? Ringkasan Pengajian Tadabbur Al-Qur’an Surat Al-Mumtahanah ayat 4-6
“Keteladanan Ibrahim Alaihis Salam”
? Ustadz Fauzi Bahreisy
Ahad, 13 Desember 2015
Pkl. 18.00-19.30
Di Majlis Ta’lim Al-Iman
Jl. Kebagusan Raya No.66, Jakarta Selatan
? Surat Al Mumtahanah ayat 4-6
✅ Ayat 4:
“Sungguh, telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya, ketika mereka berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami mengingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu ada permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja,” kecuali perkataan Ibrahim kepada ayahnya, “Sungguh, aku akan memohonkan ampunan bagimu, namun aku sama sekali tidak dapat menolak (siksaan) Allah terhadapmu.” (Ibrahim berkata), “Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkau kami bertawakkal dan hanya kepada Engkau kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.”
✅ Ayat 5:
“Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami, Ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.”
✅ Ayat 6:
“Sungguh, pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) terdapat suri teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian, dan barang siapa berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dialah Yang Mahakaya lagi Maha Terpuji.”
✒ Tadabbur Ayat ke-4 dan ke-5:
? Di dalam Islam di antara satu Nabi dengan Nabi yang lain punya keterkaitan erat, demikian juga apa yang di bawakan oleh Nabi kita Muhammad SAW punya kaitan erat dengan apa yang di bawakan oleh Nabi Ibrahim.
? Ada contoh terbaik pada Nabi Ibrahim dan orang-orang bersamanya. Orang-orang yang bersamanya di sini ada 3 pendapat:
1⃣ Keluarga Nabi Ibrahim yang ikut bersamanya.
2⃣ Kaum Nabi Ibrahim yang beriman.
3⃣ Para Nabi-Nabi yang sejalan dengan Nabi Ibrahim.
? Dalam hal apa kita harus mencontoh Nabi Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya?
Dalam hal:
? Berlepas diri dari orang-orang kafir, dan harus menunjukkan sikap tegas terhadap mereka dalam urusan iman/aqidah.
? Mengingkari atau tidak mengakui mereka. Hal ini tidak perlu dideklarasikan atau diucapkan, cukup dengan menunjukkan sikap.
? Memusuhi mereka, benci atau tidak senang terhadap apa yang mereka lakukan, sampai mereka beriman kepada Allah.
Memusuhi dan membenci disini bukan berarti harus dengan perang, karena tidak semua orang kafir harus di perangi, jika mereka berbuat baik kepada kita maka kita juga berbuat baik kepada mereka. Namun bukan berarti berbuat baik kemudian memberikan loyalitas dan cinta kepada mereka.
? Terkait dengan cinta kepada orang kafir, Imam Al-Kharafi membagi menjadi 3 kategori :
▶ Cinta yang bisa membatalkan iman, seperti kagum kepada agama dan keimanan mereka.
▶ Cinta yang bisa mengurangi iman, seperti cinta karena maksiat yang mereka lakukan, seperti dengan mengatakan “enak juga ya menjadi non muslim bisa melakukan apa saja”
▶ Cinta yang mubah, seperti mencintai karib kerabat yang non muslim bukan karena iman dan agama mereka dan bukan juga karena maksiat yang mereka lakukan. Seperti mencintai Ibu yang non muslim, atau istri dari ahlul kitab, beserta karib kerabatnya.
? Ada satu hal yang tidak boleh di contoh dari Nabi Ibrahim yaitu, meminta ampunan kepada Allah untuk orang-orang kafir, walaupun mereka adalah keluarga dan kerabat terdekat. Ini tidak boleh dilakukan kecuali dengan permohonan agar Allah memberikan mereka hidayah.
? “Tawakkal kepada Allah adalah sebuah bukti keimanan yang paling kuat”
? Di antara do’a-do’a yang di ucapkan oleh Nabi Ibrahim dan kaumnya:
☑ Ya Tuhan kami, hanya kepada engkau kami bertawakkal dan hanya kepada Engkau kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.
☑ Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi orang-orang kafir. Dan ampunilah kami ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau Mahaperkasa, Mahabijaksana.
✒ Tadabbur ayat ke-6 :
? Penekanan bahwa pada Nabi Ibrahim dan pengikutnya ada suri tauladan yang baik bagi orang yang mengharap pahala dari Allah dan keselamatan pada hari kemudian.
***
Majelis Ta’lim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
● Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
● Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabazy, Lc
● Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi www.AlimanCenter.Com agar mendapatkan ringkasan pengajian Majelis Ta’lim Al Iman
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Ta’lim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya.