by Danu Wijaya danuw | Apr 11, 2017 | Artikel, Muallaf
Kuliah umum Dr Zakir Naik di Baruga AP Pettarani, Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Senin (10/4/2017) berakhir tepat pukul 13.40 WITA. Ulama asal India menjawab 12 pertanyaan peserta yang semuanya non-muslim.
Dari 12 penanya, 8 orang di antaranya langsung menyatakan sikap memeluk agama Islam. Sebelumnya, mereka umumnya beragama Kristen, baik Protestan maupun Katolik.
Pelajar
Dari delapan orang yang bersyahadat di hadapan Dr Zakir Naik, seorang di antaranya masih berstatus pelajar. Dia datang masih dengan mengenakan seragam sekolah.
Setelah bertanya, dia akhirnya menyatakan sikapnya untuk memeluk agama Islam dengan dituntun Dr Zakir Naik.
Seusai mengucapkan dua kalimat syahadat, dia langsung dipakaikan jilbab oleh istri Wakil Gubernur Sulsel.
Bule Cantik
Menariknya, dalam kuliah umum ini, semua perempuan yang bertanya, langsung menanyakan diri masuk Islam. Salah satu di antaranya bahkan berpaspor luar negeri. Bule berparas cantik itu juga menyatakan diri masuk Islam setelah pertanyaannya dijawab Zakir Naik.
Wanita Tionghoa
Kemudian ada Ellen yang berasal dari etnis Tionghoa, sebelumnya beragama Kristen Katolik. Sambil menangis, dia mengucapkan syahadat dituntun langsung Dr Zakir Naik.
Pria Myanmar
Ada pula Junaid yang datang jauh-jauh dari myanmar untuk menghadiri acara ini. Pada kesempatan ini, Junaid diberikan kesempatan bertanya. Menggunakan bahasa asing, dia menyebut dirinya pernah beragama Islam, lalu keluar, dan masuk lagi.
Pada kesempatan awal, Dr Zakir Naik memberikan kesempatan kepada peserta nonmuslim untuk bertanya. Mereka yang bisa berbahasa Inggris didahulukan.
Dr Zakir Naik membimbing non muslim yang mengucapkan kalimat syahadat. Suasana haru selalu menyelimuti aula tempat acara berlangsung.
Diolah dari : Fajar/FajarOnline
by Danu Wijaya danuw | Apr 10, 2017 | Artikel, Berita, Internasional
Saat ini, ulama kondang asal India, Zakir Naik, tengah berada di Indonesia dan menyampaikan ceramahnya di berbagai kota besar. Kendati pria yang bernama lengkap Zakir Abdul Karim Naik ini dicekal di berbagai negara, seperti Malaysia, Singapura, Inggris, Kanada, Bangladesh, bahkan di negara asalnya sendiri, India, namun sosoknya memang cukup menarik perhatian.
Ia cerdas dan lugas dalam berdebat. Ia dihormati, tak hanya dari kalangan Muslim saja, namun dari luar lingkaran agama ini juga pada umumnya.
Kecerdasan beliau tentu tak datang begitu saja. Sebelum dihormati seperti sekarang ini, Ustadz Zakir pasti pernah menjadi seorang murid terlebih dahulu. Dan di belakang murid yang cerdas, pasti ada guru yang telaten dan bersahaja yang mendorong muridnya untuk berhasil meraih kesuksesan.
Bagi Zakir Naik, Guru tersebut adalah Syeikh Ahmed Deedat, seorang Kristolog Muslim yang disegani di dunia internasional. Pemikiran beliau dipercaya telah banyak memengaruhi gagasan-gagasan Zakir Naik dalam berdakwah.
Siapa itu Syeikh Ahmed Hussein Deedat?
Beliau ini merupakan pakar dalam ilmu Kristologi yang lahir pada tanggal 1 Juli 1918 di Bombay, India. Di kalangan penggiat studi perbandingan agama, nama beliau ini sudah sangat dikenal baik dan disegani.
Sejak usia sembilan tahun, ia pindah ke Afrika Selatan bersama ayahnya yang seorang penjahit. Kepindahan tersebut karena mereka terpaksa mencari nafkah yang lebih memadai. Dan saat itulah, hari terakhir ia melihat ibunya. Dikarenakan beberapa bulan setelah bermigrasi, sang ibu meninggal dunia.
