by Danu Wijaya danuw | Jan 17, 2018 | Artikel, Berita, Internasional
INGGRIS—Militer Inggris dilaporkan telah merilis sebuah iklan yang ramai menjadi perbincangan publik. Pasalnya, iklan tersebut menampilkan sebuah skenario di mana tentara beragama Islam melakukan shalat.
Menurut laporan Daily Mail pada Ahad (14/1/2018), iklan tersebut bertujuan menarik perhatian warga Muslim di Inggris agar ikut andil dalam militer.
Iklan yang ditampilkan di laman Youtube dengan judul “This is Belonging” tersebut juga mengumumkan bahwa calon rekrut diperbolehkan untuk terlibat secara emosional.
Namun, video itu dikritik ketika mantan Mayor Jenderal Tim Cross mengatakan, orang-orang yang direkrut perlu mengetahui bahwa ‘kita tidak akan bersikap lembut dan kita tidak akan bersikap baik kepada orang-orang.’
Namun, veteran kelahiran Afghanistan Dr Mike Martin menilai iklan berfokus pada ‘status dan rasa memiliki’ yang bisa menjadi motivasi untuk mendaftar.
“Saya tidak melihat iklan baru ini sebagai pengalihan, tapi banyak orang telah melihat iklan ini sebagai ‘Nah, apa yang kita lakukan sebelumnya adalah perang dan sekarang semuanya jadi lembut dan ada rasa kepemilikan,” tambahnya.
Iklan ini merupakan tindak lanjut dari tayangan serupa sebelumnya, di mana menunjukkan seorang tentara menyeka air mata dari wajahnya saat dia menerima sepucuk surat dari orang yang dicintai.
Di samping video Muslim ini, militer juga mengeluarkan beberapa klip berbeda yang menggambarkan perjuangan calon rekrut ketika berlatih di militer dan didukung oleh teman-temannya secara emosional.
Sumber: Dailymail
Foto : Army/Youtube
by Danu Wijaya danuw | Jan 4, 2018 | Artikel, Berita, Internasional
Ketika Donald Trump berencana untuk datang ke Birmingham Inggris, beberapa rekannya di Fox News mendapatkan kesempatan untuk melihat kota itu terlebih dulu.
Namun kontributor media Jaringan sayap kanan ini mengatakan bahwa Birmingham adalah ‘kota yang benar-benar Muslim’ dan ‘tak ada jalan’ untuk non-Muslim’ Birmingham mail melaporkan pada Senin (13/2/2017).
Komentator Steven Emerson menyita banyak perhatian ketika rekaman video selama 30 detik ini diposting di Youtube.
Setelah mendengar berita itu, Presiden Trump disebut-sebut akan mempertimbangkan untuk mendatangi kota Birmingham. Lalu, Emerson dan tim mendapatkan kesempatan untuk memeriksa kebenaran berita itu.
Emerson meminta maaf dan menyatakan: “Di Inggris, tidak ada zona larangan bagi non-Muslim, yang ada hanyalah kota-kota seperti Birmingham yang mayoritas penduduknya adalah Muslim. Namun hal ini tidak membuat non-Muslim tak diizinkan masuk kota.”
“Dan di salah satu wilayah di London, terdapat polisi Muslim yang benar-benar bertugas untuk menghukum siapapun yang tidak berpakaian sesuai dengan ajaran Islam,” tambah Emerson.
Mendengar berita seperti itu, pengguna Twitter langsung bereaksi pada klaim aneh yang diutarakan Emerson tersebut.
Sumber : Telegraph
by Danu Wijaya danuw | Apr 27, 2017 | Artikel, Berita, Internasional
Deklarasi Balfour yang dideklarasikan oleh Inggris pada 1917 silam menjadi permulaan terbentuknya negara Israel di Palestina.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas meminta negara kerajaan Inggris untuk meminta maaf kepada rakyat Palestina.
Bukannya meminta maaf, Inggris malah berencana mengadakan perayaan bersama dengan pejabat Israel untuk menandai 100 tahun kelahiran deklarasi Balfour.
Pidato Abbas di PBB dan KTT
Dalam sebuah pidato di hadapan Majelis Umum PBB, September 2016 lalu, Abbas meminta Inggris menyatakan permohonan maaf kepada rakyat Palestina karena telah ikut menyengsarakan mereka.
Kemudian Abbas juga mengulang permintaannya itu dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab di Yordania pada Maret lalu.
“Inggris tidak harus merayakan ulang tahun ke-100 Deklarasi Balfour, yang jadi pendukung utama lahirnya Tanah Air Yahudi di tanah Palestina. Sebaliknya, Inggris wajib meminta maaf kepada rakyat Palestina,” kata Mahmoud Abbas dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters, Selasa (26/4/2017).
Surat dari Inggris kepada Palestina
Sementara itu, Duta Besar Palestina untuk Inggris Manuel Hassassian menjelaskan, Inggris telah melayangkan sebuah surat yang ditujukan kepada pemerintah Palestina.
“Jawabannya datang dalam sebuah surat tertulis kepada Kementerian Luar Negeri Palestina, yang menyebut seruan permintaan maaf tersebut ditolak,” kata Hassassian.
Menurut Hassassian, berarti Ratu dan pemerintah Inggris tidak akan meminta maaf kepada orang-orang Palestina dan perayaan untuk menandai 100 tahun sejak perjanjian Balfour akan tetap digelar tepat waktu.
Petisi Online Agar Inggris Meminta Maaf
Sebelumnya, The Balfour Apology Campaign (BAC) sebuah organisasi Kampanye Permintaan Maaf Balfour, membuat petiisi online yang mendesak Inggris agar meminta maaf.
“Itu adalah surat yang bertanggung jawab untuk fakta Palestina tidak memiliki negara Palestina merdeka sampai hari ini,” menurut salah satu anggota BAC.
Sejauh ini diketahui sudah 12.000 orang yang menandatangi petisi tersebut.
Di Inggris, petisi yang dengan lebih dari 10.000 tanda tangan, harus menerima tanggapan resmi dari pemerintah Inggris. Kita bisa bantu ikut petisi dengan klik di change dengan judul tersebut.
Sumber : Muslim Daily