by Danu Wijaya danuw | Apr 4, 2017 | Nasional
Dr Zakir Naik, pendakwah asal India, mengatakan Islam sebagai agama merupakan ajaran hidup penganutnya. Islam itu agama, ‘way of life‘ (cara untuk hidup).
Menurutnya, dalam Islam kita diajarkan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak. Oleh karenanya, dalam berpolitik pun seharusnya demikian pula.
“Harus menganut pada apa yang sudah diajarkan oleh Islam,” jelasnya dalam konferensi pers di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, lansir Gontor News, Senin (3/4/2017).
Ia menyayangkan bahwa banyak politisi dan pemimpin Muslim yang membedakan faktor Islam dengan politik, dengan alasan takut kehilangan jabatan.
“Mereka lupa, jika mereka berpegang teguh pada Al-Quran dan Sunnah, mereka dapat memiliki kedudukan di akhirat. Tetapi mereka lebih takut pada kursi (kedudukan) di dunia daripada kursi (jabatan) di akhirat,” jelasnya.
“Permasalahannya, kita sekarang tidak memiliki pemimpin yang mengimplementasikan ajaran yang terkandung dalam Al-Quran dan Sunnah,” katanya.
Hingga saat ini, tidak ada pemimpin yang sempurna menyerupai kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.
“Hanya kepemimpinan Nabi Muhammad SAW yang menjalankan politik sesuai syariat Islam. Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW adalah contoh kepemimpinan yang terbaik. Politik saat ini sudah kotor dan tidak ada yang seperti kepemimpinan di zaman itu,” pungkasnya.
by Danu Wijaya danuw | Apr 3, 2017 | Nasional
Cendekiawan Muslim bertaraf Internasional Dr Zakir Naik memberikan ceramah di hadapan puluhan ribu jamaah yang hadir di Gymnasium UPI, Kota Bandung, Ahad (2/4), selama sekitar satu setengah jam. Selesai berceramah, Zakir Naik mempersilakan peserta yang hadir untuk bertanya. Namun, Ia memprioritaskan peserta non-Muslim untuk memberikan pertanyaan.
Beberapa orang yang beragama non-Muslim beragama Katolik, Kristen Protestan, ateis, dan Buddha melontarkan banyak pertanyaan tentang Nabi Isa, tentang Allah SWT, dan tentang Islam. Dari belasan orang yang bertanya, ada sekitar empat orang yang langsung bersyahadat menyatakan diri masuk Islam. Di antaranya adalah Danalia Permata Sari (26 tahun) beragama Buddha, Novita Luciana (25) beragama Katolik, Kevin beragama Katolik, dan Deni Saputra seorang ateis.
Saat mualaf tersebut membacakan syahadat, banyak peserta yang tak bisa menahan tangisnya. Begitu juga, para mualaf, mereka terbata-bata membacakan dua kalimat syahadat sambil menangis.
Salah satu mualaf yang terus menangis setelah membacakan syahadat adalah Novita Luciana (25). Menurut Novi, Ia tak bisa menahan rasa harunya karena akhirnya bisa memeluk Islam dan membaca syahadat.
Menurut Novi, dirinya mengenal Islam awalnya dari pacarnya yang Muslim. Namun, selama ini pacarnya tak pernah memaksa dirinya untuk masuk Islam. Rasa penasaran justru timbul dari dirinya sendiri. Ia pun, melihat video Zakir Naik di Youtube yang membandingkan tentang Bibel dan Alquran.
“Saya semakin yakin untuk memeluk Islam, setelah melihat video Zakir Naik. Sudah dua tahun, saya nggak ke gereja,” katanya.
Novita mengatakan, sudah dua tahun ini mulai mempelajari Islam. Semakin dipelajari, ia merasa cocok karena agama Islam masuk akal dan mudah dipahami. Ia pun, mulai mengomunikasikan keinginan kuatnya untuk masuk Islam kepada orang tuanya.
“Alhamdulillah, saya bisa bertanya langsung ke Zakir Naik dan dibimbing bersyahadat langsung oleh beliau,” ujar Novi sambil terus menangis tak bisa menahan harunya.
Bagi Novi, adanya ceramah Zakir Naik di Youtubebisa memudahkan non-Muslim yang ingin mencari tahu tentang Islam. Karena kalau harus membaca buku biasanya Ia susah paham.
“Tadi saya pun dapat jawaban dari Zakir Naik, agar jangan khawatir kehilangan pekerjaan setelah masuk Islam karena Allah yang memberikan rezeki,” kata Novi seraya mengatakan bahwa ia sebernarnya sudah belajar shalat dan sudah hapal surah al-Ikhlas, an-Nas, dan al-Falaq.
Sementara menurut Deni Saputra, dia sebenarnya lahir dari orang tua beragama Islam. Namun, kedua orang tuanya bercerai. Jadi, dia pun mempelajari banyak paham. Yakni, dari mulai paham komunis, sosialis, Kristen, Buddha, dan agama yang lainnya.
Namun, sampai sekarang dia belum meyakini satu agama pun. “Saya ke sini untuk menguatkan keyakinan saya, agama apa yang harus saya pilih. Soalnya, saya sering lihat Zakir Naik di Youtubememang masuk akal,” katanya.
