by Lia Nurbaiti Lia Nurbaiti | Dec 6, 2015 | Artikel, Sirah Shahabiyah
Oleh: Lia Nurbaiti
Sumayyah binti Khabath adalah seorang hamba Abu Hudzaifah bin Mughirah, seorang tokoh terkemuka di Makkah. Abu Hudzaifah menikahkan Sumayyah dengan Yasir, seorang perantau Yaman yang tinggal di Makkah. Saat Allah mengkaruniakan mereka seorang anak yang diberi nama Ammar bin Yasir, kebahagiaan mereka semakin sempurna ketika Abu Hudzaifah membebaskan Sumayyah dan keluarganya dari statusnya sebagai budak. Namun,tidak lama setelah itu Abu Hudzaifah meninggal dunia. Tidak lama berselang dari itu, mereka bertiga Sumayyah, Yasir dan Ammar bin Yasir menjadi keluarga yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Rasulullah adalah utusan Allah.
Keislaman keluarga Sumayyah terdengar sampai kepada para pembesar Makkah. Saat kaum Quraisy mengetahui Sumayyah sudah memeluk Islam, mereka menyerbu rumahnya. Mereka sekeluarga ditangkap dan dibawa ke depan khalayak untuk disiksa. Sumayyah tidak gentar dengan perlakuan kaum musyrikin Quraisy yang menyiksa dan membunuh siapapun yang diketahui telah memeluk Islam.
“Mereka sudah menyambut ajaran Muhammad walaupun mereka berada ditengah perlindungan pihak Quraisy. Kamu akan menerima balasan karena ingkar terhadap kami,” kata Abu Jahal kepada pengikutnya sambil menarik keluarga Yasir yang terikat ke kawasan padang pasir di luar kota Mekah.
“Kali ini saya tidak akan bebaskan mereka bertiga sehingga mereka mengaku berhala-berhala kita sebagai Tuhan mereka,” tegas Abu Jahal yang mengarahkan tombaknya ke arah keluarga Yasir yang diseret secara kasar oleh pengikutnya.
Mereka berhenti di kawasan yang dipenuhi bongkah batu besar. Yasir, Amar dan Sumayyah ditanggalkan pakaian mereka lalu diikat pada bongkah batu yang panas yang terpapar matahari padang pasir. Kaki dan tangan mereka diikat sangat ketat sehingga tidak dapat bergerak. Abu Jahal, si pembesar Quraisy dan pengikut setianya tertawa melihat penderitaan keluarga itu.
Disana kondisinya sangat terik bahkan mereka dipakaikan pakaian besi sehingga panasnya matahari semakin membuat keluarga Yasir tersiksa. Kaum Quraisy benar-benar kejam memperlakukan keluarga Yasir yang tetap teguh pada keimanannya kepada Allah SWT. Sekalipun mereka telah kepayahan menahan sakit dan panasnya matahari serta menahan rasa haus yang teramat sangat, karena mereka sama sekali tidak diberikan minum.
Sumayyah, Yasir dan Ammar hanya bisa bersabar dan menyerahkan segalanya kepada Allah SWT. Pada suatu hari, Rasullullah saw lewat dan melihat penyiksaan yang dialami Sumayyah, Yasir dan Ammar. Lalu beliau bersabda “Berbahagialah wahai keluarga Ammar karena sesungguhnya kalian telah dijanjikan masuk surga.”(diriwayatkan oleh Ibnu Sa’ad dalam kitab Ath-Thabaqaat, vol.3 hlm.188.)
Siksaan demi siksaan terus dilakukan oleh kaum Quraisy yang dipimpin oleh Abu Jahal.
“Kamu akan disiksa dengan lebih buruk seandainya kamu tidak mau meninggalkan agama yang dibawa oleh Muhammad. Kamu akan dibebaskan jika kamu mengakui berhala-berhala ini sebagai Tuhan dan mereka lebih baik dari Tuhan yang dibawa Muhammad,” kata Abu Jahal sembari mengambil cambuk untuk menakut-nakuti Yasir, Sumayyah dan Ammar.
