by Danu Wijaya danuw | Apr 29, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
Alhamdulillah semuanya adalah ketetapan dari Allah SWT. Lewat pertarungan pilkada DKI yang begitu tegang akhirnya pasangan No 3 Anies-Sandy, Insya Allah dipastikan menjadi gubernur baru Jakarta untuk 5 tahun ke depan.
Saya justru tertarik melihat apa arti di balik kemenangan ini, mencoba mengambil pelajaran berharga pada pilkada ini, bukan semata-mata dari tinjauan politik ansich. Kemenangan ini mengirim pesan begitu kuat kepada umat Islam secara umum dan para elit Islam politik di negeri ini.
Beberapa catatan penting yang saya bisa tangkap sebagai berikut:
1. Jangan tinggalkan suara umat.
Sudah jamak bagi kita bahwa seringkali Islam politik yang digerakkan partai-partai Islam atau berbasis agama sering dibenturkan dengan kepentingan pragmatisme sesaat.
Para elit partai lebih memilih melakukan deal kepentingan singkat daripada memilih menangkap suara dukungan arus bawah umat.
Kita bisa melihat bagaimana kegalauan kubu PPP dan PKB dalam putaran kedua. Kendati banyak petinggi partai tersebut turut aksi dalam gelombang aksi bela Islam beberapa jilid bersama konstituennya.
Namun umat “terluka” atas keputusan petingginya yang justru mengalihkan dukungan ke kandidat yang “ditolak” oleh umat itu sendiri.
Mungkin ini pelajaran penting bahwa, seringkali hanya kepentingan politik sesat kita justru tinggalkan basis suara pemilih kita sendiri. Jangan salahkan akhirnya jika umat kehilangan selera dan referensi untuk mempercayai Islam politik.
Kita boleh berkuasa di atas atas mandat mereka, namun jika mereka sudah sakit hati cara mereka menghukum adalah dengan cara tidak memilih mereka.
2. Umat Islam adalah big market.
Demokrasi memaksa meraup suara terbanyak, karena itu pilihan untuk pasar suara tak terelakkan. Indonesia dan umat Islam adalah keniscayaan.
Memisahkannya adalah anomali sejarah, kendati kita sadar bahwa kaum muslimin baru menjadi pasar saja belum menjadi pemain utama dalam mengatur pasar politik Indonesia, belum menjadi subjek utama ,tapi hanya menjadi objek.
Itulah sebabnya dari berbagai paslon atau partai apapun pasti tak ketinggalan menggarap pasar yang sangat menggoda ini, perang simbol dan teknis mendekati umat menjadi lumrah dalam politik.
Karena itu pelajaran Pilkada DKI ini harusnya jadi pelajaran penting bahwa saatnya mereka bangkit untuk tidak menjadi obyek pasar saja, tapi kalau perlu menjadi subyek pertama dalam pengarusutamaan politik di negeri ini.
Mungkin bagi tim Ahok dengan bergabungnya sejumlah elemen umat Islam lewat simbol PPP, PKB atau beberpa tokoh elit NU dianggap bisa sederhanakan bahwa pasar umat Islam akan diambil, kenyataannya?
3. Kekuatan baru era milenial.
Tak dipungkiri demokrasi kita telah memasuki di era yang tak kita temukan di periode-periode yang lalu, yaitu era milenial ditandai dengan jaringan informasi yang begitu masif dan mudah diakses secara langsung kepada masing-masing person.
Mungkin suatu saat memasang iklan baliho di pinggir jalan disamping biaya besar dan harus dijaga terus akan ditinggalkan, sedangkan dengan sekali postingan di akun media sosial apapun jenisnya, belum lagi lewat broadcast via telegram, WA dan lain sebagainya begitu berdampak masif luar biasa.
Perang di dunia maya jauh lebih seru dan sangat dinamis, tak seperti mungkin dulu pilkada pertama kali di gelar 2005. Kini kita sadar bahwa pilar demokrasi bisa bertambah yaitu media sosial.
Salah satu dampak positifnya adalah efektifnya metode kampanye dan bahkan untuk memblok gerakan lawan.
Kita lihat betapa blundernya tim Ahok menggelar serangan sembako di hari tenang, tapi peran media secara positif justru mempersepsikan tindakan mereka negatif.
