SINGAPURA – Ketua DPR Singapura Halimah Yacob menjadi favorit kuat untuk mengukir sejarah sebagai presiden pertama wanita di negeri Singa.
Halimah yang sudah lama digadang-gadang akan maju akhirnya mengumumkan kesiapannya pada Minggu (6/8/2017).
Wanita berusia 62 itu menyatakan, jabatan presiden adalah posisi dengan kewajiban yang sangat berat.
Seperti dikutip Channel News Asia disebutkan, Halimah percaya dengan dukungan warga Singapura, dia dapat menjalankan tugas itu dengan baik.
Dia mengaku telah berkonsultasi secara berhati-hati dengan keluarga, kolega, dan teman baiknya untuk keputusan itu.
Halimah juga telah mengajukan pengunduran dirinya sebagai Ketua DPR, anggota DPR, dan anggota partai berkuasa, Partai Aksi Rakyat (PAP).
Pengunduran diri Halimah telah diterima Perdana Menteri Lee Hsien Loong, Senin sore ini (7/8/2017).
Sosok yang juga merupakan Ketua DPR pertama wanita Singapura ini merupakan politisi veteran yang banyak menghabiskan karirnya di serikat buruh Singapura.
Dia resmi terjun ke dunia politik setelah terpilih sebagai anggota DPR di pemilu tahun 2001.
Setelah menjabat sebagai menteri muda sosial dan urusan keluarga, Halimah terpilih sebagai Ketua DPR di tahun 2013.
Sejauh ini, belum ada penantang yang berpotensi mengalahkan Halimah. Nama-nama lain yang juga telah menyatakan kesiapannya maju adalah dua pengusaha, Farid Khan Kaim Khan dan Mohamed Salleh Marican.
Ada pun pemilihan presiden Singapura tahun ini khusus hanya akan diikuti oleh warga Singapura bersuku Melayu.
Perubahan konstitusi dilakukan tahun lalu di mana pemilu “khusus” akan digelar jika ada suku tertentu yang belum menjabat sebagai Presiden Singapura selama lima periode atau 30 tahun.
Ada pun masa jabatan Presiden Singapura adalah enam tahun.
Sosok Melayu satu-satunya terakhir yang memegang posisi ini adalah Yusof Ishak, yang juga presiden pertama Singapura dari 1965-1970.
Pilpres diperkirakan akan digelar di pekan kedua September mendatang.
Etnis Melayu di Singapura adalah penduduk asli negara pulau tersebut. Namun, sebagai tuan rumah justru mereka “tak berdaya”. Singapura mulai didominasi dan dikuasai keturunan Cina.
Dalam tulisan New Straits Times, mengutip sebuah survei pada kebutuhan, keprihatinan dan aspirasi warga Melayu di Singapura, telah mengungkapkan adanya sikap sentimen terhadap kelompok melayu tersebut.
Survei tersebut menunjukkan, bahwa orang-orang Melayu yang identik dengan etnis yang sangat mencintai budayanya, agama, dan negara, justru merasa tak sepenuhnya diterima sebagai bagian dari negara mereka sendiri. Termasuk minimnya partisipasi orang Melayu di Angkatan Bersenjata Singapura (SAF).
 
Sumber : Kompas/Chanel News

X