Respons Erdogan-PBB atas Wafatnya Eks Presiden Mesir Mohammed Mursi

Respons Erdogan-PBB atas Wafatnya Eks Presiden Mesir Mohammed Mursi

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Mantan Presiden Mesir yang hafal Al Qur’an, Mohammed Mursi meninggal dunia setelah menjalani sidang. Kabar duka itu memancing reaksi dari tokoh dunia, lembaga dunia, serta keluarga Mursi sendiri.
Media pemerintah Mesir menyebut Mursi pingsan saat menjalani persidangan pada Senin (17/6/2019). Dia sempat berbicara di depan hakim sebelum tak sadarkan diri.
“Dia berbicara di depan hakim selama 20 menit, kemudian menjadi sangat bersemangat dan pingsan. Dia segera dilarikan ke rumah sakit tempat dia kemudian meninggal,” kata sumber pengadilan seperti dikutip dari Aljazeera, Senin (17/6/2019).
Mursi (67) menjadi Presiden Mesir yang terpilih secara demokratis pada 2012 setelah berakhirnya 30 tahun pemerintahan Presiden Husni Mubarak. Mursi kemudian digulingkan menyusul kudeta militer oleh jenderal As Sisi pada Juli 2013.
Dia menjabat hanya satu tahun dari empat tahun masa jabatannya. Sejak kudeta itu, organisasi tempat Mursi berasal, Ikhwanul Muslimin, dibekukan rezim pemerintah kudeta Mesir.
Sebelum meninggal, Mursi tengah menghadapi persidangan atas tuduhan berkolaborasi dengan organisasi Hamas. Dia sempat dijatuhi hukuman seumur hidup, namun keputusan itu kandas di tingkat kasasi.
Berikut reaksi para tokoh dan lembaga internasional menyusul kabar meninggalnya Mursi:
1. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Erdogan menyampaikan ucapan belasungkawa lewat Twitter resmi. Presiden Turki itu memuji Mursi dengan menyebut jasanya dalam perjuangan demokrasi terbesar dalam sejarah.
“Saya mengetahui berita kematian saudara saya Mohammed Mursi, Presiden Mesir pertama yang berkuasa dalam pemilihan yang demokratis.
Erdogan pun mendoakan presiden mesir yang hidup sederhana itu,
” Semoga Allah mengistirahatkan saudara kita Morsi kita, jiwa martir kita dalam damai, yang memberikan salah satu perjuangan demokrasi terbesar dalam sejarah.”  kata Erdogan, yang telah menjalin hubungan dekat dengan mantan presiden Mesir tersebut
2. Emir Qatar
Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Morsi dan rakyat Mesir.
“Kami menerima dengan sangat sedih berita kematian mendadak mantan presiden Dr. Mohamad Morsi. Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada keluarga dan rakyat Mesir. Kami milik Tuhan dan kepadanya kami akan kembali,” kata Sheikh Tamim dalam posting Twitternya.
3. PBB
Meninggalnya Mursi juga mendapat respons dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Mantan Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-Moon dahulu menyatakan keprihatinan atas kudeta militer terhadap presiden Muhammad Mursi.
Ban percaya bahwa “campur tangan militer dalam urusan negara manapun adalah memprihatinkan,” kata Wakil PBB, Eduardo del Buey
Juru bicara PBB, Stephane Dujarric menyampaikan belasungkawa kepada kerabat dan pendukung Mursi.
4. Lembaga Hak Asasi Manusia Dunia
Sarah Leah Whitson, Direktur Eksekutif Human Rights Watch Divisi Timur Tengah dan Afrika Utara, ikut sedih sebab baru saja menyelesaikan laporan Mursi yang ditahan dipenjara memprihatinkan.
Dirinya menyebut kematian Mursi ‘mengerikan tetapi sepenuhnya dapat diprediksi’, mengingat kegagalan pemerintah memberinya perawatan medis yang memadai.
5. Putra Mohammed Mursi
Dalam sebuah posting Facebook, putra Mursi, Ahmed, membenarkan kematian ayahnya. Dia juga menyinggung persatuan dalam posting-an itu.
“Di depan Allah, ayahku dan kita akan bersatu,” tulisnya.
6. Anggota Ikhwanul Muslimin
Mohammed Sudan, anggota terkemuka Ikhwanul Muslimin di London, menggambarkan kematian Mursi sebagai ‘pembunuhan berencana’.
Alasannya, Mursi dilarang menerima obat atau kunjungan dan hanya ada sedikit informasi tentang kondisi kesehatannya.
“Dia telah ditempatkan di belakang sangkar kaca (selama persidangan). Tidak ada yang bisa mendengarnya atau tahu apa yang terjadi padanya. Dia belum menerima kunjungan selama sebulan atau hampir setahun. Dia mengeluh tidak mendapatkan obatnya. Ini adalah pembunuhan yang direncanakan. Ini adalah kematian yang perlahan,” kata Sudan.