“Kami tidak akan mengakui berhala-berhala itu sebagai Tuhan kami. Hanya Allah Tuhan kami,” balas Yasir dengan tenang.
“Saya beriman dengan Allah saja,” tambah Sumayyah pula.
“Ini balasan kepada kamu karena enggan menerima berhala-berhala ini sebagai Tuhan kamu,” Abu Jahal dan pengikutnya mulai menyambuk tubuh Yasir, Sumayyah dan Ammar dengan kejam. Hingga darah mengalir dari tubuh mereka yang terikat pada bongkah batu yang panas.
“Kita lihat berapa lama kamu mampu menahan siksa di tengah-tengah panas matahari ini,” sindir Abu Jahal sambil memandang wajah Yasir dan Sumayyah dengan bengis.
“Tiada tuhan melainkan Allah,” kata Yasir, Sumayyah dan Ammar merintih dalam kesakitan.
“Letakkan batu besar keatas badan Yasir,” ujar Abu Jahal lagi karena geram mendengar kata-kata Yasir sekeluarga.
Siksaan demi siksaan atas Yasir menyebabkan fisiknya menjadi lemah karena usianya yang sudah lanjut. Akhirnya, Yasir menghembuskan nafasnya yang terakhir dengan menyebut nama Allah tanpa menerima agama berhala Abu Jahal.
Walaupun hati Sumayyah hancur melihat suaminya mati akibat siksaan Abu Jahal yang kejam, dia gembira karena suaminya mati dalam menegakkan agama Allah.
“Apakah kamu mau mati seperti suamimu? Lebih baik kamu terima tawaran ini sebelum ajal kamu tiba!”
Lalu Sumayyah menjawab, “Jangan kamu berharap saya akan menurut kata-kata kamu itu. Tiada Tuhan melainkan Allah”. Hati Sumayyah keras seperti batu teguh pada keimanannya pada Allah Ta’ala.
“Kamu sudah semakin bodoh dan melawan saya!”kata Abu Jahal seraya mengambil tombak dari tangan budaknya lalu dihujamkan kebagian bawah tubuh Sumayyah (kemaluannya).
“Allahu Akbar”. Begitulah kata terakhir Sumayyah sebelum menghembuskan nafasnya akibat tikaman tombak Abu Jahal yang tembus kebagian atas tubuhnya.
Peristiwa pembunuhan itu terjadi pada tahun 7 Hijriah. Ia telah syahid dengan mulia demi mempertahankan keimanannya terhadap Allah SWT, syahidah pertama yang teguh dan sabar dalam menjalani ujian keimanan dan ketaqwaannya terhadap Allah SWT ialah Ummu Ammar, Sumayyah.
Sesungguhnya Allah berfirman dalam (Surat Al – Anfalayat : 46 ) yaitu :
“…Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar.”
Allah juga menjanjikan balasan yang terbaik bagi orang – orang yang besabar. Allah mengatakan dalam al-Qur’an (QS: Ar-Ra’d ayat 23 – 24)
“(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri- isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): “Salamun `alaikum bimashabartum” (keselamatan bagi kalian, atas kesabaran yang kalian lakukan). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. “
Semoga Allah meridhai Sumayyah ra. dan menjadikannya ridha, serta menjadikan surga Firdaus sebagai tempat persinggahan terakhirnya.
Sumber : 35 Shirah Shahabiyah, Mahmud Al Mishri
ed : danw
by Lia Nurbaiti Lia Nurbaiti | Dec 6, 2015 | Artikel, Muslimah
Oleh: Lia Nurbaiti
Sahabat Muslimah,
Masihkah ada terbesit di dalam pikiran kalian, keinginan untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain? Sadarlah wahai saudariku, kita tidak sedang dalam mimpi dan angan-angan, kita di dunia yang nyata, hanya sebentar saja. Kelak kau akan kekal di tempatmu yang lain. Semoga masih ada secercah harapan untuk selalu ingin menjadi yang jauh lebih baik lagi di mata Allah SWT. Jangan kau biarkan iblis menjadi pemenang sejati atas dirimu, cukup sudah saat iblis diusir dari surga pertama kali karena menggoda manusia, yaitu Adam dan Hawa hingga terbuka aurat keduanya.
“Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” (QS. Al-A’raf: 22)
Sungguh, menutup aurat adalah perkara penting yang pada zaman sekarang ini banyak yang beridentitaskan agama Islam tetapi tidak menjalankan dengan sebenar-benarnya. Tidak menutup aurat dengan banyaknya alasan. Mulai dari belum siapnya hati untuk memutuskan memakai jilbab, atau beralasankan terkait kekhawatiran tidak adanya pekerjaan karena terhambat oleh penampilan seorang muslimah, yakni berjilbab.
Dalam era globalisasi yang seolah membuat dunia tanpa sekat ini, umat Islam perlu waspada akan maraknya fashion yang jauh dari nilai-nilai Islam. Banyak umat Islam terutama wanita muslimah yang terjebak dalam arus modernisasi. Berbagai fashion yang jauh dari unsur Islami banyak ditawarkan kepada umat Islam. Mulai dari mode pakaian yang terbuka menampakkan auratnya, lalu mode busana yang sangat menerawang sampai kepada mode busana sempit yang menonjolkan daya tarik seksual (sex appeal)-nya.
Hal ini perlu di waspadai oleh umat Islam karena pada dasarnya busana atau pakaian berfungsi sebagai penutup aurat dan tidak menjurus pada kesombongan atau pemborosan. Rasulullah telah memperingatkan :
“Allah tidak akan melihat dengan rahmat pada hari kiamat kepada orang yang memakai kainnya (pakaian) karena sombong.” (HR Bukhari dan Muslim).
Apa itu Aurat?
Aurat menurut bahasa berarti an naqshu (kekurangan). Sedangkan dalam istilah syar’i (agama), aurat berarti sesuatu yang wajib ditutup dan haram untuk dilihat. Pada hakikatnya pakaian menurut Islam adalah untuk menutup aurat, yaitu menutup bagian anggota tubuh yang tidak boleh dilihat orang lain.
Dalam syariat diatur beberapa ketentuan dalam berpakaian (menutup aurat ) yaitu :
1. Menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan
2. Pakaian tidak tipis dan tidak menerawang serta tidak memperlihatkan lekuk dan bentuk tubuh (tidak ketat)
3. Warna bahannya tidak terlalu mencolok
4. Model pakaiannya tidak boleh menyerupai pakaian laki-laki
5. Tidak boleh menggunakan pakaian yang mendatangkan rasa bangga dan bermegah-megahan hingga muncul rasa sombong
Kenapa Aurat Harus Ditutup?
Jawaban yang paling utama adalah karena hal itu merupakan perintah Allah. Hanya saja terkadang manusia suka meminta keringanan-keringanan dalam menjalankan kewajiban kepada Allah SWT. Allah juga memberikan banyak dampak yang akan membawa keburukan apabila aurat tidak ditutup seperti akan memudahkan jalan untuk orang lain berbuat pelecehan atau perlakuan sikap yang tidak baik. Bahkan perzinahan pun tidak jarang terjadi dikalangan remaja akibat disuguhkan pemandangan yang seharusnya tidak diperlihatkan kecuali kepada mahramnya, antara lain suaminya.
Tidakkah kalian merasa terganggu etika banyak pasang mata melihat tubuh indahmu yang kau biarkan terbuka…
Naudzubillahimindzalik..
Betapa nikmatnya anugerah Allah jika kita jaga dengan sebaik-baiknya, Aurat adalah sesuatu yang harus kita jaga.
Allah SWT berfirman
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzab: 59).
Ketika kita telah mampu menutup aurat, maka Allah limpahkan kebaikan dan keberkahan berupa tidak akan hilangnya identitas sebagai wanita yang suci dan juga terhormat.
Ialah Wanita yang Hebat!
Hebat! ya hebat, bukan wanita sembarang wanita, bukan yang senang dipandangi banyak orang, bukan yang suka menampakkan auratnya dan berpakaian bermegah-megahan, dan bukan pula yang berjalannya senang berlenggak-lenggok dikerumunan laki-laki.
Wanita hebat itu adalah muslimah berakhlak mulia yang takut kepada Allah, yang selalu tunduk dan taat pada aturanNya. Menutup aurat sudah menjadi keputusannya untuk beribadah kepada Rabbnya.
