Adalah Rahmat Purnomo, seorang pendeta sekaligus ketua gerakan misionaris di Gereja Bethel Injil Sepenuh, Sumatra Utara yang mendapatkan hidayah dalam hidupnya hingga ia memutuskan untuk memeluk agama Islam.
Kisah itu dimulai saat suatu hari, pemimpin gereja mengutusnya untuk melakukan perjalanan misi penyebaran injil selama tiga hari tiga malam di daerah Dairi, sekitar 100 km dari kota Medan, Sumatra Utara.
Dalam perjalanan pulang dari melaksanakan misi tersebut Rahmat Purnomo bertemu dengan seorang laki-laki kurus dengan tongkat ditangannya dan mengenakan sebuah kopiah putih yang sudah lusuh dan pakaian yang warnanya telah memudar. Mungkin karena sering dipakai sampai sandalnya pun diikat dengan kawat untuk menguatkannya.
Laki-laki tersebut mendekatinya, setelah saling memberikan salam hormat, laki-laki tersebut memberikan sebuah pertanyaan yang bagi Rahmat Purnomo adalah sebuah pertanyaan yang aneh. Laki-laki tersebut berkata : “Engkau telah menyebutkan bahwa Isa Al-Masih itu adalah Tuhan, mana dalil yang menunjukkan ketuhanannya?” Dengan nada yang sedikit kesal Rahmat Purnomo menjawab : “Sama saja ada dalilnya ataupun tidak, itu tidaklah penting bagimu. Jika kamu ingin maka imanilah, atau jika ingin maka ingkarilah”
Laki-laki tersebutpun memutar badannya dan pergi menjauh dari Rahmat Purnomo. Namun ternyata hal tersebut tidak selesai sampai disitu, setibanya di rumah Rahmat Purnomo mendapati pertanyaan laki-laki tersebut terngiang-ngiang dalam ingatan dan mengetuk pendengarannya dengan sangat kuat, sehingga mendorongnya untuk membuka dan menganalisis kitab Injilnya, dalam rangka mencari jawaban yang benar dari pertanyaan laki-laki tersebut.
Setelah membuka dan menganalisis kitab Injil miliknya, Rahmat Purnomo pun mendapati empat keganjilan.
Keganjilan pertama, siapakah Yesus?
Setelah mengkaji 4 kitab Injil yang berbeda (Mathius, Markus, Lukas dan Yohanes), Rahmat Purnomo mendapati jawaban yang berbeda dari setiap kitab Injil yang dikajinya. Ada yang mengatakan bahwa Yesus memiliki nasab hingga ke Ibrahim dan Daud, ada yang mengatakan bahwa Yesus memiliki nasab hingga ke Ya’qub, dan ada yang mengatakan bahwa Yesus adalah anak Allah.
Keganjilan kedua, benarkan doktrin “Dosa Turunan”?
Sebagaimana diketahui, bahwa dalam agama Kristen terdapat doktrin “dosa turunan” atau kesalahan pertama, yaitu kesalahan yang dilakukan Adam ketika memakan buah terlarang. Dosa tersebut diwariskan kepada seluruh manusia sampai janin yang masih ada dirahim ibunya pun harus menanggung dosa tersebut. Setelah membuka kitab Hezekiel ia pun medapatkan bahwa anak tidak membawa dosa ayahnya, dan ayah tidak tidak menanggung dosa anaknya.
Keganjilan ketiga, benarkan doktrin bahwa “dosa manusia tidak akan diampuni sampai Yesus disalib?”
Setelah mengkaji kitab perjanjian lama Rahmat Purnomo pun mendapati bahwa Allah mengampuni dosa tanpa perlu perantara dari siapapun.
Dan keganjilan yang terakhir adalah, doktrin bahwa “ Yesus adalah penyelamat dunia”
Salah satu paham agama Kristen adalah barang siapa yang beriman pada Yesus maka dia pasti akan selamat meskipun melakukan dosa-dosa dan kemaksiatan seperti apapun. Rahmat Purnomo pun mengkaji kitab kisah para Rasul surat Paulus 1 sambil berpikir tentang hakikat keberadaan manusia, Rahmat Purnomo pun menyimpulkan bahwa tidak mungkin Yesus sebagai penyelamat dunia, jika Yesus saja tidak mampu menyelamakan dirinya, bagaimana ia bisa menyelamatkan orang lain.
Setelah menemukan keganjilan-keganjilan tersebut seraya mempelajari Islam serta ajaran yang dibawanya, tepat pada tanggal 2 Februari 1972 pendeta Rahmat Purnomo secara resmi memeluk agama Islam. Alhamdulillah..
Penulis : Muhammad Syukron Muchtar
Referensi :
1.Kitab ‘Uluwwil Himmah karya Syaikh DR.Muhammad Isma’il Al-Muqaddam
2.Buku Segarnya Mata Air Iman, terjemahan kitab Jaddid Imaanak karya DR.Mukmin Fathi Al-Haddad
ed : danw