Mungkin mereka lupa sekarang era digital, ditangan setiap orang ada hp yang bisa bisa langsung dia rekam atau live lewat akun medsosnya dan merangkap sebagai wartawan dan peliput acara dan orang bisa lihat langsung di media sosial.
4. Barang itu penting.
Secara survey masyarakat jakarta cukup puas dengan kepemimpinan Ahok, tapi apakah akan memilih kembali tenyata di bawah 50 persen akan memilihnya kembali.
Apa artinya tenyata kagum dengan memilih adalah dua hal yang berbeda. Alasan yang paling utama adalah gaya berkomunikasi Ahok yang jauh dari unsur budaya ketimuran secara umumnya. Bicara yang sopan santun, yang lebih sejuk dan merangkul tidak bisa dipungkiri relatif tak dimiliki Ahok.
Jika barang sudah jelek mau dibungkus apapun akan ketahuan jeleknya pada akhirnya, pencitraan hanyalah menjadi beban untuk menutupi wajah asli yang sebenarnya sadar kalau barang tersebut ada cacatnya.
5. Bersatulah
Ini adalah inti dari kesemuanya, ternyata jika umat itu kompak dan solid maka mereka akan memetik buahnya sendiri. Jika suara yang didengungkan umat juga disambut oleh para elit politik Islam maka itu bertemunya suara bawah dengan suara atas.
Jangan lagi mau dipecah belah, saatnya elit politik Islam tidak memiliki penyakit rendah diri dan dia harus melihat peristiwa gejolak umat ini seakan-akan menegur para elitis, jika kalian tidak becus urus kami maka biarkanlah kami yang bergerak.
Mari kita bercermin, seringkali para elit dihantui oleh penyakit ketakutan yang dia ciptakan sendiri tentang ketidakpastian kedepan, yang akhirnya menyeret mereka untuk memilih jalan pragmatisme.
Sehingga yang terjadi kekuatan politik Islam di negeri ini seringkali dibenturkan dan mau diadu domba dengan sesama elemen umat oleh kepentingan jahat yang ingin menguasai negeri ini.
Lihatlah bagaimana Pilkada DKI membuat umat mengambil perannya sendiri, kekuatan yang selama ini di marginalkan tiba-tiba tampil kedepan menjadi arus utama perjuangan politik untuk selamatkan Jakarta dan indonesia sekaligus.
Ya Allah terimalah amal kami.
Oleh : Syukri Wahid (Pegiat Sosial Politik)
Sumber : Republika
by Danu Wijaya danuw | Apr 27, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roojiun, Dewan Penasihat komunitas One Day One Juz (ODOJ) Ustadz Fadlyl Usman Baharun,Lc Al Hafidz, telah berpulang ke Rakhmatullah.
Ustadz Fadlyl menghembuskan nafas terakhirnya pada hari selasa (25/4/2017) pukul 17:30 WIB di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta Timur.
Semoga semua amal sholeh ustadz di terima Allah SWT, Semua dosanya Allah Ampuni, meninggal dalam keadaan Husnul Khotimah.
Profil dan Kenangan
Ustadz Fadlyl dikenal sebagai pribadi yang sangat luar biasa semangatnya dalam mendakwahkan Al-Qur’an. Bahkan dalam kondisi sakit, Ustadz Fadlyl tetap mengisi kajian.
Ustadz Fadlyl juga mendirikan Rumah Quran Indonesia yang telah berhasil melahirkan para penghafal Al-Qur’an.
Beliau juga pernah ikut demontrasi jalanan dalam rangka membebaskan Palestina dan Masjidil Aqsha. Kadangkala beliau di tunjuk menutup aksi demonstrasi dengan doa, doa yang menyentuh dan menggugah.
Beliau juga yang peduli dengan kondisi ruhiyah para da’i. Dengan Darut Tarbiyahnya beliau menginisiasi acara Mabit (Malam bina iman dan taqwa) bagi para da’i, agar ruhiyah da’i terus terjaga dan selalu termotivasi utk ditingkatkan
Penyakit yang beliau derita tidak menyurutkan perjuangan beliau untuk terus dan terus melahirkan generasi hafidz/hafidzoh.
Dengan kondisi yang lemah, beliau masih memotivasi para santri untuk menyelesaikan hafalannya.
