Solidaritas antara Muslim Rohingya sudah lama terjalin. Merujuk kepada sebuah dokumen yang dirilis oleh Wakil Perdana Menteri Turki, Fikri Isik pada hari Jum’at (08/09), Muslim Rohingya pernah memberikan bantuan dalam bentuk materi kepada Khilafah Turki Utsmani saat perang dunia pertama.
Menurut dokumen dari arsip Turki Utsmani tersebut, orang-orang Rohingya mengirim 1.391 pound untuk Turki Utsmani pada tahun 1913 untuk menolong orang-orang Turki yang terluka dalam perang Balkan yang berlangsung antara tahun 1912 hingga 1913.
Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Menteri Hilmi Pasha, berisi ucapan selamat kepada Turki Utsmani atas kemenangan yang diperoleh dalam perang Balkan.
“Saya menggunakan kesempatan ini untuk mengucapkan selamat kepada Yang Mulia, seluruh anggota kabinet serta semua rekan Turki saya atas perayaan mengagumkan dan menakjubkan merebut kembali Adrianople dan beberapa kawasan yang pernah lepas dan mengembalikan martabat Imperium Turki Utsmani.” tulis Kepala Dana Bantuan Turki Utsmani di Ragoon, Ahmed Mawla Dawood, dalam suratnya.
Ahmed juga menyebutkan dalam suratnya bahwa orang-orang di Rohingya merayakan kemenangan saudara Muslim mereka dan berdoa di masjid-masjid.
Wakil Perdana Menteri, Fikri Isik menulis dalam twitternya bahwa surat tersebut menunjukkan solidaritas yang sangat mendalam antara rakyat Rohingya dengan rakyat Turki.
“Bangsa kami selalu berdiri bersama orang-orang tertindas dan orang-orang yang tidak bersalah dan telah memberikan harapan kepada orang-orang yang membutuhkan.” Kata Isik.
Isik juga menyebutkan bahwa Turki di bawah kepemimpinan Presiden Recep Thayyeb Erdogan akan terus melanjutkan bantuan kepada setiap orang yang membutuhkan.
Pemerintah Ankara telag mendesak masyarakat internasional untuk bertindak melawan kejatahan atas Muslim Rohingya di Rakhine.
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlüt Cavusoglu juga telah membahas persoalan Rohingya dengan berbagai pemimpin dunia agar mereka mengambil tindakan.
Hari Kamis, Ibu Negara Turki beserta delegasi telah berkunjung ke Bangladesh untuk meninjau keadaan pengungsi serta memberikan bantuan di Cox’s Bazar.
Kekerasan kembali meletus di negara bagian Rakhine setelah militer Myanmar melancarkan operasi terhadap Muslim Rohingya, yang memaksa setidaknya 120.000 orang mengungsi ke negara tetangga, Bangladesh, sejak 25 Agustus.
Militer Myanmar diyakini menggunakan kekuatan berlebihan serta menghancurkan perumahan penduduk.
Dokumen PBB menyebutkan telah terjadinya pemerkosaan massal, pembunuhan (termasuk bayi dan anak kecil), penyiksaan serta penculikan. Perwakilan Rohingya menyebutkan setidaknya 400 orang telah terbunuh sejak 25 Agustus.
Sumber : Turkinesia/Daily Sabah