MASJID mulai banyak dibangun di Prancis dalam 30 tahun terakhir. Menurut laporan, kini lebih banyak masjid telah dibangun di Prancis dibandingkan dengan semua gereja Katolik yang dibangun pada abad terakhir, Zerohedge melaporkan pada Ahad (6/8/2017).
Di Prancis memang ada undang-undang untuk melindungi gereja-gereja tua. Namun kini negara bebas meratakan gereja-gereja bersejarah manapun.
Sebagai contoh Gereja Santa Rita yang dulu berdiri sejak abad ke-15 di Paris. Beberapa pekan setelah Pastor Hamel tewas, karena dibunuh penjahat, polisi Prancis membersihkan gereja tersebut. Dan sekarang gereja ini rata dan mejadi lahan parkir.
Di sisi lain, lansekap Prancis kini sudah dipenuhi oleh masjid-masjid yang jumlahnya kian bertambah.
Presiden Dewan Muslim Prancis, Dalil Boubakeur, menyarankan gereja-gereja Katolik yang ditinggalkan kosong, karena tidak ada jamaah yang hadir di gereja, untuk dialih fungsikan menjadi masjid.
Menurut sebuah laporan dari Observatorium Warisan Agama, yang dikutip Senat, Prancis akan kehilangan “5.000 sampai 10.000 bangunan Kristen bersejarah pada tahun 2030.”
Setiap tahun, 20 gereja dijual dan dikonversi menjadi masjid di Prancis. Perkembangan Muslim Prancis semakin banyak. Hal ini membuat
Boubaker menambahkan, saat ini terdapat 2.500 masjid di seluruh Prancis, dengan 300 di antaranya masih dalam pembangunan. Jumlah ini masih jauh yang dibutuhkan Muslim Prancis yang terus bertambah. Dimana Muslim Prancis saat ini adalah rumah bagi 6 juta Muslim, dan membutuhkan 5.000 masjid.
Selama wawancara, Boubakeur menyebut contoh pengubahan dari gereja menjadi masjid di Clermont-Ferrand. Ketika gagasan itu disampaikan Muslim prancis, publik justru menyambut baik.

vue-depuis-mezzanine-3

Masjid Clermont-Ferrand yang dahulunya dipenuhi kursi kini berganti karpet


“Gereja itu telah 30 tahun ditinggalkan jamaahnya. Tahun 2012, gereja diserahkan ke Muslim setempat,” ujar Boubakeur.
“Saya pikir Muslim dan Kristen bisa hidup berdampingan,” ujar Boubakeur.
Monseigneur Ribadeao-Dumas, juru bicara Konferensi Wali Gereja Prancis, menyambut baik gagasan Boubakeur. Menurutnya, Muslim harus — seperti Kristen dan Yahudi — mempraktekkan ibadah mereka.
PM Prancis Manuel Valls mengatakan Islam di Prancis adalah agama terbesar kedua di negeri ini. Posisi ini tidak berubah kendati sering terjadi kesalahpahaman.
church

Pendeta Krauth didepan Gereja Saint Eloi’s yang diubah menjadi Masjid


Warga Muslim di Kota Vierzon, Prancis, boleh jadi akan segera memiliki masjid sendiri. Karena kabarnya, sebuah gereja tua di kota itu rencananya akan dijual kepada komunitas Muslim setempat.
Karena Gereja Saint-Eloi’s akan dijual kepada komunitas Muslim setempat untuk dijadikan Masjid. Hal itu dilontarkan oleh pendeta Alain Krauth.
Rencana ini keluar setelah Otoritas Katolik Roma menyatakan tak lagi mampu membiayai perawatan gereja yang berdiri sejak 1950 itu. Pasalnya, gereja di kota itu populasi Katolik makin berkurang tahun demi tahun.
“Jika komunitas Muslim moderate membeli Saint-Eloi’s, kita hanya bisa turut berbahagia karena mereka dapat menjalankan ritual agamanya.” kata Pendeta Krauth seperti dilansir The Washington Post, Senin (22/20).
Namun, pikiran terbuka Krauth itu rupanya tidak serta merta mendapat sambutan baik. Usai memberikan pernyataan yang dimuat media-media lokal, Kraut mendapat puluhan keluhan di telepon seluler dan emailnya. Keluhan tersebut sebagian disampaikan secara sopan, sebagian yang lain bernada keras.
Ia dianggap telah mengkhianati ajaran Nasrani dengan menjual gereja itu ke tangan Muslim. Sebagian mengancam akan memelihara babi di gereja agar komunitas Muslim urung mengajukan proposal pembelian.
Populasi Muslim di Prancis semakin berkembang dari waktu ke waktu. Saat ini, Kementerian Dalam Negeri setempat memperkirakan terdapat lima juta penduduk Muslim di Prancis. Jumlah itu merupakan populasi Muslim terbesar yang ada di negara Eropa.
Ternyata penyebaran Islam yang damai di Perancis dengan pernikahan dan penjelasan ajaran Islam kepada masyarakat sekitar membuat jumlah Muslim serta Muallaf semakin banyak.
 
Sumber : Republika/WashingtonPost/TheIndependent