Disadur : Detik/IndonesiaInside/ Aljazerah/Time

Penembakan Muslim di Masjid Selandia Baru Siarkan Live Streaming

Penembakan Muslim di Masjid Selandia Baru Siarkan Live Streaming

Pelaku penembakan di salah satu masjid di Christchurch, Selandia Baru, dilaporkan menyiarkan Live Streaming aksinya saat melepaskan tembakan secara sporadis pada Jumat (15/3) selama 17 menit.

Pria bersenjata itu dikonfirmasi bernama Brenton Tarrant (28), yang sebelumnya diketahui menulis manifesto setebal 73 halaman yang menyatakan niat jahatnya.

Polisi Kontra-terorisme NSW kini menyelidiki latar belakang pelaku, setelah pria asal Grafton, New South Wales, Australia itu, diidentifikasi sebagai penembak.

Brenton Tarrant melakukan live streaming saat melepaskan tembakan ke Masjid Al Noor saat muslim berkumpul mau shalat jum’at, dan dilaporkan sedikitnya menewaskan 49 orang dan melukai hingga 50 lainnya. Bahkan, ada yang menyebut korban tewas mencapai 60 orang.

Pria itu kemudian mengambil dua pistol dan berjalan ke arah masjid. Begitu tiba di dalam, ia mulai melepaskan tembakan secara membabi buta.

Dalam video itu terlihat beberapa orang mengerang di lantai masjid. Sejumlah orang lainnya terlihat terkapar tak berdaya.

Setelah lima menit beraksi, pelaku kembali ke mobil untuk mengganti senjata. Ia lantas masuk lagi ke dalam masjid dan menembaki orang yang terlihat masih hidup.

Enam warga negara Indonesia dilaporkan berada di Masjid Al Noor ketika penembakan terjadi. Tiga di antaranya berhasil kabur dan bersembunyi di rumah warga, sementara yang lainnya belum dapat dihubungi.

Belum tuntas kepanikan warga akibat penembakan di Masjid Al Noor, kejadian serupa dilaporkan terjadi di masjid lainnya di Linwood, yang juga berada di wilayah Chirstchurch.

Komisioner kepolisian Selandia Baru, Mike Bush, mengatakan bahwa beberapa orang tewas di dua lokasi kejadian. Namun, ia belum dapat memastikan jumlah pasti korban tewas dan terluka.
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengutuk aksi penembakan massal ini dan menyatakan duka mendalam bagi keluarga korban.

“Ini adalah salah satu hari paling kelam bagi Selandia Baru,” kata Ardern.

Sumber : CNNIndonesia

Muslim Filipina Pilih "Ya", Hasil Referendum dapat Otonomi Khusus di Minandao

Muslim Filipina Pilih "Ya", Hasil Referendum dapat Otonomi Khusus di Minandao

MANILA – Muslim minoritas di Mindanao, Filipina selatan, memberikan suara pada Senin (21/1/2019) dalam referendum otonomi yang telah lama ditunggu-tunggu.
Referendum ini menjadi puncak dari proses perdamaian untuk mengakhiri puluhan tahun konflik di wilayah tersebut.
Sekitar 2,8 juta orang di wilayah Mindanao yang bergejolak diberikan pilihan, apakah mendukung kubu muslim untuk mengelola wilayah itu sendiri dengan nama “Bangsamoro” atau tetap dengan status sekarang yang dikendalikan pemerintah pusat.
Bangsamoro merupakan nama yang diberikan oleh kolonial Spanyol untuk wilayah yang mayoritas penduduknya Muslim tersebut.
Dalam pemungutan suara, setiap warga diberi pilihan untuk memilih “Ya”, yang berarti mendukung Bangsamoro mengelola sendiri wilayahnya.
Pilihan “Ya” itu akan memberikan kekuasaan eksekutif, legislatif dan fiskal untuk wilayah di mana lebih dari 120.000 orang tewas dalam konflik empat dekade.
Konflik berkepanjangan itu menjadikan Mindanao sebagai salah satu wilayah yang termiskin di Asia dan berisiko terhadap infiltrasi oleh kelompok-kelompok yang dicap radikal.

