Oleh : Sharia Consulting Center
 
Adab Safar
Apabila seorang muslim hendak melakukan safar / perjalanan mudik maka hendaknya memperhatikan adab-adab safar berikut ini:
1. Jika terdiri dari dua orang atau lebih, maka harus diangkat seorang ketua rombongan.
2. Sebelum berangkat dianjurkan melakukan shalat sunnah dua rakaat.
3. Berdoalah kepada Allah untuk memohon keselamatan dirinya, keluarga yang ditinggal dan kaum muslimin, seperti:
اللَّهُمَّ بِكَ أسْتَعِينُ وَعَلَيْكَ أتَوَكَّلُ؛ اللَّهُمَّ ذَلِّلْ لي صعُوبَةَ أمْرِي، وَسَهِّلْ عَليَّ مَشَقَّةَ سَفَرِي، وَارْزُقْنِي مِنَ الخَيْرِ أكْثَرَ مِمَّا أطْلُبُ، وَاصْرِفْ عَنِّي كُلَّ شَرٍّ. رَبّ اشْرَحْ لي صَدْرِي، وَيَسِّرْ لِي أمْرِي، اللَّهُمَّ إني أسْتَحْفِظُكَ وأسْتَوْدِعُكَ نَفْسِي وَدِينِي وأهْلِي وأقارِبي وكُلَّ ما أنْعَمْتَ عَليَّ وَعَليْهِمْ بِهِ مِنْ آخِرَةٍ وَدُنْيا، فاحْفَظْنَا أجمعَينَ مِنْ كُلّ سُوءٍ يا كَرِيمُ.
Ya Allah, kepada-Mu aku memohon dan bertawakkal, ya Allah mudahkan urusanku, gampangkan kesusahan safarku, berilah rezeki padaku berupa kebaikan yang lebih banyak dari yang aku minta, jauhkan dariku segala keburukan. Ya Rabb lapangkan dadaku, mudahkan urusanku. Ya Allah aku memohon perlindungan-Mu, dan menitipkan diriku, agamaku, keluargaku, kerabatku dan nikmat yang telah Engkau berikan padaku dan pada mereka dalam hal akhirat dan dunia, dan jagalah kami semua dari setiap keburukan ya Karim.”
Memberi wasiat (nasehat) dan meminta wasiat, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah Saw  dan para sahabatnya. Dikatakan  Ibnu Umar pada Qoz’ah: ”Kemarilah saya akan melepasmu sebagaimana Rasulullah Saw  melepasku (saat akan bepergian):
“أسْتَوْدِعُ اللَّهَ دِينَكَ وأمانَتَكَ وَخَوَاتِيمَ عَمَلِكَ”.
Saya titipkan pada Allah dinmu, amanatmu, dan akhir amalmu (HR Abu Dawud).
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, datang seseorang kepada Nabi SAW  dan berkata:
Wahai Rasulullah Saw saya akan bepergian, maka bekalilah saya! Rasulullah Saw  bersabda: Semoga Allah membekali engkau dengan taqwa. Tambahlah!. Semoga Allah mengampuni dosamu. Tambahlah!. Semoga Allah memudahkanmu dimana saja engkau berada.”
4. Saat dalam perjalanan harus menjaga shalatnya, memberi hak tubuh untuk istirahat, tidak membebani kendaraan melebihi kapasitas dan mematuhi peraturan lalu lintas.
5. Menggunakan waktunya pada sesuatu yang baik dan bermanfaat, seperti memperbanyak dzikir dan doa, membaca al-Quran, membaca buku, tafakur alam, mendengarkan nasyid (lagu-lagu Islami) dan lain-lain.
6. Jangan melakukan kemaksiatan, dan mengupayakan agar suasana di kendaraan menjadi Islami, dengan tidak berkata kasar dan sabar saat perjalanan serta memberi salam.
Doa Safar
Doa Keluar Rumah
بِسْمِ الله تَوَكّلْتُ عَلَى الله، لا حَوْلَ وَلا قُوّةَ إِلاّ بالله
Artinya: ”Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah”.
Do’a Naik Kendaraan dan Safar
سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ . اللَّهُمَّ إنَّا نَسألُكَ فِي سفَرِنَا هَذَا البِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنْ العَمَلِ ما تَرْضَى، اللَّهُمَّ هَوّنْ عَلَيْنا سَفَرَنَا هَذَا، وَاطْوِ عَنّا بُعْدَهُ. اللَّهُمَّ أنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالخَلِيفَةُ في الأهْلِ. اللَّهُمَّ إني أعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثاءِ السَّفَرِ وكآبَةِ المَنْظَرِ وَسُوءِ المُنْقَلَبِ في المَالِ والأهْلِ. وإذا رَجع قالهنّ وزاد فيهنّ: آيِبُونَ تائبُونَ عابدُونَ لرَبِّنَا حامِدُون”
Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. Ya Allah sesungguhnya kami memohon kepada-Mu dalam safar ini kebaikan dan ketaqwaan, dan dari amal yang Engkau ridhai. Ya Allah mudahkan safar kami, dan pendekkan jauhnya perjalanan. Ya Allah Engkau teman dalam safar dan pemimpin keluarga. Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari susahnya safar, kesedihan dan buruknya kesudahan pada harta dan keluarga. Jika akan pulang maka baca do’a serupa dan ditambah: ”Kami kembali, bertaubat, beribadah dan memuji kepada Allah”.
Ketika kendaraan yang dinaiki adalah kapal laut, maka membaca do’a:
بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ(41)
Artinya: ”Dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَالْأَرْضُ جَمِيعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّماوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِينِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ(67)
Artinya:” Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan (QS Az-Zumaar : 69)
 
Sumber :
Panduan Lengkap Ibadah Ramadhan, Sharia Consulting Center