Oleh : Sharia Consulting Center
Takbiran pada Idul Fithri merupakan bentuk taqarrub kepada Allah Swt tang sangat dianjurkan, sebagai rasa syukur atas nikmat dan petunjuk yang diberikan oleh Allah Swt. kepada kita, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur” (QS al-Baqarah 185).
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ
Artinya: ”Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang” (QS al-Baqarah 203).
كَذَلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: ”Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS al-Haj 37).
Takbiran merupakan syiar Islam yang harus dipelihara dan diagungkan. Firman Allah:
ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ
Artinya: ”Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati” (QS al-Hajj 32).
Adab Takbiran
Karena takbiran merupakan taqarrub pada Allah Swt, maka harus dilakukan dengan memperhatikan adab-adab berikut:
1. Ikhlas
Takbiran dimaksud untuk menghayati makna takbir. Yaitu mengagungkan asma Allah, meningkatkan rasa takut, dan mencari ridha-Nya. Allah Swt. berfirman:
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى. فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى
Artinya: ”Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya)” (QS an-Nazi’aat 40-41).
2. Khidmat
Takbiran hendaknya dilakukan dengan penuh khidmat, sopan, dan tawadlu’. Allah Swt berfirman:
وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ. إِنَّ الَّذِينَ عِنْدَ رَبِّكَ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَيُسَبِّحُونَهُ وَلَهُ يَسْجُدُونَ
Artinya: ”Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nyalah mereka bersujud” (QS al-Araaf 205-206).
3. Menjauhi Maksiat
Takbiran merupakan sebuah ketaatan oleh karenanya harus dipisahkan dan dihindarkan dari kemaksiatan. Allah Swt. berfirman:
وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ
Artinya: ”Dan janganlah kamu campur-adukkan yang hak dengan yang bathil” (QS al-Baqarah 42).
4. Tidak Hura-Hura
Takbiran harus dijauhkan dari hura-hura, berlebih-lebihan dan pemborosan, sehingga nilai ibadah dan taqarrubnya dapat dirasakan oleh umat Islam. Allah Swt berfirman ketika menyebutkan sifat orang beriman:
وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ
Artinya: ”Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna” (QS al-Mu’minuun 3).
Lafaz Takbiran
Riwayat Abdur Razzak dari Salman dengan sanadnya yang shahih, berkata: “Bertakbirlah:
الله أكبر الله أكبر الله أكبر كبيرا
Dari Umar dan Ibnu Mas’ud:
الله أكبر الله أكبر لاإله إلا الله والله أكبر الله أكبر ولله الحمد
Menurut madzhab Maliki dan Syafii: “Allahu akbar 3x
Lafazh takbir boleh ditambah dengan lafaz lain.
Waktu Takbiran
Menurut pendapat yang kuat dari jumhur ulama, takbiran Idul Fithri dapat dimulai ketika hendak pergi menuju shalat Ied sampai imam mulai khutbah. Tetapi pendapat lain membolehkan dari mulai terbenam matahari sampai imam mulai khutbah.
Sumber :
Panduan Lengkap Ibadah Ramadhan, Sharia Consulting Center