unnamed (1)

Wilayah mayoritas muslim bangsamoro sesuai sejarah kesultanan


Wilayah Otonomi Muslim Mindanao (ARMM) yang ada saat ini meliputi kawasan provinsi Basilan, Lanao del Sur, Maguindanao, Sulu, dan Tawi-tawi serta Kota Marawi dan Lamitan.
Pemerintah pusat yang dipimpin Presiden Rordrigo Duterte akan terus mengawasi pertahanan, keamanan, kebijakan luar negeri dan moneter, serta menunjuk otoritas transisi yang dijalankan oleh Front Pembebasan Islam Moro (MILF), kelompok separatis diharapkan akan mendominasi pengaturan baru wilayah itu setelah pemilu 2022.
“Kami sangat bersyukur dan bersemangat atas penerimaan serta dukungan dari warga untuk Undang-undang Kesetaraan Bangsamoro ini,” kata Murad Ibrahim, komandan Barisan Pembebasan Islam Moro (MILF), kelompok pemberontak muslim terbesar di Filipina kepada Kyod News.
Komisi Pemilihan Filipina secara resmi kemarin mengumumkan hasil referendum itu yang menyatakan sebanyak 85 persen pemilih menjawab ‘Ya’ untuk pembentukan wilayah otonomi.
Print

Daerah Filipina yang sementara ini memilih otonomi khusus untuk umat Islam Filipina


Sejarah wilayah itu, setelah umat Islam tersingkir karena penjajahan kolonial Spanyol. Hanya beberapa daerah selatan Filipina yang masih banyak muslim Filipina, terutama di distrik pedesaan. Sedangkan pusat kota sudah terpengaruh Kolonial Spanyol yang mengajak menjadi kristiani.
Berdasarkan undang-undang yang diratifikasi, wilayah pemilihan itu akan diperluas hingga ke Cotabato City, serta Provinsi Lanao del Norte, dan Cotabato.
Dengan kemenangan referendum ini maka membuka jalan untuk transisi selama tiga tahun menuju pemilihan anggota legislatif sendiri.
Serta peluang untuk pembangunan infrastruktur, sekolah, layanan kesehatan, dan kesejahteraan sosial bagi sekitar 5 juta penduduk.
 
Sumber : CNN, Reuters, Merdeka, Sindonews

Muslim Filipina Pilih "Ya", Hasil Referendum dapat Otonomi Khusus di Minandao

Perantau Muslim asal Minang Ini Ternyata Pendiri Kota Manila di Filipina Pada Masa lalu

Saat ini, Filipina dikenal sebagai negara di Asia Tenggara yang identik dengan Spanyol. Hal itu bukan tanpa sebab. Dilansir dari jpnn.com, negeri tetangga Indonesia tersebut merupakan bekas koloni bangsa Spanyol di masa lalu.
Tak banyak yang tahu, Filipina sejatinya sempat dipimpin oleh putera Indonesia asal Minangkabau, Raja Sulaiman yang juga seorang muslim.
Sebelum kedatangan bangsa Spanyol, Filipina berada di bawah kekuasaan Raja Sulaeman dari Minangkabau.
Di sana, ia telah menyebarkan agama Islam hingga ke pelosok negeri. Namun, adanya peperangan besar dengan pihak kolonial Spanyol merubah wajah Filipina secara besar-besaran yang bertahan hingga saat ini.
Sehingga ada ungkapan, untung Indonesia dijajah Belanda bukan Spanyol yang mengkristenkan paksa penduduk seperti di Andalusia dan Filipina.
Wilayah yang awalnya diperintah oleh tiga raja muslim

Masyarakat-muslim-Moro-Filipina

Masyarakat muslim Moro Filipina


Pada pertengahan abad ke-16, wilayah Manila diperintah oleh tiga pemimpin besar yakni Raja Sulaeman, Raja Matanda dan Raja Lakandula.
Ketiganya memimpin sebuah wilayah yang berbeda-beda, namun masih berada di dalam satu kawasan.
Berdasarkan laman dari takaitu.com menuliskan, Raja Sulaeman dan Raja Matanda menguasai area selatan Sungai Pasig yang saat ini bernama Manila.
Sedangkan Raja Lakandula menguasai di bagian utara. Bahkan para pembesar ini memiliki hubungan perdagangan dengan Kesultanan Sulu, Brunei dan Ternate di Cavite.
Pemerintahan Islam di Filipina dan Asal nama Kota Manila
250px-Statue_of_Lapu-Lapu_in_Mactan_island,_Philippines