Keindahan yang Allah anugerahkan hanya ia tujukan buat suami tercintanya, subhanAllah….
Menundukkan pandangan adalah perisainya ketika ia menghadapi dunia luar yang penuh godaan syaitan dan maksiat.
Itulah wanita hebat. Muslimah yang tak takut dibilang ketinggalan zaman. Ia hanya seorang hambaNya yang taat, sekalipun terkadang zaman menganggapnya kuno. Ia hanya mengharap KeridhoanNya. Maha Suci Allah yang telah menciptakan makhluk terindah bernama wanita.
Saudariku wahai wanita, Yuk! jadi wanita hebat
ed : danw
by Lia Nurbaiti Lia Nurbaiti | Dec 6, 2015 | Artikel, Muslimah
Oleh: Lia Nurbaiti
“Sekiranya ada seorang wanita penghuni surga, yang menampakkan dirinya ke bumi, niscaya ia akan menerangi kedua ufuknya serta memenuhinya dengan semerbak aroma. Kerudungnya benar-benar lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR. Bukhari)
Sahabat Muslimah,
Berhiaslah kalian di depan suami kalian, tampil cantiklah didepannya, hanya di depannya! suamimu.
Mungkin kalimat itu terlihat sederhana, namun pada kenyataannya tidaklah semudah membalikkan kedua telapak tangan. Kita para istri itu tidakk bisa semudah itu, “Kerjaan numpuk, masak, nyuci, ngepel dll”. Hmmm… itu mungkin curhatan sebagian kecil para istri yang merasa kerepotan dengan pekerjaan rumah tangga. Sampai-sampai ketika kita diharuskan untuk berhias dan tampil cantik di depan suami menjadi sebuah hal yang amat sangat berat dilakukan.
Tapi ironisnya, ibu-ibu zaman sekarang ini, lebih rela berdandan berjam-jam untuk hal yang lain, tampil semaksimal mungkin, dan secantik mungkin dengan cara apapun untuk pergi ke mall, arisan atau bahkan acara reunian teman-teman SMA. Astaghfirullahaladzim…
Disisi lain, ketika di senja hari seorang lelaki berpeluh keringat sepulang bekerja, mengetuk pintu rumahnya: Tok…Tok…Tok….”Assalamualaikum….bu….bapak pulang….” ucap sang suami di depan pintu. Kemudian sahut si ibu dari dalam yang bersegera membuka pintunya karena sambil memasak di dapur “Ya Pak, Wa’alaikumussalam warrahmatullahi wabarakatuh” (lelaki yang penuh peluh dan letih sepertinya tak bersemangat ketika sang istri membuka pintu rumahnya)
Tahu kenapa?
Ternyata si istri berpenampilan ala kadarnya, hanya pakai baju daster kesayangannya yang paling nyaman. Kata ibu-ibu karena daster itu adem dan gak ribet. Tidak hanya itu aromanya pun bukan semerbak parfum atau sekedar aroma sabun mandi, tapi justru aroma menyengat si bawang merah dan terasi, hmmm….si bapak makin geleng-geleng.
Itu hanya sebagian ilustrasi kecil dari kisah -kisah yang terjadi pada saat ini, dimana tidak sedikit istri yang mengabaikan penampilannya di depan suami dengan alasan banyaknya pekerjaan rumah tangga yang harus dikerjakan.
Eits..! tunggu dulu, jangan langsung men-generalkan bahwa semua perempuan begitu ya…
Ternyata eh ternyata, suami juga harus menjaga penampilan terbaiknya di depan istrinya. Bukan istri saja yang harus tampil maksimal di depan suami, sementara suami kucel, kumel, kumis berantakan dll…cuek saja. Alhamdulillahnya, Islam begitu adil mengatur segala sendi-sendi kehidupan manusia-manusianya, yaitu baik antara suami dengan istri.
Allah swt berfirman, “Dan mereka (para perempuan) mempunyai hak seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang patut.” (QS. Al Baqarah : 228).
