0878 8077 4762 [email protected]

Berinteraksi dengan Al Qur'an di Bulan Ramadhan

Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Quran (QS. 2:185). Pada bulan ini Al-Quran benar-benar turun ke bumi (dunia) untuk menjadi pedoman manusia dalam segala macam aktivitasnya di dunia. Dan malaikat Jibril turun untuk memurajaah (mendengar dan mengecek) bacaan  Al-Quran dari Rasulullah Saw, maka tidak aneh jika Rasulullah Saw lebih sering membacanya pada bulan Ramadhan.
Iman Az-Zuhri pernah berkata: Apabila datang Ramadhan, maka kegiatan utama kita (selain shiyam) ialah membaca Al-Quran. Hal ini tentu saja dilakukan dengan tetap memperhatikan tajwid dan esensi dasar diturunkannya Al-Quran untuk ditadabburi, dipahami, dan diamalkan (QS. Shad: 29).
Pada bulan ini umat Islam harus benar-benar berinteraksi dengan Al-Quran untuk meraih keberkahan hidup dan meniti jenjang menuju umat yang terbaik dengan petunjuk Al-Quran. Berinteraksi dalam arti hidup dalam naungan Al-Quran, baik secara tilawah (membaca), tadabbur (memahami), hifzh (menghafalkan), tanfidz (mengamalkan), talim (mengajarkan) dan tahkim (menjadikannya sebagai pedoman).
Rasulullah Saw. bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلّمَ القُرْآنَ وَعَلّمَهُ
Sebaik-baiknya kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan yang mengajarkannya
Orang yang mempelajari Al-Qur’an adalah orang yang masuk pada tahapan awal dari interaksi terhadap Al-Quran. Orang yang mengajarkan Al-Quran adalah orang yang sudah sampai tahapan akhir dari interaksi terhadap Al-Quran. Namun secara umum orang-orang yang berjiwa Robbani adalah orang yang senantiasa mengajarkan Al-Quran dan pada saat yang sama mereka belajar Al-Quran, dan semuanya masuk orang yang terbaik dari umat Islam.
Salah satu interaksi yang harus diperbanyak di bulan Ramadhan adalah tilawah Al-Quran. Salafus shalih sangat serius dalam masalah tilawah. Utsman bin Affan mengkhatamkan setiap hari Al-Quran di bulan Ramadhan, imam As-Syafii mengkhatamkan 60 kali dalam bulan Ramdhan di luar waktu sholat. Sebagian ada yang setiap pekan khatam dan ada yang sepuluh hari khatam. Demikianlah tilawah shalafus shalih.
 
Sumber :
Buku Panduan Lengkap Ibadah Ramadhan, penerbit Sharia Consulting Center

Hal-hal yang Disunnahkan dalam Puasa

Oleh: Sharia Consulting Center
 
1. Sahur
Walaupun dengan seteguk air, karena bisa menguatkan fisik seseorang untuk berpuasa di siang harinya, sesuai dengan sabda Rasulullah Saw bersabda :
” تسحروا فإن السحور بركة ” رواه البخاري ومسلم
Makan sahurlah kalian, karena sahur itu berkah” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan sunnahnya lagi, sahur itu dilakukan diakhir malam menjelang fajar, agar pengaruh sahur untuk kekuatan fisik di siang hari itu masih terasa.
2. Menyegerakan berbuka.
Ketika sudah adanya keyakinan bahwa matahari sudah terbenam, dan sebelum dilakukannya shalat Maghrib. Rasulullah Saw bersabda :
” لا يزال الناس بخير ما عجلوا الفطر ” متفق عليه
Manusia masih dalam kebaikan selagi ia masih mau menyegerakan berbuka puasa” (Muttafaqun alaih).
Makanan berbuka yang digunakan untuk berbuka pertama kali, sunnahnya adalah korma, atau manis manisan, atau air.
3. Berdo’a ketika akan berbuka
Dengan do’a yang ma’tsur dari Rasulullah Saw:
” اللهم لك صمت ، وعلى رزقك أفطرت ، وعليك توكلت ، وبك آمنت ، ذهب الظمأ ، وابتلت العروق ، وثبت الأجر إن شاء الله تعالى ، يا واسع الفضل اغفرلي ، الحمد لله الذي أعانني فصمت ، ورزقني فأفطرت ”
Ya Allah untuk-Mu aku berpuasa, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka, kepada-Mu aku berserah diri, dan kepada-Mu aku beriman, hilanglah rasa haus, tenggorokan menjadi basah. Semoga pahala dilimpahkan, insya Allah, wahai Dzat yang Maha luas anugerahnya ampunilah aku, segala puji bagi Dzat yang telah memberikan pertolongan kepadaku hingga aku bisa berpuasa, dan memberikan rezeki kepadaku hingga aku bisa berbuka
4. Menahan anggota tubuh.
Untuk tidak melakukan hal-hal yang bisa mengurangi pahala puasa, seperti perkataan atau perbuatan yang tidak ada manfaatnya. Rasulullah Saw:
” من لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة في أن يدع طعامه وشرابه
Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan atau perbuatan kotor, maka Allah tidak merasa butuh baginya yang telah meninggalkan makanan dan minumannya” (HR Bukhari).
(Baca juga: Penentuan Awal Ramadhan dalam Perspektif Sunnah)
5. Berusaha untuk mandi janabah
Yaitu mandi setelah haidh atau nifas sebelum fajar, agar puasanya sejak pagi sudah dalam keadaan suci, walaupun jika mandinya dilakukan setelah fajar tetap puasanya dianggap sah.
6. Memberi makan buka puasa
Memberi pada orang lain untuk berbuka puasa baik makanan ringan, minuman atau lainnya, walaupun yang lebih utama adalah yang mengenyangkan. Rasulullah Saw bersabda:
” من فطر صائما كان له مثل أجره غير أنه لا ينقص من أجر الصائم شيء ” رواه الترمذي وصححه
Barangsiapa yang memberi makan pada orang yang berpuasa, maka baginya pahala puasa, tanpa harus mengurangi pahalanya orang yang puasa itu.” (HR. Turmudzi)
7. Berbuat baik pada sanak saudara dan kerabat, serta memperbanyak shadaqah kepada faqir miskin
Agar mereka bisa menjalankan puasa dengan tenang tanpa harus memikirkan kebutuhan makan dan minum pada hari itu. Sebagaimana yang tersurat dalam satu riwayat:
” كان صلى الله عليه وسلم أجود الناس بالخير ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ”
Rasulullah Saw adalah orang yang paling dermawan dalam berbagai macam kebaikan, dan paling banyak kedermawanan beliau dilakukan pada bulan Ramadhan saat Jibril menemuinya.”
8. Menyibukkan diri dengan dzikir, tilawah al Qur’an dan menghadiri kajian-kajian Islam
Karena kebaikan yang dilakukan di bulan Ramadhan, pahalanya akan dilipatgandakan, dan karena Jibril selalu datang menemui Nabi setiap bulan Ramadhan untuk saling membaca dan memperdengarkan Al Qur’an.
(Baca juga: Bagaimana Melatih Anak Berpuasa)
9. I’tikaf
Terutama pada sepuluh hari yang terakhir di bulan Ramadhan, sebagai sarana yang paling ampuh untuk menjalankan perintah-perintah Allah dan meninggalkan berbagai larangan larangannya. Disamping sebagai upaya untuk dapat menggapai malam Lailatul Qadar. Hal-hal yang berkaitan dengan i’tikaf akan dibahas dalam bab tersendiri insya Allah.
Sumber:
Panduan Lengkap Ramadhan, Sharia Consulting Center