Oleh : Adi Setiawan, Lc., MEI
 
Sepeninggal Abu Thalib dan Siti Khadijah Rasulullah SAW bersedih hati, terasa hilang pembela setianya. Sehingga masa ini pun dikenal dengan ‘aammul huzn (tahun dukacita).
Untuk menghibur beliau SAW Allah SWT pun men-setting beberapa kejadian yang luar biasa. Dimulai dari peristiwa isra’ mi’raj dan peristiwa lainnya yang pada akhirnya lahir kembali pembela-pembela baru bagi perjuangan dakwah Rasulullah SAW.
Firman Allah SWT, “Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang yang membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhannya. Demikianlah balasan bagi orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Az-zumar 33-34)
Adalah Abu Bakar As-shiddiq yang menjadi komando bagi para sahabat lainnya untuk berikrar, bersumpah menjadi pembela Rasulullah SAW.
Belajar dari kesetiaan para sahabat Rasulullah SAW, ada banyak kriteria teman, sahabat dan pembela yang mesti dicari:
1. Seperti penjual minyak wangi
Abu Bakar sosok sahabat yang setia bagi Rasulullah SAW. Semenjak keduanya kanak-kanak hingga akhir hayat beliau SAW. Abu Bakar selalu berada di samping beliau. Sahabat seperti inilah yang Rasullah SAW kiaskan dengan penjual minyak, selalu membawa kebaikan sebelum diminta, selalu menebarkan wewangian dari kejauhan sebelum tangan berjabat. Pertemuan pun terasa bahagia, tak ingin segera berpisah. Kalau pun terpisah ingin rasanya segera berjumpa. Inilah persahabatan sejati.
2. Penolong setia
Kehilangan Siti Khadijah membuat Rasulullah SAW bersedih hati untuk sementara waktu. Beliau kembali semangat saat menyaksikan para sahabatnya yang ikhlas lagi setia, rela berkorban harta bahkan nyawa, Para sahabat yang siap mengikuti jejak Siti Khadijah yang gemar menolong orang lain. Apalagi orang yang suka menolong dan meringankan beban orang lain, Allah SWT akan ringankan bebannya.
3. Selalu mendoakan
Dalam sabdanya Rasulullah SAW mengungkapkan bahwa doa adalah shilahul mukmin, doa merupakan senjata rahasia bagi mukmin. Para sahabat Rasulullah SAW selalu mendoakan kebaikan bagi sahabat lainnya. Dengan demikian orang mukmin seharusnya saling mendoakan terlebih ketika seorang muslim mendoakan kebaikan untuk saudaranya sesama muslim, maka kebaikan itu pun akan kembali kepadanya. Jadi yang mesti disadari dan dicari adalah doa-doa yang ikhlas dari sahabat mukmin. Karena bagaimana ikhlas berdoa jika berbeda keyakinan antara sahabat.
4. Selalu saling mengunjungi (silaturrahim)
Para sahabat Rasulullah SAW terbiasa saling mengunjungi. Saling mengunjungi merupakan perekat persahabatan. Selain itu silaturrahim akan memanjangkan umur. Bagaimana tidak panjang umur, jika seseorang dalam kesusahan materi, tidak punya uang misalnya, atau pun kesusahan non materi, seperti ditinggal keluarga maka ketika berkunjung kepada sahabat, minimal uang dikasih, curhatan pun didengar.
5. Sadar bahwa arwah orang yang bersahabat akan bersama
Dalam Al-Qur’an Allah SWT sebutkan, “Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam kenikmatan (surga) dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar dalam neraka.” (QS. Al-Infithar: 13-14)
Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Arwah-arwah itu akan berbaris, yang saling kenal akan bersama dan yang tidak kenal akan terpisah.”
Demikianlah arwah orang yang baik akan berkumpul dengan arwah orang-orang yang baik begitu pula arwah yang jahat akan berkumpul dengan arwah yang jahat.
Sudah menjadi lumrah, manusia akan selalu mencontoh kemudian bergaul dengan orang satu tipe. Begitu juga dengan agama seseorang sangat tergantung dengan agama temannya. Dan pertemanan di dunia ini akan berlanjut hingga ke akhirat nanti.
6. Selalu mengajak kepada ketaatan
Kebaikan yang dilakukan bersama-sama manfaat yang hadir akan jauh lebih besar. Dan sahabat yang selalu mengajak kebersamaan inilah yang mesti dicari. Sebagai contoh, perbandingan shalat sendiri dengan shalat berjamaah yang mempunyai pahala 27 kali lipat. Mana yang dipilih?
Ketika melaksanakan rangkaian ibadah puasa di bulan Ramadhan, mulai dari sahur, kemudian menahan lapar di siang hari, buka bersama, sampai sholat tarawih,  jauh lebih semangat jika dikerjakan bersama-sama.
Begitu juga ketika fastabiqul khairat dalam ibadah zakat. Dihimpun bersama-sama, dana terkumpul lebih banyak, maka semakin banyak pula para mustahik yang bisa dibantu.
#disampaikan pada khutbah jum’at 06 Mei 2016 di Masjid Al-Hijrah Komplek Kodam Jatiwarna.