Perjalanan Ahmad Deedat
Keterbatasan biaya membuat ia harus merelakan bangku pendidikan pada usia 16 tahun. Sejak saat itu pula dirinya mulai sibuk membantu ayahnya. Namun, hal ini yang menjadi titik mula perjalanannya hingga dikenal luas seperti saat ini.
Saat itu ia bekerja di sebuah toko yang dekat dengan sekolah kristen. Di tempat barunya tersebut, ia kerap melihat para siswa misionaris Kristen yang datang ke wilayahnya, yang notabene ditempati oleh banyak pemeluk Muslim. Kedatangan mereka umumnya untuk berdiskusi dan tak jarang berbincang panjang dengan warga setempat mengenai Kristen dan Islam.
Takdir akhirnya mempertemukan ia dengan sebuah buku berjudul Idzhar Al-Haq yang berarti menampakkan kebenaran. Buku ini berisi kisah kesuksesan orang-orang asal India yang pintar berdebat soal perbandingan agama. Usai mempelajari buku tersebut, ia pun semakin mantap dan tertarik untuk mempelajari perbandingan agama. Berawal dari sini kemudian karir Ahmed Deedat melejit sampai menjadi pembicara level dunia.
Syeikh Ahmed Deedat adalah guru besar bagi Zakir Naik
Bukti bahwa Zakir Naik belajar dari Ahmed Deedat dapat dibuktikan dengan adanya sebuah video yang berisi pertemuan mereka. Meski tak banyak video mengenai kebersamaan mereka, namun boleh dikatakan kalau Zakir Naik belajar banyak dari Kristolog internasional tersebut.
Dalam video tersbut terlihat Ustadz Zakir muda yang mendapat ceramah langsung dari Syeikh Ahmed. Bahkan, pada tahun 1994, Syeikh Ahmed tak segan mengatakan bahwa Zakir Naik ini adalah “Deedat Plus” alias orang yang kemampuannya lebih komplet dari dirinya. Dan pada tahun 2000 silam, Zakir memperoleh piagam penghargaan dari sang Syeikh atas dedikasinya yang luar biasa terhadap dunia dakwah.
Meninggalnya sang Kristolog Muslim terpandang
Pada tanggal 8 Agustus 2005, dunia Islam berduka atas kepergian sang pendakwah cerdas tersebut yang berpulang pada usia 87 tahun. Penyakit stroke yang telah diidapnya sejak lama menjadi penyebab ia dipanggil oleh yang maha kuasa.
Syeikh Ahmed Hussein Deedat dijenguk oleh rekan-rekannya.
Sebelum beliau meninggal, muridnya yang paling cemerlang, tak lain tak bukan adalah Zakir Naik, menyempatkan diri untuk menjenguknya.
Dalam pertemuan yang mengharukan tersebut, ustadz Zakir memperlihatkan sebuah video padanya yang berisi debat dirinya dengan Dr. William Campbell, seorang kristiani.
Syeikh Ahmed menangis bahagia dan bangga usai menonton video tersebut. Ia mengatakan bahwa apa yang telah Zakir raih dalam empat tahun setara dengan semua keberhasilan dan pencapaiannya dalam 40 tahun.
Mendengar pujian dari guru besarnya, Zakir menjawab, “Karena usaha keras anda selama 40 tahun tersebut semua ini bisa dicapai. Untuk membangun kesuksesan, diperlukan pondasi yang kuat dan brilian agar bangunan bisa berdiri kukuh dan tegak. Jika tidak demikian, mungkin saya akan perlu waktu 44 tahun hingga bisa berada di posisi seperti ini.“ Masya Allah…
by Danu Wijaya danuw | Apr 9, 2017 | Artikel, Muallaf
Pagi menjelang di stadion Patriot Bekasi, Ahad, 9/4/2017. Waktu sudah menunjukkan pukul 1.20 am.
Dokter Zakir Naik menanyakan: “Masih adakah peserta yang ingin melakukan Syahadat?”
Pagi sebentar lagi datang, tapi antrian di panggung lelaki maupun wanita masih ada yang mengisi.
Ribuan manusia masih betah bertahan di tempat duduknya. Di atas sana, ada bulan yang mengintip tanpa ditemani satupun bintang.
Zakir Naik menyatakan dirinya akan menutup acara, yang berarti menutup pula sesi dialog.
Ia meminta panitia menghitung peserta yang masih ingin berdiskusi. Ternyata masih mengantri 13 orang non muslim yang ingin bertanya.
Zakir Naik meminta maaf karena tidak dapat melanjutkan acara lagi dan menanya: “Adakah dari kalian wahai brothers and sisters yang ingin bersyahadat?”