Ditengah kelelahan, beliau juga masih tampak ceria melayani para org tua santri.
Ujian dan rintangan melahirkan generasi hafidz/hafidzoh bukanlah hal mudah, tapi beliau membuktikan bahwa semua amal yang dikerjakan secara ikhlas dan sungguh-sungguh akan menemukan taqdir kesuksesannya.
Khidmat dan perjuangan beliau melahirkan generasi hafidz/hafidzoh quran adalah teladan bagi kita semua para da’i pecinta Al Quran.
Antum ahlul Quran Yaa Ustadz. Semoga Allah membalas semua amalmu dengan Surga-Nya. Aaamiin…
Sumber : Islamedia/AbuWafa
by Danu Wijaya danuw | Apr 26, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
Gubernur DKI Jakarta Terpilih Anies Baswedan menegaskan bahwa akan mencabut sejumlah larangan semasa ahok memimpin Jakarta. Larangan tersebut berkaitan dengan kegiatan ke Islaman warga DKI Jakarta yang notabene mayoritas muslim.
Menurut Anies, Indonesia merupakan negara Pancasila yang sila pertama berbunyi Ketuhanan yang Maha Esa. Artinya, kata Anies, pemerintah harus membantu kegiatan yang menyokong Pancasila, termasuk kegiatan keagamaan.
Dihadapan Umat Islam yang menghadiri acara peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad di Masjid At-tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Anies akan mengembalikan semuanya.
“Latihan penyembelihan hewan kurban dibolehkan lagi, takbiran dibolehkan lagi, Monas boleh dipakai untuk majelis taklim, rumah dinas dipakai lagi untuk pengajian, kantor kelurahan untuk majelis taklim, GOR untuk majelis taklim. Insya Allah akan kami kembalikan semuanya (ke awal),” ujar Anies seperti dilansir tempo, senin (24/4/2017).
Sebelumnya, semasa ahok memimpin Jakarta, sejumlah kegiatan keislaman ditempat publik dilarang, seperti takbiran keliling saat Idul Fitri dan Idul Adha. Kala itu ahok menyarankan takbiran lebih baik dilaksanakan di masjid-masjid serta di kampung wilayahnya masing-masing.
Selain takbiran keliling, Ahok juga menerbitkan Instruksi Gubernur DKI Nomor 168 Tahun 2015 tentang Pengendalian, Penampungan, dan Pemotongan Hewan.
Aturan itu berisi : pelarangan penjualan serta pemotongan hewan kurban di pinggir jalan dan sekolah.
Ahok juga pernah melarang masyarakat untuk mengadakan pengajian akbar di halaman Monumen Nasional.
Sehingga membuat Majelis Rasulullah memindahkan kegiatan pengajian akbar dari tempat seperti biasa di Monas pindah ke Masjid Istiqlal.
Namun ketidak adilan serta keberpihakkan ahok diperlihatkan dengan diperbolehkannya perayaan kegiatan kristiani Paskah akbar di Monas dengan ribuan jemaah.
by Danu Wijaya danuw | Apr 25, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
Calon Gubernur DKI Jakarta Terpilih Anies Baswedan memberikan tausiah saat menghadiri acara isra mi’raj di Masjid At-Tin, Taman Mini Indonesia Indonesia (TMII), Jakarta Timur, 24 April 2017.
Anies Baswedan mengatakan kemenangannya di Pilkada DKI berasal dari doa-doa orang ikhlas. Doa-doa itu, kata Anies, adalah doa yang dibutuhkan lima tahun ke depan.
“Semoga Jakarta jadi kota maju, warga bahagia. Semoga langkah kita selalu diridhoi Allah. Terima kasih atas kesempatan hari ini. Ini insya Allah silaturahmi pembuka,” ujar Anies di tengah peringatan Isra Mi’raj di Masjid At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Senin 24 April 2017.
Anies tidak menduga hasil perolehan Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta putaran kedua memenangkan dirinya bersama Sandiaga Salahudin Uno.
“Saya mau sampaikan bahwa kemenangan kemarin tidak diduga angkanya. Kalau menangnya yakin. Angkanya kaget juga ya ternyata ikhtiar kita dijawab berlimpah oleh Allah,” ujar Anies.
