Kesaksian Jamaah : Air Tsunami Palu Setinggi Pohon Kelapa Melompati Kubah Masjid

PALU – Bencana yang mengguncang wilayah Palu, Sulawesi Tengah meninggalkan beberapa cerita yang mungkin tak masuk logika.
Satu diantaranya adalah bangunan Masjid Jami Pantoloan di Kelurahan Pantoloan, Kecamatan Tawaeli, Palu.
Disaat bangunan disekelilingnya telah luluh lantak diterjang tsunami, kondisi masjid ini tetap berdiri kokoh.
Tak ada satu pun terlihat kerusakan di bangunan masjid seperti bekas terjadi gempa dan tsunami yang terjadi di tempat itu.
Tembok di masjid itu pun juga tidak terlihat adanya noda sama sekali.
Padahal, lokasi masjid berwarna hijau itu hanya berjarak sekira 50 meter saja dari pantai dan Pelabuhan Pantoloan.
Alif Firmansyah, jamaah masjid yang saat peristiwa tsunami berada di dalam Masjid Jami Pantoloan menyebut masjid ini sangat nyata dilindungi dari bencana yang dahsyat itu.
Saat kejadian gempa mengguncang, Alif dan para jamaah hendak menunaikan salat maghrib berjamaah di masjid yang menurut cerita warga telah dibangun sejak Tahun 1936.
Alif menceritakan saat adzan Maghrib tengah dikumandangkan, tiba-tiba terjadilah gempa yang begitu dahsyat.
Para jamaah pun langsung lari berhamburan keluar karena takut tertimpa bangunan.
‎Namun, sang muadzin tetap meneruskan kumandang adzannya hingga selesai baru kemudian lari keluar masjid.
‎”Saya waktu itu sedang ngambil air wudhu. Adzan itu belum selesai berkumandang tiba-tiba diguncang gempa,” kata Alif ditemui di Masjid Jami Pantoloan, Sabtu (13/10/2018).
Alif menuturkan gempa itu membuat banyak jamaah yang berjatuhan ‎sampai terpental keluar pagar masjid.
Mereka pun terus berdoa dan melantunkan dzikir di tengah kepanikan yang terjadi.
“Waktu gempa sampai ada yang tersalto keluar sampai pagar. Semua orang berdzikir waktu gempa,” ujarnya menceritakan saat-saat mencekam itu terjadi.
Alif menceritakan gelombang air tsunami yang begitu tinggi dan kencang itu sama sekali tak menyerang masjid tersebut.
‎Bahkan, ia menyebut gelombang air yang setinggi pohon kelapa itu justru melompati masjid tersebut dan terbelah setelah melewati kubah masjid.
“Air laut tidak masuk ke masjid sama sekali. Bahkan, ke halaman masjid pun tidak masuk, tapi dia naik ke atas melompati kubah masjid ini,” kata ‎Alif.
Melihat kejadian itu, Alif dan para jamaah yang ada di ‎masjid pun dibuat terpana.
Mereka tak henti memanjatkan doa dan dzikir atas mukjizat yang baru saja disaksikannya.
“Kita semua disini terus berdzikir,” kata Alif.
Setelah gelombang tsunami berhenti, barulah air masuk ke dalam masjid ‎melalui bagian belakang. Namun air itu tenang dan tak bergejolak.
“‎Air masuk ketika sudah surut. Posisi air datang dari belakang masjid dan setinggi sekira selutut,” ucapnya.
Ismail (46) jamaah yang juga berada di dalam masjid saat tsunami terjadi mengakui kalau air tsunami sama sekali tak menerjang Masjid Jami Pantaloan.
Menurut dia, semua itu terjadi semata karena kuasa dan perlindungan ‎Allah SWT.
“Ini murni karena k‎uasa Allah karena memang tidak masuk logika. Sehari-harinya masjid ini dipakai untuk salat berjamaah, pengajian dan kumpul warga,” kata Ismail.
 