Ada 7 lelaki non muslim yang mengangkat tangan dengan mantap. Saat ditanya satu persatu siapakah nama mereka, semua menjawab dengan suara tegas. Mereka ingin dituntun Syahadat.
Jadi malam ini keseluruhan ada 16 orang mualaf (koreksi ada 19 mualaf -red). Mereka semua adalah anggota keluarga baru, yang baru saja terlahir kembali bagaikan bayi, suci bersih, kembali ke fitrah manusia.
Ada banyak sedu sedan yang menular, ada keharuan nan dalam yang mampu mengheningkan seluruh penjuru stadion, dan berkali-kali terdengar suara takbir menggelegar tiap kali Syahadat diucapkan.
Tak henti-henti saya meluaskan pandangan mata dari atas tribun Stadion Patriot Bekasi.
Melihat mereka semua ini, mau tak mau lalu berandai-andai dan membayangkan bila saja nanti tersedia sebuah kampung besar yang akan saya huni bersama mereka. Di Jannah Allah kelak. Insya Allah.
50 RIBU LEBIH PESERTA
Lebih dari 50 ribu peserta menghadiri ceramah umum dan tanya
jawab bersama dai internasional pakar perbandingan agama asal India DR. Zakir Naik di Stadion Patriot Candrabagha Bekasi, Sabtu malam (8/4/2017).
Dalam kesempatan itu, Dr Zakir Naik menyampaikan ceramah bertema “Persamaan antara Islam dan Kristen” dalam bahasa Inggris tanpa penerjemah langsung sekitar 1,5 jam. Kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab.
Panitia pun menyiapkan frekuensi radio khusus untuk mendengarkan terjemahan bahasa Indonesia dari rangkaian ceramah dan tanya jawab Dr Zakir Naik bagi lebih dari 50 ribu peserta yang hadir memadati stadion kebanggaan kota Bekasi itu. Peserta cukup memakai telepon seluler beserta headset atau perangkat suaranya untuk menyimak hasil terjemahan dari penyampaian Dr. Zakir Naik ini.
Orang-orang nonmuslim dan mampu berbahasa Inggris diberikan prioritas untuk bertanya. beberapa non-Muslim berasal dari agama Katolik, Kristen Protestan, dan Buddha melontarkan pertanyaan tentang Nabi Isa, tentang Allah SWT, dan tentang Islam.
Antusiasnya peserta nonmuslim memberikan pertanyaan atau menguatkan keinginannya memeluk Islam, membuat waktu tanya jawab lebih lama sebagaimana rencana.
Sebagaimana pemantauan Kantor Berita Islam MINA, dalam jadwal seharusnya sesi tanya jawab diakhiri dengan penutup dilaksanakan pada pukul 23.45 WIB, namun dalam pelaksanaannya sesi ini berakhir hingga dini hari pukul 02.00 WIB.
Dari puluhan orang yang bertanya, ada 19 orang yang langsung bersyahadat menyatakan diri masuk Islam. Di antaranya Alya, Beno, John, dan Roy.
“Semoga Alloh memberikan ampunan dan menunjukinya jelan menunuju syurga. Bagi umat Muslim diharuskan untuk memberikan bantuan dan bimbingan bagi para mualaf yang baru memeluk Islam,” ujarnya menutup acara.
Hadir dalam ceramah akbar itu Ketua MPR Zulkifli Hasan, Duta Besar Arab Saudi Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi, Walikota Bekasi Rahmat Effendi, Ustaz Yusuf Mansur, dan tokoh serta ulama lainnya.
Zakir Naik ditemani oleh istri dan anak-anaknya melakukan safari dakwah ke Indonesia bertajuk Zakir Naik Visit Indonesia 2017 pada 1-10 April 2017.
Safari Dakwah Dr Zakir Naik di Indonesia dimulai pada 2 April 2017 lalu di Auditorium Universitas Pendidikan (UPI) Bandung dan akan berakhir pada 10 April 2017 mendatang di Auditorium Universitas Hasanuddin Makassar
Sumber : Mirajnews
by Danu Wijaya danuw | Apr 7, 2017 | Artikel, Nasional
Laporan Langsung Dari Tabligh Akbar Syaikh Dr. Zakir Naik, hafidzahullah, di Universitas Daarussalaam, Gontor, Selasa, 7 Rajab 1438/4 April 2017:
Bismillaah
Setelah diawali dengan tausiyah oleh anak beliau, Fariq Naik, tentang aneka bukti kasih-sayang kaum Muslimiin di masa kaum Salafush Sholih (kaum Pendahulu Yang Salih) dan beberapa sambutan dari tuan rumah dan pemberian cinderamata, Syaikh Dr Zakir Naik memulai tabligh.
