0878 8077 4762 [email protected]

Ketika Shalat Sunnah Qabliyah Shubuh, Rasulullah Baca Dua Surat Ini

Shalat wajib sebaiknya diiringi oleh shalat sunnah. Kenapa?
Ini karena kita tak pernah tahu apakah shalat wajib yang kita laksanakan itu diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala ataukah tidak.
Oleh sebab itu, lengkapilah shalat wajib dengan melaksanakan shalah sunnah. Ada berbagai macam shalat sunnah yang bisa kerjakan. Salah satunya shalat sunnah qabliyah shubuh. Kapankah itu?
Shalat sunnah qabliyah shubuh dilaksanakan sebelum melaksanakan shalat shubuh. Ya, sebelum shalat shubuh, kita laksanakan shalat dua rakaat terlebih dahulu.
Tata cara pelaksanannya sama saja seperti shalat biasa. Hanya saja, niatnya yang berbeda.
Dalam melaksanakannya pun, ada dua surat khusus yang dibaca oleh Rasulullah saw. Apa sajakah itu?
Riwayat pertama
Dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘Anhu,
“Bahwasanya Rasulullah pada shalat sunnah sebelum shubuh membaca surat Al-Kaafirun dan surat Al-Ikhlas,” (HR. Muslim no. 726).
Riwayat kedua
Dan dari Sa’id bin Yasar, bahwasanya Ibnu Abbas mengabarkan kepadanya,
“Sesungguhnya Rasulullah pada shalat sunnah sebelum shubuh di rakaat pertamanya membaca (QS. Al-Baqarah: 136) , قولوا آمنا بالله وما أنزل إلينا
Dan di rakaat keduanya membaca (QS. Ali Imron: 52), آمنا بالله واشهد بأنا مسلمون” HR. Muslim no. 727.
Semoga kita dapat mencoba meniru bacaan shalat Rasulullah shalallahu alaihi wassalam.

Allah Tak Membebani Jiwa Melebihi Kemampuannya

Duduklah hingga syuruq (pertama terbitnya matahari menandakan berakhirnya waktu Subuh) setiap hari, membaca dzikir.
Tapi jika itu tidak memungkinkan, bisa juga kita lakukan setelah fajar pada hari Sabtu atau Minggu. Karena pada saat itu mayoritas pegawai dan pelajar libur.
Dari Juwairiyah (ummul mukminin), ia mengisahkan bahwa
Suatu hari saat subuh tiba, ia sudah (duduk berdzikir) di tempat sholat dalam rumahnya dan Nabi -shollallohu alaihi wasallam-meninggalkannya keluar (untuk sholat di masjid), kemudian beliau kembali ketika sudah masuk waktu dhuha, sedangkan dia masih tetap duduk (ditempat sholat itu sambil dzikir).
Maka Nabi SAW bertanya, “Kamu masih seperti itu, sejak kutinggal tadi?!” Juwairiyah menjawab, “Ya.” Lalu Nabi SAW bersabda, “Aku akan membaca empat kalimat sebanyak tiga kali, seandainya ia ditimbang dengan dzikir yang kamu ucapkan hari ini, tentu akan melebihi dzikirmu hari ini.” 
Lalu beliau membaca dzikir
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
Maha suci Allah, aku memuji-Nya dengan pujian sebanyak makhluk-Nya, sejauh kerelaan-Nya, seberat timbangan arsy-Nya dan sebanyak tinta tulisan kalimat-Nya. (HR. Muslim)
Baik kamu kembali ke rumahmu dan tidur kemudian keluar atau kamu keluar dari masjid lansung untuk bekerja atau ke kampus atau ke sekolah, jangan lupa untuk shalat dhuha.
Shalat dhuha ini dilaksanakan sebanyak dua rakaat sampai 8 rakaat ketika sudah tiba waktunya.
At Tirmidzi meriwayatkan hadits yang dishahihkan oleh Albani, bahwasanya Allah Azza wa Jalla berfirman,
Wahai anak Adam, ruku’lah kepada-Ku sebanyak empat rekaat dari awal siang niscaya Aku jamin kamu di akhir hari.
 
Sumber :
Ramadhan Sepenuh Hati, M. Lili Nur Aulia

Program Umroh 30 kali

Oleh : M. Lili Nur Aulia
 
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menunaikan shalat fajar (subuh) dengan berjamaah, kemudian ia berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit, kemudian dia shalat dua rakaat maka dia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan dan umrah, dengan pahala sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR. Tirmidzi, dan disahihkan oleh Al-Albani)
Tentu saja yang disampaikan di sini adalah pahala akhirat, namun dianalogikan oleh Rasulullah SAW seperti ganjaran dengan angka-angka di dunia.
Dari Abu Hurairah ra dia berkata, “Rasulullah SAW mengutus utusan. Ternyata orang tersebut mendapatkan banyak harta rampasan dan sangat cepat dalam meraih kemenangan dalam pertempuran.”
Seorang laki-laki dari sahabat Nabi bertanya, “Wahai Rasulullah, kami tidak melihat utusan kaum yang lebih cepat meraih kemenangan dan banyak memperoleh harta rampasan melebih utusan ini.
Maka Rasulullah SAW bersabda,  “Maukah aku beri tahu kalian orang-orang yang sangat cepat dalam berperang dan paling banyak memperoleh harta rampasan melebihi utusan ini?
Mereka adalah orang yang berwudhu di rumahnya dan memperbaiki wudlu kemudia dia pergi ke masjid dan shalat subuh (fajar), kemudian dia ikut dengan shalat dhuha, maka dia telah bergegas dan cepat dalam meraih kemenangan dan mendapatkan harta rampasan yang banyak.” (Dishahihkan oleh Al-Albani)
Apakah kita bisa meraih kebaikan ini dan kebajikan yang kita lakukan yang bisa mengejar kebaikan dan kedudukan orang-orang yang meraih kesyahidan?
Dengan satu jam saja kita duduk di masjid berdzikir kepada Allah membaca Al-Qur’an, itu pahalanya lebih baik dari peperangan dan jihad di jalan Allah dan kembali dengan harta rampasan perang yang banyak.
Jika Anda seorang Muslimah, Anda juga bisa dan memungkinkan pergi ke masjid atau duduk membaca Al-Qur’an dan dzikir sampai terbit matahari.
Jika ini dilakukan, Anda akan mendapatkan pahala serupa.
 
Sumber :
Ramadhan Sepenuh Hati, M. Lili Nur Aulia

Panah yang Tidak Salah Sasaran

Oleh : M. Lili Nur Aulia
 
Selama jeda antara adzan dan iqamah, shalatlah dua rakaat. Ini adalah sunah sebagaimana disabdakan Nabi saw,
Dua rakaat sebelum shalat subuh lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR. Muslim)
Ini adalah pahala shalat nafilah (sunnah)nya, bagaimana dengan shalat wajibnya.
Kemudian setelah itu segeralah mengangkat panah yang tidak salah, yaitu doa.
Rasulullah SAW telah bersabda,
Do’a antara adzan dan iqamah tidak tertolak.” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Albani)
Berdo’alah apa yang Anda inginkan di waktu ini. Alangkah baiknya jika Anda khususkan doa-doa yang Anda minta, di saat-saat seperti ini karena ini adalah rentang waktu do’a dikabulkan Allah.
Ibnu Atha mengatakan, “Sungguh Allah telah menjamin dikabulkan untukmu pada apa yang Dia pilih untukmu dan bukan pada apa yang kamu pilih untuk dirimu, di waktu yang Dia kehendaki dan bukan di waktu yang engkau kehendaki.”