ANKARA, TURKI – Organisasi Kerjasama Islam (OKI) hari Rabu ini (2/8/2017) menyatakan tekadnya untuk membela Masjid Al-Aqsha dari semua ancaman Israel dan menekankan kesucian situs suci umat Islam tersebut, lapor Anadolu Agency.
Dalam pidato pembukaan, Sekjen OKI Yousef bin Ahmad Al-Othaimeen mendesak negara-negara Islam termasuk para pengusaha dan bisnisman kaya untuk memberi perhatian lebih kepada situs suci umat Islam itu, juga membantu warga Al-Quds yang tinggal di sekitarnya.
“Kepada negara-negara anggota OKI, lembaga keuangan dan swasta, sektor swasta serta individu untuk menyediakan semua bentuk bantuan kepada masyarakat Al-Quds terutama di sektor-sektor kritis, seperti pendidikan, perumahan dan kesehatan,” katanya sebagaimana dilaporkan Koresponden MINA di Sudan Sidiq Mustakim.
Yousef juga menjelaskan bahwa OKI, melalui Islamic Development Bank (IDB), sedang melaksanakan proyek yang mencakup semua aspek pembangunan sosial dan ekonomi di Palestina.
Sebelumnya, OKI bersama Dana Solidaritas Islam juga telah memberikan bantuan senilai $ 27 juta dolar AS untuk berbagai proyek di Palestina, terutama dalam pemeliharaan Masjid Al-Aqsha dan proyek infrastruktur di Al-Quds Al-Sharif.
Dalam pidato sambutan yang sama, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengajak negara anggota OKI untuk bekerja keras melindungi umat Islam dan Kristen di Al-Quds.
“Kita harus bergerak dari sekarang untuk melindungi Palestina dan Al-Quds. Kita perlihatkan kepada Israel bahwa kerja sama kita sangat berurat-berakar dan langgeng.” Tegasnya.
Cavusoglu mendesak masyarakat internasional melakukan tindakan yang perlu guna mencapai perdamaian yang menyeluruh dan langgeng antara Israel dan Palestina dengan landasan penyelesaian dua-negara.
Dalam sebuah pidato akhir yang dikeluarkan di Istanbul para menteri luar negeri OKI mengutuk tindakan provokatif Israel baru-baru ini, termasuk penutupan Masjid Al-Aqsha.
“Komite mengecam larangan Muslim dan Kristen Palestina mendapatkan hak alaminya untuk beribadah di tempat-tempat suci di Al Quds Al Sharif” katanya dalam pernyataan OKI.
Para menteri luar negeri OKI juga menekankan toleransi beragama yang ditetapkan selama berabad-abad di bawah pemerintahan Islam di Al-Aqsha dan mengulangi bahwa masjid suci tersebut adalah kiblat Islam pertama dan satu dari tiga masjid paling yang menjadi milik Islam.
OKI juga mengutuk upaya Israel untuk mengubah status quo bersejarah di Masjid Al-Aqsha, termasuk pemasangan detektor logam dan kamera di dan sekitar Al Haram Al Sharif.
OKI berterima kasih kepada Turki, Yordania dan Arab Saudi atas dukungan serta sikap proaktif mereka selama konflik tersebut.
OKI, yang terdiri atas 57 negara di empat benua, adalah organisasi terbesar kedua antar-pemerintah setelah PBB.
Sumber : Antara/Voa-Islam/MirajNews