Sumber : Bangkapos/Tribunnews

Tradisi Syirik Balia yang Dihidupkan Kembali Sebelum Tsunami Terjadi

Tradisi Syirik Balia yang Dihidupkan Kembali Sebelum Tsunami Terjadi

PALU – Sebelum bencana alam gempa dan tsunami melanda kota Palu, banyak warga yang menghadiri kegiatan festival kebudayaan palu nomoni di pantai Talise, Palu Sulawesi Tengah.
Para warga hadir di pantai tersebut untuk menyaksikan kegiatan tradisi Balia yang syarat akan kesyirikan yang sudah lama hilang.
Kegiatan tradisi Balia merupakan kegiatan yang sudah lama hilang dan ingin dihidupkan kembali. Tradisi Balia sendiri dahulu digunakan untuk mengobati orang sakit menggunakan mantra dengan sesajen dan dilakukan oleh orang yang ahli.
Menurut Andi Ahmad, budaya ini baru dihidupkan kembali sejak 2016, biasanya menggunakan sesajen, seperti menghanyutkan makanan ke laut, dan hewan ternak seperti kambing.

DoyHV4rU8AEnual

Sesajen ternak yang ingin dihanyutkan kelaut


“Biasanya untuk mengobati orang sakit menurut cerita dahulu, identiknya sih dengan sesajen,” kata Andi Ahmad, warga Palu.
Dirinya dimintai keterangan di jalan Garuda Dua, Birobuli Utara, palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, kepada Islamic News Agency (INA), kantor berita yang diinisiasi Jurnalis Islam Bersatu (JITU).
Dirinya melanjutkan, tradisi Balia sendiri biasanya identik dengan kain berwarna kuning yang menjadi hiasan panggung ataupun ruangan yang dijadikan tempat pengobatan tersebut.
“Jadi ini itu identik dengan pakaian kuning gitu, terus domba-domba yang masih hidup itu dijadikan bahan sesajen di hanyutkan dilaut,” tambahnya.
Palu nomoni memiliki arti Palu berbunyi. Menurut Andi, tradisi ini sebenarnya sudah lama lenyap sejak kedatangan seorang ulama yang dikenal guru tua habib Idrus bin Salim Al Jufri, yang disebut masih memiliki sanat keturunan dari Baginda Rasulullah SAW.
” Sebenernya tradisi ini sudah lama hilang, dibersihkan sejak kedatangan guru tua, namun kembali dihidupkan,” tuturnya.
Dimulainya tradisi ini sejak 2016, terpilihnya walikota pasangan Hidayat – Sigit Purnomo Said (Pasha). Namun sejak 2016 juga terus terjadi hal-hal aneh seperti angin yang sangat kencang.
“Jadi memang tradisi ini identik dengan roh halus, sejak 2016 dihidupkan kembali, memang 2016 dan 2017 itu setiap dirayakan, angin kencang terus, saat ini tahun 2018 barulah tsunami,” paparnya.
Para imam masjid di kota Palu mengatakan kepada masyarakat agar menjadi instropeksi diri agar menjadi lebih baik lagi ibadahnya.
Menurut para ahli geologi ini sendiri kondisi tsunami di Palu cukup aneh, karena sejatinya patahan lempeng tak mungkin menyebabkan tsunami besar.
Hipotesis sementara dari longsoran sedimen yang masih diteliti lebih lanjut. Banyak bangunan rusak, jalan terbelah patah, likuifaksi, dan tsunami besar yang membuat mayat-mayat banyak bergelimpangan. Korban jiwa lebih dari 1.600 orang.
 