Sahabat Muslimah,
Sekarang kita lihat yuk, apa saja sih, yang harus dilakukan suami dan istri agar keduanya mendapatkan hak untuk melihat cantik dan tampannya pasangan mereka (dalam hal ini suami dan istri).
Wahai Istri Berhiaslah untuk Suamimu
“Mereka bersandar di atas dipan-dipan yang tersusun dan Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yang bermata indah.” (QS. At Thur : 20).
Bidadari saja Allah ciptakan dengan kecantikan yang luar biasa, yang bermata indah. Tidakkah kita para istri tidak ingin tampil layaknya bidadari di hati suami kita. Inilah caranya.
1. Menjaga kebersihan badan
Menjaga kebersihan badan, kebersihan mulut dan gigi, serta tidak lupa untuk membersihkan daerah kemaluan. Bahkan tentang bersiwak di dalam hadits dikatakan “Seandainya tidak memberatkan matku, niscaya aku akan memerintahkan kepada mereka untuk bersiwak setiap kali akan shalat.” (HR. Bukhari Muslim).
2.Menjaga kebersihan pakaian
Pakailah pakaian yang bersih dan wangi, serta pakaian itu memiliki nilai keindahan yang dapat menyenangkan mata dan hati suami. Jangan menggunakan pakaian lusuh saat menyambut kedatangan suami, atau saat bersama suami mengenakan pakaian yang beraroma tidak sedap.
3.Berhias dengan kosmetik
Berdandanlah hanya untuk suami, pakailah bedak dan celakmu, serta wewangian yang dapat menambah rasa sayang dan cinta suami kepada istri. Pakailah kosmetik-kosmetik yang tidak mengandung zat-zat kimia berbahaya.
4.Berlaku baik dan bertutur kata lemah lembut
Setelah semua penampilan luar bersih dan indah, maka sempurnakanlah dengan tingkah laku yang santun dan tutur kata yang lembut, suami akan sangat tentram memiliki istri yang berperangai menawan lagi santun, serta lemah lembut.
Wahai Para Suami, Yuk! Berhias Untuk Istrimu
Ibnu Abbas ra. berkata : “Aku berhias untuk istriku sebagaimana dia berhias untukku. Betapa senangnya diriku jika segala hakku atas dirinya terpenuhi, maka ia pun berhak mendapatkan hak atas diriku.”
Kepada para suami, Rasulullah saw juga bersabda. “Sepuluh perbuatan yang disunahkan bagi suami (lelaki) adalah mencukur kumis, menebalkan jenggot, bersiwak (menggosok gigi), berkumur, memotong kuku, membasuh sela-sela jemari tangan, mencabut bulu ketiak, menggunting rambut kemaluan dan bersuci dari hadast.” (HR.Muslim).
Al-Qurthubi dalam tafsirnya mengutip Ibnu Abbas secara ringkas, “Suami yang bijak adalah yang selalu berhias untuk istrinya agar ia merasa bahagia dan senantiasa menjaga kehormatannya dari daya tarik lelaki lain.” Nasihatnya yang lain adalah, “Memakai wewangian, bersiwak, sikat gigi, membuang kotoran, menyisir rambut, menjaga kebersihan dan memotong kuku adalah sarana yang jelas yang harus diterapkan.
Dalam sabdanya yang lain, Rasulullah saw bersabda, “Apabila engkau mendatangi keluargamu pada malam hari, janganlah menemui istrimu sebelum memperindah diri, yaitu dengan menyisir rambut dan merapikan diri hingga terlihat elok dan menawan.” (HR.Muslim).
Ketika semua pasangan suami istri saling berhias untuk kelanggengan hubungan rumah tangga mereka, mengapa tidak dilakukan. Islam saja mengaturnya, kita sebagai orang yang beriman, sudah seharusnya mengikuti syariat yang ada.
Sahabat Muslimah,
Dengan seperti ini, berarti kita menjaga dan menciptakan kebahagiaan dari hal-hal kecil untuk menyempurnakan keluarga yang sakinah , mawaddah dan warrahmah yang penuh keberkahan dari Allah SWT. Serta menghindari kerusakan dan keburukan di dalam rumah tangga. Aamiin
ed : danw