Dimulai dengan pujian kepada Allah – Tuhan Yang Maha Esa – kalimat pembukaan, salaam kepada hadiriin (doa untuk hadiriin pula), dan firman Allah:
قُلْ يٰۤـاَهْلَ الْكِتٰبِ تَعَالَوْا اِلٰى كَلِمَةٍ سَوَآءٍۢ بَيْنَـنَا وَبَيْنَكُمْ اَلَّا نَـعْبُدَ اِلَّا اللّٰهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهٖ شَيْــئًا وَّلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا اَرْبَابًا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ ؕ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَقُوْلُوا اشْهَدُوْا بِاَنَّا مُسْلِمُوْنَ
“Katakanlah (Muhammad): Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama yang lain tuhan-tuhan selain Allah.’ Jika mereka berpaling, maka katakanlah (kepada mereka): “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang Muslim.” (QS. Ali ‘Imran: 64)
Zakir Naik senang ada Fakultas yang juga mengajarkan perbandingan Agama di Gontor (juga perbandingan Madzhab, Hukum, dll.), dan menurut pihak Universitas, adalah yang terbesar di RI.
Penting untuk dimulai pembicaraan tentang konsep mengenai Tuhan, di Yahudi, Kristen, Hinduism, dan Islam.
Jika ditanya, berapa Dewa, maka kaum Hindu dapat menjawab banyak Dewa, namun bisa juga 1 Tuhan. Bahwa Matahari, Bulan, dan lainnya itu Tuhan atau Dewa juga. Semuanya adalah God.
Sedangkan Islam mengatakan itu semuanya adalah God’s, milik Tuhan yaitu Allah saja.
Untuk dapat dipersatukan, perlu mengacu ke ayat di atas. Dan di kitab Hindu sebenarnya ada penegasan ini. Dan tidak boleh ada penyerupaan (termasuk gambar, patung, dan sebagainya) dan tak mungkin ada yang serupa.
Brahma, adalah Creator dalam bahasa Arab disebut Al Khollaq (Pencipta). Whisnu adalah Sustainer, dalam bahasa Arab disebut Al Muhaimiin (Pemelihara, Perawat). Ini diterima Muslim. Ada dalam Asmaul Husna.
Namun Muslim tidak mungkin menerima penggambaranNya, juga bahwa mempunyai banyak tangan, menaiki Garuda, dan semisalnya. Ini sebenarnya dilarang.
Ini juga sebenarnya ditegaskan di Kitab Keluaran dan Bilangan di Bibel di 10 Perintah Tuhan.
Jadi sebenarnya ada LARANGAN demikian dalam ajaran Hindu, Yahudi, dan Kristen sendiri.
Dan Muslim percaya penuh bahwa Nabi Isa (Esau, Yeshua, Yesus) bin Maryam ‘alahissalaam adalah Nabi terkemuka yang lahir tanpa ayah dengan banyak mu’jizat. Dan akan menjadi Al Masih di Akhir Zaman.
Namun tidak mungkin menerima bahwa beliau adalah Tuhan. Karena di Bibel juga ini ditolak. Misalnya di Yohanes 10:30, Matius 5:17, dan masih banyak ayatnya.
Jika ada di Bibel yang menyatakan bahwa Yesus menyatakan dirinya Tuhan, maka Zakir Naik bersedia masuk Kristen.
Yesus menyatakan agar ikuti Hukum Taurat, di Matius 5:17. Dan ikuti jalan kebenaran, sunnah beliau, a.l. di Yohannes 14:6.
Dan Surah Al Ikhlas di Al Qur’an, adalah dasar dari keagamaan (Theology) dan penguji seluruh, aneka Agama yang dikenal manusia.
Inilah Tauhid…
Sementara ada banyak yang disebut sebagai God (dewa), bahkan di negara beliau (di India) saja ada ribuan dewa. Bahkan ada orang yang mengaku sebagai Dewa atau Tuhan.
Allah swt, Tuhan Yang Maha Esa, tidak perlu menjadi manusia atau makhluk, agar mengerti apa rasanya menjadi manusia/makhluk. Karena Allah lah yang menciptakannya dan segalanya!