Sumber : Islamic News Agency (INA)/ JITU/ NahiMungkar

Tradisi Syirik Balia yang Dihidupkan Kembali Sebelum Tsunami Terjadi

Pujian untuk FPI yang Ke Lokasi Bencana di Palu

Sebuah pesan terhadap Front Pembela Islam (FPI) beredar di media sosial. Pesan tersebut berisi pujian lantaran FPI menjalankan evakuasi lebih dulu sebelum datangnya tim evakuasi lainnya.
Pesan itu kemudian tersebar di sosial media dan menjadi perbincangan hangat.
Saya malu banyak saudara saya yg telah ikut menjelek2an FPI,” demikian bunyi pesan tersebut, diakses Dream pada Senin 1 Oktober 2018.
Si penulis pesan menceritakan ketika tsunami tiba, semua orang panik. Mereka berusaha menyelamatkan diri sendiri.
Malamnya suasana sangat mencekam, tada listrik, tada makan, tapi subuh2 baju putih2 sudah turun mbantu, orang FPI yg paling dulu cari korban, beri obat, makan,” lanjut pesan tersebut.
Si pembuat pesan juga mengatakan rumahnya hancur. Tak ada lagi yang tersisa, termasuk makanan dan air minum.

Screenshot_2018-10-02-10-32-03_com.android.chrome_1538451190830

FPI sedang membantu dirumah seorang kristiani


“Rumahku hancur, mereka pagi datang bawa air, roti dan perban. Mereka tak peduli rumahku ada salib kristus, mereka telah hibur kami walau dengan senyum,” tulis pembuat pesan.
Memulihkan Rumah Warga dan Masjid
FPI mengirimkan bantuan sembako dan nantinya akan fokus membantu memulihkan rumah warga dan masjid-masjid yang rusak.
Habib Novel mengatakan FPI secara sigap memberikan bantuan dan mengirimkan relawan ke daerah yang terkena bencana alam, karena mempunyai sayap organisasi, Hilal Merah Indonesia (Hilmi).
Screenshot_2018-10-02-10-31-49_com.android.chrome_1538451201934

Baju hijau (Hilmi FPI) dan putih (LPI) dibawah FPI juga, sedang mengevakuasi jasad bayi


“FPI tidak pernah absen mengirimkan bantuan dam relawan ke daerah manapun yang terkena bencana. Termasuk yang saat ini masih bertugas di Lombok.” jelasnya.
Ketua FPI Sulteng yang Bersedih
Akun twitter FPI mengunggah video Ketua FPI Sulawesi Tengah yang bersedih saat tiba di lokasi bencana.
Ketua DPD FPI Sulteng brsama dgn relawan FPI tak kuasa mnahan tangis saat tiba dlokasi trparah di kel. Balaroa Palu Barat, Sulteng. Ratusan rumah warga ambruk longsor sedalam 20 meter kebawah, blm ada sama sekali evakuasi korban hingga saat ini.” Unggahan Twitter @intelijen_FPI .
Pesan tersebut mendapat banyak sekali tanggapan dari netizen.
“Ko aku merinding dan mau nangis bahagia ngelihat perdamaian ini..,” tulis akun @lambehemong.
“FPI udah sering begitu, sewaktu ada bencana pasti turun langsung ke lapangan. Cuma ga banyak yang expose. Ya biasa lah media. Yang di expose yang jelek2 aja hehehe..,” tulis akun @swariwiraputri.
“Sya percaya krna pas gempa lombok rombongan itu selalu wara wiri dengan rompi khasnya membawa bantuan,” tulis akun @rela_noviatin08.
 
