0878 8077 4762 [email protected]

Sejarah Muslim Rohingya di Myanmar

Pada 1406 M Raja Naramakhbala yang merupakan penguasa Arakan, sedang dalam kondisi sulit karena mendapat serangan dari Raja Burma. Untuk bisa mengatasi situasi sulit itu, sang raja kemudian mengungsi dan meminta bantuan kepada Sultan Nasiruddin dari Bengal.
Dalam prosesnya, setelah 24 tahun lamanya. Raja Naramakhbala kemudian memeluk Islam. Namanya pun berganti menjadi Suleiman Shah. Lalu, dengan bantuan dari Bengal, Raja Arakan itu berhasil merebut kembali kerajaannya dari Raja Burma.
Tahun 1420 M adalah era monumental. Karena pada saat itulah, Arakan dideklarasikan sebagai sebuah negara Islam di bawah kepemimpinan Suleiman Shah. Kekuasaannya bertahan hingga 350 tahun. Hingga pada 1784, negara Arakan kembali dikuasai oleh Pasukan Buddha dari Burma.
Nama Rohingya yang diasosiasikan sebagai umat Muslim di Myanmar itu diambil dari nama kuno untuk daerah Arakan. Islam dikenalkan ke daerah itu oleh pedagang dari Arab dan India muslim yang datang. Tumpuan utama mereka adalah berdagang di sekitar pantai Arakan dan hilir Burma. Percampuran nikah juga membuat Islam berkembang pesat disana.
Daerah Arakan secara geografis terpisah dengan sebagian besar wilayah negara Myanmar yang menganut agama Buddha. Daerah tersebut dipisahkan oleh Gunung Arakan. Luas provinsi itu sekitar 20 ribu mil persegi dan Akyab adalah ibu kota provinsinya. 
Tahun 1886, Inggris menjajah Burma. Sebelumnya umat Muslim dan Hindu di negara ini hidup berdampingan dalam damai. Tahun 1938, Inggris mulai menurunkan tangan besinya. Lebih dari 30.000 Muslim Burma dibunuh secara missal, dan 113 masjid diberangus.
Setelah kemerdekaan Burma tahun 1948, nasib bangsa Muslim tidak juga berubah. Mereka menjadi korban kekerasan pemerintah dan militer, dan jumlahnya bahkan sampai 90.000 ribu orang yang tewas. Tahun 1961, pemerintah Burma menyatakan bahwa Budha adalah agama negara dan semua orang Islam harus belajar nilai dan budaya agama Budha.
Lewat kudeta militer, Jenderal Ne Win mendeklarasikan Burma sebagai Negara sosialis. Tahun 1982, Ne Win menyatakan Muslim Rohingya sebagai pendatang ilegal. Sementara diskriminasi dan kekerasan berupa pembunuhan, pembakaran dan pemerkosaan terhadap Muslim Burma di hilir Myanmar dan Muslim Rohingya (Rakhine) di Arakan pantai Myanmar terus berlangsung, tanpa diketahui banyak oleh dunia internasional.

Pembantaian Muslim Rohingya di Myanmar Kembali Terjadi

Pembantaian Muslim Rohingya di Myanmar Kembali Terjadi

Pemerintah Myanmar mengakui membunuh orang Rohingya dan memberondong desa-desa kaum Muslim Rohingya dari helikopter tempur.
Desa-Desa Hangus
Foto yang dirilis oleh Human Rights Watch tampaknya menunjukkan desa-desa yang hangus, dan menurut kelompok hak asasi itu setidaknya 430 bangunan terbakar. Foto-foto satelit itu diambil antara 22 Oktober dan 10 November, menyusul laporan terjadinya pertempuran dan mengungsinya warga sipil bulan lalu.
citra_2014Tertutup bagi media
Menyerang Rohingya adalah langkah populer untuk militer, lapor wartawan BBC Jonah Fisher dari kota terbesar Myanmar, Yangon.
“Alasan mengapa kantor berita internasional dan kelompok bantuan tidak diizinkan untuk pergi ke sana adalah karena militer berusaha untuk menutupi apa yang mereka lakukan di sana, pembunuhan dan lain-lain. Mereka berbohong,” ujar Linn dari Organisasi Nasional Arakan Rohingya dikutip dari Asian Correspondents seperti dilansir sindonews, Kamis (17/11/2016).
_92421501_myanmar-rakhine-1Berada di Pengungsian
Lebih dari 100 ribu orang tinggal di kamp-kamp kumuh, dimana mereka rentan terhadap kelaparan, serta serangan lanjutan.
Seorang guru desa di negara bagian Rakhine mengatakan kepada Associated Press bahwa lebih banyak Rohingya yang bersembunyi di hutan karena kampanye bumi hangus oleh militer Myanmar.
_92421496_036067942-1Pembunuhan dan Terusir hingga 150.000 orang
Sedikitnya 150 orang telah meninggal dan terusir akibat pembakaran dalam operasi militer yang dilakukan pemerintah Myanmar di negara bagian barat Rakhine sejak sabtu (12/11/2016).
Wanita, & anak-anak Rohingya dikurung, dibakar hidup-hidup
Banyak gadis dan wanita diborgol, sementara lelaki ditahan tanpa sebab. Beberapa memperkirakan para wanita diperkosa dan dibunuh.
Selain itu, sebanyak 3.500 bu­ah rumah dibakar mengakibatkan sekurang-kurang­nya 30.000 penduduk kehilangan tem­pat tinggal.
image-2
 
Video puluhan korban Rohingya yang dibakar hidup-hidup
Syaikh Abdullah Umar dari Arakan, Myanmar tadi malam memberitakan keadaan bangsanya dalam laman facebooknya. Saksikan video jasad-jasad muslim yang menjadi arang bersama rumah mereka lihat di:  http://www.gensyiah.com/rohingya-benar-benar-dilupakan-dunia.html
Dan video pengakuan serta cerita sedih ibu-ibu Rohingya yang anaknya dilempar kedalam api oleh militer Myanmar lihat di : http://5pillarsuk.com/video/video-myanmar-army-throw-rohingya-children-into-fire-in-front-of-their-mothers/
Petisi agar Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi ditarik kembali
Aung San Suu Kyi dan partainya Liga Kebangsaan untuk Demokrasi dapat memerintah Myanmar saat ini, namun membiarkan dan mendukung operasi Militer pemusnahan dan pembakaran Rohingya dimasa pemerintahannya. Klik dan tanda tangani petisi disini : https://www.change.org/p/take-back-aung-san-suu-kyi-s-nobel-peace-prize?recruiter=71609953&utm_source=share_petition&utm_medium=facebook&utm_campaign=share_page&utm_term=mob-xs-share_petition-no_msg
Terakhir doakan muslim Rohingya, Allahumansur ikhwanana fii Rohingya. Semoga Allah jaga saudara muslim Rohingya. Dan doakan pula pelakunya diazab Allah..
 
Sumber : BBC, Republika, Islamedia, Utusan.my, Sindonews