Berdasarkan hasil hitung cepat, pasangan calon nomor urut tiga unggul dengan perolehan suara 58 persen.
Anies berhasil mengalahkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat yang hanya memperoleh 42 persen. Anies unggul dengan selisih telak 14 persen.
Anies mensyukuri kemenangan yang ia peroleh hampir di lima wilayah DKI Jakarta dan Kepulauan Seribu.
Ia mengatakan seluruh masyarakat Indonesia bersujud syukur atas kemenangan tersebut.
Bahkan, Anies bercerita ada pedagang nasi uduk yang rela menggratiskan dagangannya setelah dirinya menang pilkada DKI Jakarta.
“Ada pedagang nasi uduk digratiskan nasinya. Padahal kan mereka juga enggak punya duit, tapi mereka merasa menang.
Penjual kelapa muda juga ada yang gratiskan. Ada juga pedagang kopi di Palu, dia baca yasin dan puasa tujuh hari untuk Jakarta,” kata Anies.
by Danu Wijaya danuw | Apr 25, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengatakan, dirinya berkomitmen tidak menerima gaji saat nanti sudah menjabat di Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Gaji itu nantinya akan disumbangkan kepada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
“Seluruh gaji saya untuk kaum yatim dhuafa dan fakir miskin. Bahkan, saat saya berkeliling di Jakarta masih terdapat warga yang tidak sejahtera,” ucap Sandiaga di Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (23/4/2017).
Dia beralasan, tabungan dari usaha yang digelutinya masih mampu menunjang kehidupan keluarga.
“Saya Alhamdulillah sudah dapat banyak rejeki. Saya sudah janjian juga sama istri akan hal ini, masih banyak yang miskin juga,” jelas dia.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta telah merilis kekayaan para calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Dari data itu terlihat calon wakil gubernur Sandiaga Uno yang paling kaya dengan total kekayaan mencapai Rp 3,8 triliun.
“Ya saya merasa ini bukan harta saya, milik Allah, saya cuma ketitipan saja, pasti ada tugasnya, karena nanti pasti ditanya sama masyarakat di DKI dan juga akhirat,” ucap Sandiaga Uno di Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat tahun lalu.
Sandi mengaku, pencalonan dirinya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta bukan untuk mencari harta dan kuasa. Sandi mengaku, akan menyumbangkan semua uang yang dia terima dari hasil menjadi wakil gubernur.
Sumber : Liputan6
by Danu Wijaya danuw | Apr 24, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menegaskan akan tetap menjual saham di perusahaan bir milik Pemprov DKI. Sandiaga berkata saham Pemprov DKI di perusahaan bir tidak bermanfaat bagi warga Jakarta.
“Saya dari pertama kali komitmen (saham bir) dijual. Itu karena nggak nyambung banget dengan visi membahagiakan warganya,” kata Sandiaga di Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (22/4/2017).
Sandiaga mengatakan perusahaan bir bukan merupakan investasi hajat hidup warga kebanyakan. Ia menegaskan hal tersebut tidak akan terlalu berpengaruh pada pendapatan daerah.
“Program Pemprov itu kan untuk membahagiakan warganya . Kita yang penting kan harus memberikan pelayanan kepada semua masyarakat. Bir kan bukan hajat hidup orang banyak. Saya kan yang paham investasi,” ujarnya.
Sebelumnya pada masa kampanya, cagub DKI Anies Rasyid Baswedan berjanji akan menjual saham Pemprov DKI Jakarta di perusahaan bir jika terpilih menjadi gubernur. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi rencana tersebut.
“Banyak faktor, pertama karena memang konsumsi warga Jakarta terhadap bir juga rendah,” ujarnya di Pesing Garden, RT 01 RW 08 Kelurahan Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Selasa (24/1) lalu.
Alasan lain dari rencana tersebut adalah karena hendak menjaga anak-anak dari konsumsi minuman keras seperti bir. Banyak orang tua, dikatakan Anies, tidak ingin anaknya mengkonsumsi bir.
Seperti diketahui, Pemprov DKI memiliki 23 persen saham di PT Delta Djakarta. Perusahaan itu merupakan produsen dari sejumlah merek bir ternama, di antaranya adalah Anker, Carlsberg, dan San Miguel.
Sumber : Detik