Kuwait adalah negara kaya dan nilai tukar mata uangnya tertinggi di dunia. Sebab mata uangnya yaitu Kuwait Dinar (1 dinar kuwait) mencapai seharga Rp 45.000. Bila diadu dengan US Dollar atau Euro pun tetap unggul.
Kuwait adalah oase indah di tengah teriknya padang pasir Timur Tengah. Ketika saya menapaki jalan-jalan di Kuwait City, rasa itu terhampar nyata di sana. Di tengah debu gurun dan teriknya udara padang pasir, Kuwait adalah metropolis di tengah kekeringan. Gedung mewah dan mal megah mewarnai setiap sudut negerinya.
Kuwait sangat memanjakan penduduknya dengan memberikan pelayanan kesehatan gratis, pendidikan gratis, fasilitas rekreasi umumnya gratis, jalan raya diaspal mulus sampai ke gang-gang.
Selain itu, minyak (Bensin) dijual murah, harga bensin sangat murah (1 liter = Rp 2.000). Kemudian bahan makanan pokok juga dijual murah dengan harga yang disubsidi.
Kuwait sangat kaya dengan cadangan minyak dan gas alam, cadangan minyak yang sudah diketahui adalah 96,8 miliar barel, menempati 10% cadangan total dunia, nomor 4 di dunia.
Luas wilayah Kuwait hanya 17,820 km2 dengan jumlah penduduk 3,806,000 jiwa, hanya 31,4% nya saja penduduk asli Kuwait. Sedangkan sisanya 68,6% adalah ekspatriat, yaitu pekerja asing yang berasal dari Eropa, India, Sri Lanka, Bangladesh, Filipina, termasuk Indonesia.
Banyak kendaraan mobil yang berlalu lalang dengan memacu kendaraannya sangat kencang. Sebab disini jarang ada pejalan kaki atau motor
Tiap rumah pasti memiliki mobil pribadi, bahkan 3-4 buah mobil tiap rumah. Maklum, di sini pengangguran pun dibayar oleh negara. Bayi yang baru lahir saja mendapatkan uang tunjangan sekitar 200 KD (sekitar Rp 8.000.000).
Geografis dan Sejarah Kuwait
Kuwait negara yang terletak di pesisir Teluk Persia Timur Tengah ini berbatasan dengan Irak di bagian barat dan utara, sedangkan di timur berbatasan dengan Teluk Arabia. Di bagian selatannya berbatasan dengan Saudi Arabia.
Menurut sejarah, nama “Kuwait” berasal dari bahasa Arab yang artinya “Benteng yang dibangun di dekat air”.
Sejak masa lampau Kuwait sudah menjadi pintu gerbang Timur Tengah karena letak geografisnya. Kuwait pada masa pra-Islam merupakan satu pemerintahan dengan Irak.
Islam masuk ke Kuwait ketika negara ini masih menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Persia. Awalnya diperkirakan terjadi pada tahun 15-30 Hijriah.
Ketika Khalifah Umar bin Khattab membebaskan wilayah-wilayah Persia, beliau mengangkat Sa’ad bin Abi Waqqash sebagai Amir di Basra. Sejak itulah wilayah Kuwait resmi menjadi bagian dari dunia Islam dan penduduknya dengan tulus menjadi pemeluk Islam.
Minyak merupakan sumber utama pendapatan keuangan Kuwait. Ekspor minyak menempati 95% nilai total ekspor.
Tapi siapa sangka kalau Kuwait dahulunya, di abad 18, hanyalah sebuah perkampungan Badui Arab yang gersang?
Jauh sebelum minyak ditemukan, masyarakat Kuwait hidup di sekitar Teluk Arab dan bermata pencaharian sebagai nelayan. Kuwait terkenal sebagai bangsa maritim, nelayan, dan pembuat kapal kayu (dhow) yang baik.
Mereka berlayar ke Baghdad dan Damaskus untuk berdagang. Pelabuhan Kuwait terkenal sebagai pelabuhan dagang yang cukup sibuk di Teluk Arab. Sisa-sisa kejayaan bangsa nelayan ini masih dapat dilihat kalau kita mengunjungi Museum Maritim Kuwait yang terletak di kawasan Hotel Radison SAS.
Barulah pada sekitar tahun 1938 ditemukan minyak di daratan Kuwait. Setelah Perang Dunia II, Kuwait Oil Company (KOC) mulai mengeksplorasi minyak secara besar-besaran. Tahun 1960, Kuwait menjadi negara terbesar pengekspor minyak di Timur Tengah yang membuat Kuwait semakin dikenal dan disegani oleh negara-negara lain karena pengaruhnya di pasar global.
Hemat saya, saat Saddam Hussein menginvasi Kuwait beberapa tahun lalu, alasannya pastilah sangat kuat. Kekayaan Kuwait yang amat sangat berlimpah memang membuat kesenjangan dan iri negara tetangganya. Tapi mudah-mudahan ke depan, tak ada lagi negara lain yang menginvasi Kuwait seperti pernah dilakukan Saddam.
Sumber : AcehTribunNews