0878 8077 4762 [email protected]

Anies Imami Shalat Jenazah Petugas Damkar yang Gugur Saat Tugas

Jakarta – Jenazah Haerudin, petugas pemadam kebakaran yang gugur dalam tugas dishalatkan di Masjid Darul Mafiroh di Cilincing, Jakarta Utara. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi imam shalat jenazah.
Jenazah dibawa ke Masjid Darul Mafiroh sekitar pukul 11.00 WIB. Masjid tersebut lokasinya tak jauh dari rumah duka di Asrama Pemadam Kebakaran RT 04/17, Semper Barat, Cilincing, Jakut.
Anies memimpin shalat jenazah berjamaah. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang ikut melayat bersama Anies, shalat di shaf paling depan.
Shalat jenazah tampak diikuti sejumlah rekan kerja Haerudin dan para pelayat lain. Shalat jenazah berjalan singkat dan dilanjutkan dengan doa bersama.
Kasudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (PKP) Jakut, Satriadi Gunawan, mengatakan rencananya jenazah Haerudin dimakamkan di Jonggol, Bogor. Jenazah almarhum akan diantar sebelum zuhur ini.
Haerudin tewas saat tengah bertugas memadamkan kebakaran di gudang material di Sunter Agung, Tanjung Priok pada pukul 04.20 WIB pagi tadi. Haerudin meninggal saat perjalanan ke rumah sakit.
 
Sumber : Detik

Milisi Pemberontak Syiah Houthi Tolak Kembalikan Jenazah Presiden Yaman

Milisi Pemberontak Syiah Houthi menolak permintaan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) untuk menyerahkan jenazah mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh yang tewas dibunuh mereka dalam serangan pada Senin (4/12/2017) lalu.
Informasi dari sumber yang terlibat dalam serangan di Sanaa telah mengonfirmasi bahwa ICRC bersama dengan organisasi internasional lainnya yang ada di Yaman meminta milisi Houthi menyerahkan jasad Saleh.
Selain itu juga meminta pengembalian sejumlah jasad dari anggota partainya yang menjadi korban serangan di Sanaa pekan lalu. Namun, permintaan dari organisasi dan partai di Yaman tidak mau dipenuhi Houthi.
Dilaporkan situs berita di Yaman dan dilansir Al Arabiya, sumber itu menyampaikan alasan penolakan milisi Houthi.
Dikatakannya, kelompok Houthi ingin melakukan penyelidikan sendiri bersama dengan Jaksa Agung.
Seorang pemimpin senior di Partai Kongres Rakyat Umum menyatakan beberapa kali upaya mediasi dan intervensi kesukuan gagal mencapai kesepakatan sebelum akhirnya mereka meminta ICRC untuk terlibat.
Dengan harapan kelompok milisi Houthi bersedia memberitahukan tempat jenazah Saleh disimpan dan menyerahkannya.
Hingga saat ini, memang tidak diketahui di mana jasad mantan presiden Yaman itu disimpan, setelah bukti kematiannya juga hanya berdasarkan rekaman video yang diberikan anggota milisi.
Dilaporkan sebelumnya, milisi syiah Houthi memberikan sejumlah persyaratan jika ingin jenazah Saleh dikembalikan.
Di antaranya, mereka menuntut jenazah Saleh tidak dimakamkan di halaman Masjid al-Saleh di Sanaa, tapi cukup di kampung halamannya di Sanhan.
Selain itu, mereka meminta untuk tidak dilakukan upacara pemakaman kenegaraan bagi mantan presiden tersebut.
Sebelumnya, aksi protes yang dilakukan demonstran wanita telah digelar pada Rabu (6/12/2017) untuk meminta pengembalian jasad sang mantan presiden, Ali Abdullah Saleh yang dibunuh syiah Houthi.
Namun aksi protes justru dibubarkan paksa milisi pemberontak Houthi yang menyerang dan menahan sejumlah demonstran.
 