Sumber : Dream.co.id/Krimer

Anies Kirim Bantuan Rp 60 Milyar Dan 83 Petugas Relawan Terbaik Ke Palu

Jakarta ribuan kilometer jaraknya dari Donggala, Palu, Sulawesi Tengah. Tapi hati dan perasaan kami di ibu kota berada bersama dengan saudara-saudara semua di Sulawesi Tengah.
Bagaimana tak berduka menyaksikan rumah terkoyak, jalan yang patah. Bahkan lenyap ditelan bumi. Anak, Ibu, ayah dikuburkan massal.
Seakan rumah kami di Jakarta yang begetar karena gempa, seakan saudara kandung kami yang berpulang.
Kami semua berduka. Tapi, saudara-saudaraku di Sulawesi Tengah, kami tak tinggal diam. Kami langsung bergerak.
Selain langsung bantuan dari Pemprov sebesar Rp 60 Milyar untuk pembangunan kembali, khususnya untuk sekolah-sekolah dan fasilitas umum di Sulteng, kami kirimkan petugas terbaik kami ke sana.
Hari ini dari Ibu kota, kami berangkatkan 83 relawan personal terbaik yang terlatih bidang penyelamatan menuju Sulawesi Tengah. Tadi pagi mereka dilepas di Monas.
Pada mereka saya katakan dengan tegas:
Saudara-saudara yang akan berangkat. Jangan sesekali menganggap keberangkatan ini sebagai pengorbanan.
Saudara-saudara dapat kehormatan mewakili kita semua untuk berada di garis depan menyelamatkan saudara sebangsa.
Jaga nama baik, kerjalah dengan sepenuh hati. Datangi mereka dengan senyum dan kasih sayang. Ringankan beban mereka. Dan Sampaikan salam hangat dari saudara sebangsa di Ibu kota.
Jaga stamina saudara-saudara. Tuntaskan kerja kemanusiaan di sana dan saya tunggu saudara kembali ke Ibu kota membawa kebanggaan bagi kita semua.
Selamat jalan, selamat bertugas.
Mari kita semua bergerak.
Anies Baswedan
 
Sumber : FaktaKini/Antara

Tradisi Syirik Balia yang Dihidupkan Kembali Sebelum Tsunami Terjadi

Relawan Lembaga Kemanusiaan Turki, IHH Bergerak Menuju Palu Sulawesi Tengah

NGO atau Lembaga Bantuan Kemanusiaan Turki, İnsani Yardım Vakfı (IHH) mengirim tim bantuan darurat setelah mengetahui terjadinya gempa bumi dan tsunami yang kuat menghantam Kabupaten Donggala dan Kota Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia pada Jum’at (28/9).
Dalam sebuah pernyataan, IHH mengatakan, mereka telah mengirim tim yang terdiri dari lima orang untuk memberikan pertolongan kepada para korban di wilayah tersebut.
“Tim bantuan darurat kami telah mulai persiapan untuk pergi malam ini,” tulis akun resmi IHH di instagram
Melalui akun Twitter @IHHen yang diakses di Jakarta pada Minggu, IHH mengumumkan keberangkatan tim bantuan darurat yang terdiri dari empat orang.
Disebutkan bahwa tim tersebut telah berangkat dari Istanbul pada Jumat (28/9) waktu setempat.
Dalam akun tersebut, IHH juga menggalang donasi untuk membantu meringankan beban masyarakat yang terdampak bencana di Sulawesi.
Bantuan dana dapat dikirimkan melalui website resmi IHH www.ihh.org.tr/en/donate.
Dalam postingan ibu Fifi di facebook terlihat relawan IHH sudah sampai di bandara Soekarno Hatta.

Screenshot_2018-10-01-08-52-17_com.android.chrome_1538358858632

Terlihat tulisan IHH di karung putih besar dengan relawan IHH


Menurut cerita ibu Fifi dirinya bersama tim dari JPU (Jisc Peduli Umat) melihat 5 orang bapak-bapak dari lembaga IHH. Disitu pula bertemu relawan lain dari ACT, PKPU, TNI dan relawan lain.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Turki telah menyampaikan duka cita mendalam atas gempa bumi dan tsunami di Pulau Sulawesi, yang mengakibatkan ratusan korban meninggal dunia, korban cedera, dan kerusakan parah di wilayah tersebut.
“Kami menyampaikan belasungkawa sepenuh hati kepada sanak keluarga korban yang meninggal dunia, serta segenap rakyat Indonesia, juga mendoakan korban terluka agar lekas sembuh,” demikian pernyataan resmi yang diunggah di website Kementerian Luar Negeri Turki pada Sabtu (29/9).
Turki bersolidaritas penuh dengan pemerintah dan masyarakat Indonesia dan siap memberikan bantuan apa pun yang mungkin diperlukan.
 
Sumber : Antara/Ummatpos