Deni mengatakan, ia sempat melontarkan beberapa pertanyaan kepada Zakir Naik, yang selama ini mengganjal pikirannya. Ternyata, Zakir Naik bisa menjawab semua pertanyaannya dan menjelaskannya. “Ya, saya mengikrarkan kembali untuk masuk Islam,” katanya.
by Danu Wijaya danuw | Apr 1, 2017 | Nasional
Cendekiawan Muslim asal India, Zakir Abdul Karim Naik berdialog dengan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan serta para awak media di gedung DPR/MPR RI, Jumat (31/3).
Dialog itu membahas berbagai hal dari mulai Islam sebagai agama toleran, jihad serta pemahaman tentang masalah kepemimpinan di dalam surah al-Maidah 51. Berikut poin penjelasannya :
1. Islam Agama paling Toleran di Dunia
Zakir mengatakan, Islam sebagai agama paling toleran di dunia. Islam, kata dia, agama yang dapat menyatukan seluruh umat manusia untuk tujuan kedamaian.
“Islam agama toleran, Islam berarti damai. pasrah terhadap Allah SWT. Tetapi Islam tidak toleran terhadap hal-hal tertentu seperti alkohol, prostitusi, dan korupsi,” kata Zakir.
2. Islam pemersatu Indonesia
Karena itu pula, Islam juga bisa menjadi pemersatu di Indonesia yang terdiri dari beragam suku dan ras bangsa. Menurut dia, selama Islam dimaknai dengan benar sebagai agama yang toleran dan damai.
“Selama Indonesia yang multi-ras. Islam agama paling toleran dan tidak memaksa siapapun. Kita tidak bisa memaksa siapapun untuk bisa menerima Islam. Kita harus menyampaikan dakwah,” kata Zakir.
3. Boleh Menjaga Persahabatan
Ketika ditanya tentang menjalin hubungan pertemanan dengan non muslim, Zakir Naik menjawab,
“Itu bukan berarti kita tidak boleh bicara dengan mereka. Artinya, apabila kita menjaga persahabatan itu tidak masalah,” kata Zakir.
4. Memilih Pemimpin Muslim
Zakir menekankan ada baiknya kaum muslim memilih calon pemimpin yang seiman. Menurutnya, jika ada orang muslim, maka itu adalah pilihan yang lebih baik.
“Apabila ada pilihan orang Islam, soal kepemimpinan Muslim jauh lebih baik daripada non Muslim,” ujar Zakir.
5. Islam Tidak bisa Dipisahkan dengan Politik dan Pemerintahan
Kemudian, dia juga menyampaikan terkait wacana pemisahan agama dengan politik. Menurut dia, Islam adalah panduan hidup. Maka, selain menyangkut ibadah, Islam juga terkait dengan politik dan pemerintahan.
“Tidak hanya shalat, puasa, haji, apa yang bisa dimakan, apa yang nggak bisa dimakan, tapi (Islam mengatur) bagaimana berbisnis, memerintah kota, negara,” tutur pria berusia 51 tahun tersebut.
Diolah dari : vivanews, republika
by Danu Wijaya danuw | Mar 20, 2017 | Artikel, Dakwah
Ulama dunia Dr Zakir Naik akan melakukan safari dakwah di Indonesia selama 10 hari di enam kota. Safari dakwah Zakir Naik dilakukan mulai 01 hingga 10 April 2017.
Safari dakwah bertajuk “Dr Zakir Naik Visit Indonesia 2017” itu akan dimulai dari Masjid Kota Wisata Cibubur dan berakhir di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
Ketua Humas Panitia Zakir Naik Visit Indonesia 2017 Budhi Setiawan mengatakan, Dr Zakir Naik akan selalu membuka sesi tanya jawab pada setiap ceramahnya.
“Model penyampaiannya ceramah biasa dilanjutkan dengan tanya jawab dengan peserta. Bukan debat,” ujar Budhi dalam keterangan persnya, Minggu, Ahad, 12 Maret 2017.
Budhi menambahkan, Zakir Naik akan menyampaikan ceramahnya di enam kota, yakni Cibubur, Bekasi, Bandung, Jogja, Ponorogo, dan berakhir di Unhas Makassar.
Saat ini panitia sedang mengurus segala perizinan dari Kepolisian terkait semua rencana safari dakwah Dr Zakir Naik.
“Kami mohon doa umat Islam di Indonesia supaya semua proses dan persiapan berjalan baik dan lancar,” tandas Budhi.
Inilah Jadwal Ceramah Dr Zakir Naik di enam kota di Indonesia
1. Sabtu, 1 April 2017
Dr Zakir Naik akan memulai safari dakwahnya di Masjid Kota Wisata, Cibubur mulai pukul 08.00 hingga 11.00 WIB. Di masjid ini, istri Dr Zakir Naik, Ustazah Farhat Zakir Naik, akan menyampaikan ceramah yang akan dihadiri 2.500 orang muslimah.