Lapu-Lapu Pahlawan negara Filipina yang seorang suku Muslim


Sejatinya, pemerintahan Islam di Filipina telah ada dan berkembang dengan sangat pesat. Jauh sebelum kedatangan bangsa Spanyol.
Dalam karya disertasi ‘Merantau: Pola Migrasi Suku Minangkabu’ tahun 1974 yang dikutip dari takaitu.com, Mochtar Naim menemukan jejak-jejak mengenai orang-orang Minang yang merantau ke Kepulauan Sulu, Filipina.
Salah satunya adalah jejak Raja Sulaeman dari Minangkabau yang merupakan pendiri kota Manila di Filipina.
Hal ini juga diperkuat dari laman republika.co.id yang menuliskan, penamaan Kota Manila berasal dari kata fi’ amanillah, yang berarti “di bawah lindungan Allah SWT”.
Bertempur dengan pihak Spanyol yang datang ke tanah Filipina
Ilustrasi-pertempuran-tentara-Spanyol-dengan-rakyat-Filipina

Pertempuran tentara Spanyol dengan rakyat Filipina


Sayang, ketentraman para penduduk muslim Filipina mendadak berubah saat armada besar asal Spanyol datang ke wilayah tersebut.
Sumber dari jpnn.com menyebutkan, pasukan laut negeri matador  pimpinan Ferdinand Magellan itu sempat bentrok dengan angkatan bersenjata pimpinan Sultan Sulaiman.
Kala itu, pembesar asal Minangkabau itu menguasai Pulau Seludung yang kini telah berganti nama menjadi Luzon.
Dalam perang yang terjadi pada 27 April 1521 , seorang pemuka Islam pemimpin suku yang bernama Lapu Lapu di wilayah setempat berhasil membunuh Ferdinand Magellan, pemimpin armada Spanyol
Sisa pasukan pun lari dan kembali ke Spanyol. Namun akhirnya datang kembali dengan jumlah pasukan besar, kekuatan Spanyol yang akhirnya sukses mengubah wajah Filipina.
Jejak sejarah yang buktikan keberadaan kerajaan Islam yang memerintah Filipina
Bangunan-Intramorus-Walle-City

Bangunan Intramorus Walle City yang didirikan Raja Sulaeman


Setelah berjaya dalam beberapa dekade, komunitas Islam di Filipina mulai menyusut secara perlahan.
Dilansir dari republika.co.id, ada sekitar 5,1 juta Muslim berdasarkan sensus 2010, atau 11 persen dari total keseluruhan populasi negara tersebut.
Meski demikian, negara tersebut tak lepas dari sejarah kebesaran umat Islam yang menjadi pemimpin mereka sebelum kedatangan bangsa Spanyol.
Salah satu yang bisa disaksikan adalah bangunan Intramorus Walle City yang dibangun oleh Raja Sulaiman, pemimpin masyarakat Melayu sekaligus pendiri Filipina.
Namanya diabadikan menjadi salah satu bagian sejarah kota Manila
Patung-Raja-Sulaeman-di-Manila

Patung Raja Sulaeman di Manila


Sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya di masa lalu, figur Raja Sulaeman diabadikan menjadi sebuah patung yang terletak di Rizal Park, Manila.
Laman takaitu.com menyebutkan, hal ini dilakukan untuk mengenang jasa-jasa sang pemimpin sebagai pendiri kota Manila, sekaligus tokoh muslim yang gigih melawan bangsa Spanyol yang datang ke Filipina di masa lalu.
Jejak peradaban Islam yang memang dikenal telah mengakar di wilayah Asia Tenggara, telah menyebar dengan cepat di berbagai negara.
Termasuk di Filipina sendiri. Meski kini negara tersebut telah bersalin rupa secara drastis, toh peninggalan kebesaran Islam di masa lalu masih bisa dilihat hingga saat ini dan menjadi sebuah bagian sejarah yang abadi.
 
