri memasak makanan yang akan disantap oleh wanita itu dan anak-anaknya.
Khalifah Umar segera mengajak keluarga miskin tersebut makan setelah masakannya matang. Melihat mereka bisa makan, hati Khalifah Umar terasa tenang.
Makanan habis dan Khalifah Umar berpamitan. Dia juga meminta wanita tersebut menemui Khalifah keesokan harinya.
“Berkatalah yang baik-baik. Besok temuilah Amirul Mukminin dan kau bisa temui aku juga di sana. Insya Allah dia akan mencukupimu,” kata Khalifah Umar.
Keesokan harinya, wanita itu pergi menemui Amirul Mukminin. Betapa kagetnya si wanita itu melihat sosok Amirul Mukminin, yang tidak lain adalah orang yang telah memasakkan makanan untuk dia dan anaknya.
“Aku mohon maaf. Aku telah menyumpahi dengan kata-kata dzalim kepada engkau. Aku siap dihukum,” kata wanita itu.
“Ibu tidak bersalah, akulah yang bersalah. Aku berdosa membiarkan seorang ibu dan anak kelaparan di wilayah kekuasaanku. Bagaimana aku mempertanggungjawabkan ini di hadapan Allah? Maafkan aku, ibu,” kata Khalifah Umar.


Sumber : buku Umar bin Khattab sang khalifah Islam
by Danu Wijaya danuw | Feb 7, 2018 | Artikel, Berita, Internasional
RIYADH – Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Arab Saudi mengeluarkan sebuah perintah pada hari Rabu untuk mentransfer dana sebesar USD2 miliar atau sekitar Rp 26,7 triliun ke bank sentral Yaman. Tujuannya untuk meringankan penderitaan rakyat di negara itu.
”Untuk mengatasi situasi ekonomi yang memburuk yang dihadapi oleh orang-orang Yaman sebagai akibat tindakan milisi pemberontak syiah Houthi yang didukung Iran, Raja Salman bin Abdulaziz telah mengeluarkan sebuah perintah untuk mentransfer deposit USD2 miliar ke bank sentral Yaman,” kata Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi.
Dana Bailout tersebut diharapkan dapat meningkatkan situasi keuangan dan ekonomi Yaman sembari memperkuat mata uang riyal Yaman. Jika nilai riyal naik, kondisi kehidupan warga Yaman akan berubah menjadi lebih baik.
Kementerian itu menyalahkan milisi Houthi atas kehancuran ekonomi Yaman. Saat ini pemberontak Houthi telah menjarah negara, menyita pendapatan pemerintah, termasuk yang dihasilkan dari minyak dan turunannya.
“Mereka memperoleh pendapatan ini dari riyal Yaman saat mereka memanipulasi nilai tukar,” lanjut kementerian tersebut, yang dikutip dari kantor berita negara Saudi, SPA
”Mereka melakukan semua ini untuk mencapai tujuan destruktif mereka sendiri dengan mengorbankan rakyat Yaman.Tindakan mereka telah menghasilkan devaluasi mata uang yang stabil, yang telah merusak kehidupan orang-orang Yaman secara signifikan selama beberapa tahun.”
Dengan suntikan dana terbaru yang diperintahkan Raja Salman, dana Saudi yang mengalir ke bank sentral Yaman akan menjadi USD3 miliar.
Yusuf Al-Othaimeen, Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), mengatakan langkah Saudi tersebut akan mengurangi penderitaan rakyat Yaman.
”Ini bukan pinjaman, ini adalah deposit dan pemerintah Yaman yang sah tidak perlu membayarnya kembali,” kata pemerintah Saudi, seperti dikutip Reuters.
Sebelumnya tahun 2015 Raja Salman dari Kerajaan Arab Saudi memberikan bantuan ke Yaman senilai US$ 540 juta atau sekitar Rp 7 triliun.
Sumber : SindoNews