2. Minggu, 2 April 2017
Zakir Naik akan ceramah di Auditorium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Ceramah terbuka untuk umum itu akan dilangsungkan mulai pukul 08.00-12.00 WIB dengan target peserta 10 ribu orang.
3. Senin, 3 April 2017
Zakir Naik akan menyampaikan ceramahnya Kota Yogyakarta mulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIB. Dr Zakir Naik dijadwalkan menyampaikan ceramah umum dengan tema “Misconseption of Islam” di Auditorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
4. Rabu, 5 April 2017
Zakir Naik akan menyampaikan ceramah umum di Auditorium Universitas Darussalam, Gontor, Ponorogo, Jawa Timur mulai pukul 08.00-12.00 WIB. Zakir Naik akan berceramah dengan tema “Religion in Right Perspective” dan akan diikuti sekira 10 ribu peserta.
5. Sabtu, 8 April 2017
Dr Zakir Naik akan menyampaikan ceramahnya di Stadion Patriot, Bekasi Jawa Barat. Zakir Naik akan menyampaikan ceramah umum di yang akan dihadiri sekitar 40 ribu peserta, mulai pukul 19.00-24.00 WIB.
6. Senin, 10 April 2017
Safari dakwah terakhir Dr Zakir Naik akan berakhir di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Zakir Naik akan menyampaikan ceramah ceramah bertema “Quran and Modern Science” di Auditorium Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar. Ceramah yang dimulai pukul 08.00-12.00 WITA itu direncanakan akan dihadiri 10 ribu peserta.
Sumber : www.zakirnaikvisit.id
by Danu Wijaya danuw | Mar 8, 2017 | Artikel, Dakwah
ZAKIR NAIK—Seorang ulama asal India yang kini banyak dibicarakan dunia. Lewat ceramah dan tulisannya yang luar biasa. Ia mampu menyerukan segala jenis masalah secara sopan, argumentatif, dan menghargai orang dalam kehidupan di dunia untuk kembali pada pondasi Al-Quran dan Hadist, sebagai sumber segala petunjuk.
Georgetown University, Amerika pada tahun 2011 hingga 2015 menerbitkan sebuah daftar umat Muslim berpengaruh di dunia. Dalam daftar itu, Zakir Naik menduduki peringkat ke 70 daftar dari 500 umat Muslim berpengaruh di seluruh dunia selama berturut turut.
Maka tidak heran, Dr. Zakir Naik banyak dikagumi oleh orang-orang di seluruh dunia, terutama ulama di Indonesia seperti Ustadz Yusuf Mansur, Ustadz Arifin Ilham, KH Abdullah Gymnastiar, hingga Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla.
Selama 20 tahun lebih berdakwah, Zakir Naik mendapatkan berbagai penghargaan dari berbagai Negara atas kecintaannya terhadap Islam dan konsisten mencerdaskan umat.
Penghargaan pertama, Kerajaan Arab Saudi, Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud pada tahun 2015 menganugerahkan penghargaan ‘King Faisal International Prize’ kepada Dr. Zakir Naik, semacam hadiah Nobel pada kategori ‘Layanan kepada Islam’.
Hadiah terdiri dari sertifikat penghargaan, 200 gram medali emas dengan 24 karat, dan 750 ribu riyal Saudi atau 200 ribu dolar AS. Seluruh hadiah uang diterima Zakir Naik, disumbangkan untuk program Wakaf,Peace TV Network.
Kedua, Shaikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, Perdana Menteri Uni Emirat Arab (UEA) menganugerahkan ‘Islamic Personality of 2013’ kepada Dr. Zakir Naik dalam ajang penghargaan bergengsi Dubai International Al-Quran Award pada 29 Juli 2013.
Penghargaan tersebut diberikan atas pelayanan luar biasa Zakir Naik terhadap Islam dan umat Islam pada tingkat global di Media, Pendidikan dan Filantropi.
Hadiah yang diterima dari UEA, 1 juta Dirham 272 ribu dolar AS. Ia sumbangkan untuk Wakaf dana pembuatan media Peace TV Network. Dr Zakir saat itu berusia 47 tahun merupakan penerima penghargaan termuda.
Ketiga, Syekh Dr. Sultan bin Mohammed Al Qasimi, Penguasa di Sharjah, memberikan penghargaan ‘Sharjah Award’ kepada Dr. Zakir Naik pada untuk layanan sukarela kepada Islam pada skala internasional, 16 Januari 2014.
Keempat, Dr Yahya Jammeh, Presiden Republik Gambia memberi Dr. Zakir Naik lencana penghargaan nasional tertinggi dari Komandan Nasional Republik Gambia di Gambia pada 15 Oktober 2014.
Kelima, Dr. Zakir Naik juga mendapatkan penghargaan dari pemerintah Malaysia. Raja Malaysia, menganugerahkan penghargaan tertinggi dari Malaysia ‘Tokoh Ma’al Hijrah Distinguished International Personality Award for the Year 2013’ untuk layanan dan kontribusi yang signifikan pada perkembangan Islam pada 5 November 2013. Ia menerima sebuah plakat yang ditandatangani oleh Perdana Menteri Malaysia Mohd. Najib Razak. Demikian dilansir Gulalives, Kamis (14/4/2016).