Sumber : Al Arabiya
Foto : Anak-anak syiah Houthi

Polisi : Tak Ada Penolakan Jenazah Nenek Hindun

Polisi turut membantah jenazah Nenek Hindun binti Raisman (78) ditolak warga untuk dishalatkan di Mushola al-Mu’minun di Kelurahan Setia Budi, Jakarta Selatan. Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Iwan Kurniawan menegaskan, tidak ada penolakan terhadap nenek yang wafat pada usia ke-78 tersebut.
“Saya sudah konfirmasi sendiri ke pihak keluarga, bahwa tak ada penolakan,” ujar Iwan kepada wartawan, Senin (13/3).
Berdasarkan pengakuan keluarga, kata Iwan, Nenek Hindun tak bisa dishalatkan di mushola karena keterbatasan orang. Sementara, hanya ada Ustadz Ahmad Syafi’i di sana dan cuaca sedang hujan.
“Jadinya terpaksa Ustadz Syafi’i menshalatkan di rumah bu Hindun,” kata Iwan.
Ia mengatakan, pihak polisi juga juga sudah berkoordinasi dengan pengurus RT, pihak masjid, warga sekitar, dan pihak keluarga Nenek Hindun untuk memperjelas permasalahan tersebut.
Republika.co.id pun berusaha mengecek kebenaran kabar tersebut ke lokasi kejadian.
Kesalahpahaman Media
Menurut dia, permasalahan tersebut muncul karena kesalahpahamann saja. Namun, saat ini sudah tidak ada masalah lagi.
“Tidak ada masalah. Hanya kesalahpahaman saja sehingga tersebar di media massa,” kata Iwan.
Kesalahan informasi tersebut, karena informasi yang sepotong-sepotong didapatkan wartawan, beberapa hari setelah jenazah almarhumah dimakamkan.
Yang mengurus jenazah Nenek Hindun Kader-kader PKS
Dalam kenyataannya, yang mengurusi jenazah Nenek Hindun adalah kader-kader PKS yang merupakan pendukung Anies-Sandi.
“Perlu diluruskan agar mendapat pemahaman yang utuh,” kata anggota tim sukses Anies-Sandi, Andre Rosiade saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (12/3).
Menurut Andre, wakil sekretaris jenderal DPP Partai Gerindra, selain kader-kader PKS yang memandikan dan menshalatkan jenazah, yang mengantarkan jenazah Nenek Hindun ke pemakaman adalah ambulans dari tim sukses Anies-Sandi.
Ambulan Jenazah Dari Gerindra
Syamsul Bahri, warga RT 05 menambahkan warga menelepon ambulans dari partai Golkar, PDI Perjuangan dan Gerindra. “Hanya ambulans dari Partai Gerindra yang bisa datang ke Mushala Almukminun,” ujarnya.
Penjelasan Ketua RW 05
Ketua RW 05, Kelurahan Karet, Kecamatan Setiabudi, Ishak mengatakan apa yang disampaikan di media bahwa jenazah almarhum tidak disholatkan atau ditolak warga itu tidak benar.
Padahal, kata dia, tidak lama setelah almarhum meninggal pada hari Selasa (7/3), saat itu juga pengurus Musala Almukminun membantu proses pemandian dan pengafanan.
Terkait jenazah yang tidak disholatkan di musala yang sempat dipersoalkan keluarga korban, Ketua RW menyampaikan ini bukan karena penolakan terkait pilihan politik. Akan tetapi waktu yang saat itu memang sudah sangat singkat jelang petang hari.
“Sedangkan keluarga almarhumah meminta agar jenazah dimakamkan saat itu juga.”
Penjelasan Ketua RT 09/RW 05
Menurut penjelasan Ketua RT 09/RW 05, lokasi rumah almarhumah, Abdul Rachman, warga sudah berusaha mengurus jenazah nenek Hindun sejak pemandian di rumah duka hingga ke pemakaman. Jenazah tidak disholatkan di Musala Almukminun karena sudah mendekati waktu sholat Magrib dan hujan.
“Almarhumah meninggal pukul 13.30 WIB. Prosesi pemandian dan pengafanan pukul 17.30 WIB. Jadi waktunya mepet jelang Magrib dan kondisinya hujan,” ujarnya kepada Republika.co.id di kediamannya, Sabtu (11/4).
Soal nenek Hindun yang tidak dishalatkan di musala, Abdul Rachman juga mengatakan warga yang meninggal di wilayahnya bisa disholatkan di rumah atau di musala. Jenazah warga yang disholatkan di rumah bukan terjadi pada nenek Hindun saja.
Persoalannya adalah waktu pemakaman yang tidak bisa dilakukan di atas pukul tujuh malam. Menurut Abdul Rachman, bila melewati pukul tujuh malam biasanya jenazah dimakamkan pada keesokan harinya.
Karena waktu yang mepet, maka jenazah nenek Hindun pun hanya dishalatkan di rumah duka. “Jadi nggak ada tuhyang dikatakan ditolak, kita semua jalankan sesuai prosedur bila ada warga yang meninggal,” katanya.
Abdul Rachman mengatakan, pengurus RT juga menyiapkan berbagai kebutuhan pemakaman mulai dari surat menyurat kematian, pembelian kain kafan, meminta dana bantuan sosial ke warga, hingga mencarikan ambulans.
 
Sumber : Republika
http://m.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/17/03/13/omqum2377-polisi-tak-ada-penolakan-jenazah-nenek-hindun
http://m.republika.co.id/berita/nasional/umum/17/03/11/omnfql415-ambulans-gerindra-mengantar-jenazah-nenek-hindun-ke-pemakaman
http://m.republika.co.id/berita/nasional/pilkada/17/03/12/omp406326-wasekjen-gerindra-kader-pks-yang-urus-jenazah-nenek-hindun