Dan “Allah” adalah satu kata dalam Bahasa Arab. Muslim harus menggunakan ini untuk merujuk kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Namun agar orang yang tidak mengerti Bahasa Arab, Zakir Naik tidak keberatan menerjemahkannya ke bahasa lain, agar orang itu mengerti. Namun “God” bukanlah penerjemahan yang tepat.
Dan perlu untuk menerapkan Syari’ah. Ini juga bukan soal potong tangan yang banyak dikesankan sebagai aturan barbar. Renungkanlah bahwa negara yang paling rendah tingkat kriminalitasnya di dunia, adalah negara Islam, Arab Saudi.
Misalnya juga tentang Hukum Syari’ah soal Hijab. Ini utamanya bukan soal untuk perempuan. Namun utamanya justru – pertama kali – adalah kepada lelaki.
Lelaki dinasihati/diperintahkan kepadanya, agar menundukkan pandangannya dulu. Bukan mengumbar pandangannya kepada kaum perempuan.
Sementara kaum perempuan juga perlu menahan dirinya dari mengumbar auratnya. Dan agar memakai Hijab, Jilbab. Serta agar ini lebih melindungi mereka dari diganggu.
Perumpamaannya, adalah sepasang saudara kembar yang sama cantiknya. Satu memakai hijab Islami, satu lagi memakai baju terbuka aurat ala Western (Barat). Dan sama-sama melewati jalan kecil penuh berandalan lelaki. Syaikh bertanya, yang manakah yang akan diganggui?
Hadiriin sepakat, si perempuan kedua, yang memakai baju ala Barat terbuka auratnya lah, yang lebih berkemungkinan besar diganggui.
Dan ingatlah, negara yang paling banyak pemerkosaan adalah di Amerika berdasarkan berbagai laporan. Jika dirata-rata secara Statistik, ada 3 pemerkosaan dalam 1 menit.
Jika Hukum Syari’ah diterapkan di USA, Zakir Naik dan hadiriin sepakat, angka itu akan menurun.
Karena itu Islam menunjukkan jalan “salaamah”, yang artinya jalan keselamatan.
Karena itu Islam itu adalah “salaam”, juga memiliki arti Peace, yaitu Kedamaian.
Ditutup dengan:
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ ؕ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Beliaulah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Beliaulah yang lebih mengetahui siapa yang mendapatkan petunjuk.” (QS. An-Nahl: Ayat 125)
by Danu Wijaya danuw | Apr 7, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
JAKARTA- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat KH Ma’ruf Amin, memuji cara dakwah yang dilakukan cendekiawan muslim asal India, Dr Zakir Abdul Karim Naik atau akrab disebut Zakir Naik.
Menurut Kyai Ma’ruf, cara dakwah Zakir Naik sudah sesuai dengan perintah Allah dalam Alquran.
“Zakir Naik itu berdakwah di mana-mana dan banyak orang tertarik dan masuk Islam. Saya kira dakwah yang bagus menurut saya. Dan sistem dakwahnya itu sangat ilmiah,” ungkap Kyai Ma’ruf saat dimintai pandangannya terkait dakwah Zakir Naik di Indonesia, usai membuka Rakornas LPPOM MUI di Bogor, Rabu (05/04/2017) seperti dikutip dari SuaraIslam
“Saya kira itu yang dilakukan. Ada dialog, ada perdebatan mencari suatu kebenaran. Harus diartikan seperti itu,” ungkap Kyai Ma’ruf.
Seperti diketahui, Zakir Naik beserta istri dan putranya, dalam sepuluh hari ini berada di Indonesia dalam rangka safari dakwah bertajuk “Zakir Naik Visit Indonesia 2017”.
Dalam setiap kuliah umum, Zakir Naik selalu memberikan prioritas kepada kalangan non-Muslim dan atheis untuk menyampaikan pertanyaan kepadanya.
Dengan model seperti ini, sejumlah orang penanya, baik di UPI Bandung maupun UMY Yogyakarta akhirnya menyatakan diri masuk Islam.
Menurut Kyai Ma’ruf, model dakwah yang dilakukan Zakir Naik sesuai dengan perintah dalam Alquran Surat An-Nahl ayat 125,
‘Ud’u ilaa sabiili rabbika bil hikmati wal mau’idhotil hasanati, wa jadilhum billati hiya ahsanu.
Yakni, ajaklah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan cara yang bijak dan pelajaran yang baik. Dan jika terjadi perdebatan, maka berdebatlah dengan cara yang baik. Pungkasnya.
Sumber : Suara Islam