LONDON – Kebakaran yang menghanguskan Grenfell Tower di London, Rabu (14/6) dini hari mengakibatkan 12 orang tewas. Hunian vertikal yang terdiri dari 24 lantai dengan 120 flat itu diperkirakan dihuni oleh 400-600 orang.
Api berkobar saat sebagian besar penghuni sedang terlelap. Beruntung, ada warga lokal yang sedang makan sahur sehingga bisa mengurangi jumlah korban jiwa.
Anak-anak muslim menyelamatkan nyawa orang-orang. Mereka berlarian menggedor pintu. Terima kasih Tuhan untuk Ramadan,” ujar warga lokal kepada Huffington Post.
Seorang warga lainnya menuturkan, andai remaja-remaja muslim yang sedang sahur tidak memberikan pertolongan, bisa jadi ceritanya akan lain. “Bakal lebih banyak orang meninggal,” tuturnya.
Remaja-remaja muslim di sekitar Grenfell Tower yang sedang makan sahur di masjid adalah orang yang datang pertama kali untuk memberi pertolongan. Selain berteriak mencari pertolongan, mereka juga datang dengan membawa kantong-kantong air.
“Mereka adalah yang pertama membawa kantong air membantu orang-orang. Mereka berlari mengabari orang-orang,” sambung warga.
nintchdbpict000331409254_1497496757151
Selama Ramadan, banyak muslim yang bangun dini hari untuk makan sahur. Batas makan sahur di London adalah pukul 02.39.
 
Khalid Suleman Ahmed, warga muslim yang tinggal di Grenfell Tower mengatakan, jika bukan Ramadan maka dia tak akan bangun bersamaan saat api berkobar. Saat sahur itulah dia mencium kebakaran.
Dia lantas melihat ke arah jendela dan melihat asap sudah mengepul dari lantai di bawah flat yang dia tempati. Dia mengaku tak mendengar alarm tanda bahaya.
Saya membangunkan bibi saya, berpakaian dan mulai mengetuk pintu-pintu tetangga. Setiap flat membuka (pintu, red) kecuali dua,” tutur Ahmed.
Warga lainnya menuturkan, Ramadan membawa hikmah tersendiri. “Jika bukan Ramadan, akan ada lebih banyak korban,” katanya kepada Sky News.
Api diketahui muncul pada dini hari ketika banyak penghuni apartemen sedang terlelap tidur. Warga Muslim menjadi yang pertama melihat kobaran api yang melalap apartemen 27 lantai itu.
Warga Muslim memainkan peran besar dalam mengajak banyak orang untuk keluar apartemen. Sebagian besar orang yang saya lihat adalah Muslim, mereka juga menyediakan makanan dan pakaian,” ujar warga setempat, Andre Barroso (33), kepada The Independent.
Sejumlah orang lainnya terlihat sedang membagikan botol air ke orang-orang yang sedang menunggu di luar apartemen.
“Semua orang mendapatkan bantuan. Sangat menyenangkan melihat semua orang berkumpul,” ungkapnya.
 
Sumber : JPNN