Sumber : Jpnn, Takaitu/Disertasi S-3 Mochtar Naim, Republika, Boombastis

Rakyat Palestina Gelar Shalat Gaib untuk Muslim Uighur

GAZA — Ratusan warga Palestina menggelar shalat gaib dan doa bersama untuk Muslim Uighur, pada Rabu (19/12). Etnis tersebut diduga ditahan di kamp-kamp dan diminta untuk melakukan kerja paksa oleh Pemerintah Cina di Provinsi Xinjiang.
Aksi yang digagas oleh Yayasan Nusantara Palestina Center ini dilakukan oleh warga Gaza di Masjid Umari, Gaza utara. Shalat gaib dan doa bersama tersebut merupakan bentuk solidaritas dari mereka untuk Uighur.
“Terharu saya meneteskan air mata bukan karena banyaknya jumlah jamaah Gaza yang lakukan shalat ghaib dan mengangkat kedua tangan untuk mengaminkan doa, tapi karena nikmat ukhuwah dan persahabatan yang tak bisa dinilai atau ditukar dengan uang atau materi,” ujar Pendiri Yayasan Nusantara Palestina Center Abdillah Onim, dalam pernyataan resmi yang diterima Republika.co.id, Kamis (20/12).
Menurut dia, berkemanusiaan bukan persoalan siapa yang terdepan dalam berbuat, tetapi soal bagaimana rasa kemanusiaan mudah tergerak dan mengajak orang lain untuk ikut tergerak juga.
“Jika satu penghuni dunia terdapat setitik rasa kemanusiaan maka dunia akan damai,” kata Onim.
Laporan soal kondisi mengenaskan etnis Uighur yang mengalami penahanan dalam kamp-kamp re-edukasi di Xinjiang terus bermunculan.
Belakangan, sejumlah media internasional mengungkapkan Pemerintah Cina telah mempekerjakan paksa para tahanan etnis Uighur dan Kazakhs di kamp-kamp re-edukasi tersebut.
Namun, Pemerintah Cina menolak tudingan masyarakat internasional bahwa rezimnya telah melanggar hak asasi manusia (HAM) terhadap etnis Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang.
Pemerintah Cina beralasan, tindakan tegas tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya penyebaran ideologi radikal di kalangan masyarakat Uighur.
 
Sumber : Republika
Foto oleh : Abdillah Onim

Aung San Suu Kyi Dipermalukan Di KTT ASEAN 2018

Dalam KTT ke-33 ASEAN 2018 di Singapura, beberapa negara mengecam kekerasan etnis muslim Rohingya yang terjadi di Myanmar. Salah satunya Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhamad adalah orang yang paling keras mengecam sikap politik Aung San Suu Kyi ini.
PM Mahathir tegas mengatakan, ”Seseorang yang pernah ditahan karena perjuangan demi hak asasi sebelumnya, seharusnya mengetahui penderitaan orang lain bukan malah menyalahkan yang menderita.”
Mahathir kecewa Aung San Suu Kyi, sebagai pemimpin de facto Myanmar itu melupakan latar belakangnya sebagai pejuang HAM dan demokrasi.
Apa yang dilakukan oleh Mahathir merubah kebiasaan yang terjadi pada acara diplomatik yang biasanya berlangsung ramah.
Sikap politis Mahathir tanpa ragu disampaikan dalam KTT ASEAN 2018. Hal ini menjadi pengalaman tak mengenakan bagi penasihat negaa Myanmar Aung San Suu Kyi.
Dia dipermalukan di depan umum oleh beberapa peserta konferensi, karena tak berbuat apa-apa untuk mengatasi kekerasan terhadap etnis Rohingya.
Pernyataan keras Mahathir itu memang di luar kebiasaan forum ASEAN yang biasanya dipenuhi semangat kerjasama, persahabatan, sehingga acara ini biasanya berlangsung ramah.
Kerasnya pernyataan Mahathir karena persekusi etnis Rohingya di Myanmar bukan tragedi biasa.
Sejak tahun 2016, sudah 10.000 warga sipil tewas dan hampir 750.000 mengungsi akibat konflik yang berpusat di Negara Bagian Rakhine itu.
Seperti Mahathir, beberapa utusan negara ASEAN kecewa akan sikap pilitik Aung San Suu Kyi.
Seorang diplomat Asia Tenggara yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, “Anda dapat merasakan, dia (Suu Kyi) tidak diterima oleh semua orang seperti dulu. Semua orang mengharapkan ia bisa berbuat lebih banyak,” katanya.
Wakil Presiden AS, Mike Pence pada Rabu (14/11) mengatakan di hadapan para pemimpin ASEAN lainnya bahwa kekerasan dan penganiayaan terhadap Rohingya tak termaafkan.
Pernyataan Mike Pence ini menambah situasi tak enak bagi delegasi Myanmar.
Sayangnya, Aung San Suu Kyi tetap menyatakan kekerasan di Rakhine sebagai masalah Myanmar yang tak bisa dipahami orang luar. Hati Aung San Suu Kyi sepertinya telah mati.
 
Sumber : JPNN.com

X