0878 8077 4762 [email protected]

Rasulullah Bertemu Beberapa Nabi di Setiap Langit dalam Isra' Mi'raj

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S. Al Israa’ 1)
Isra Mi’raj adapun rincian dan urutan kejadiannya banyak terdapat dalam hadits yang shahih dengan berbagai riwayat.
Syaikh Al Albani rahimahullah dalam kitab beliau yang berjudul Al Isra’ wal Mi’raj menyebutkan 16 shahabat yang meriwayatkan kisah ini.
Mereka adalah: Anas bin Malik, Abu Dzar, Malik bin Sha’sha’ah, Ibnu ‘Abbas, Jabir, Abu Hurairah, Ubay bin Ka’ab, Buraidah ibnul Hushaib Al-Aslamy, Hudzaifah ibnul Yaman, Syaddad bin Aus, Shuhaib, Abdurrahman bin Qurath, Ibnu ‘Umar, Ibnu Mas’ud, ‘Ali, dan ‘Umar radhiallahu ‘anhum ajma’in.
Di antara hadits shahih yang menyebutkan kisah ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya,  dari sahabat Anas bin Malik :
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhubahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“ Didatangkan kepadaku Buraaq – yaitu yaitu hewan putih yang panjang, lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari baghal, dia meletakkan telapak kakinya di ujung pandangannya (maksudnya langkahnya sejauh pandangannya).
Maka sayapun menungganginya sampai tiba di Baitul Maqdis, lalu saya mengikatnya di tempat yang digunakan untuk mengikat tunggangan para Nabi.
Kemudian saya masuk ke masjid dan shalat 2 rakaat kemudian keluar .
Kemudian datang kepadaku Jibril  ‘alaihis salaam dengan membawa bejana berisi  khamar dan bejana berisi air susu. Aku memilih bejana yang berisi air susu. Jibril kemudian berkata : “ Engkau telah memilih (yang sesuai) fitrah”.
Di Langit Pertama : Adam as
Kemudian Jibril naik bersamaku ke langit (pertama) dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya):“Siapa engkau?”
Dia menjawab:“Jibril”.
Dikatakan lagi: “Siapa yang bersamamu?”
Dia menjawab:“Muhammad”
Dikatakan:“Apakah dia telah diutus?”
Dia menjawab:“Dia telah diutus”.
Maka dibukakan bagi kami (pintu langit) dan saya bertemu dengan Nabi Adam As.
Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.
Di Langit Kedua : Isa as dan Yahya as
Kemudian kami naik ke langit kedua, lalu Jibril ‘alaihis salaam  meminta dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya):“Siapa engkau?”
Dia menjawab: “Jibril”.
Dikatakan lagi:“Siapa yang bersamamu?”
Dia menjawab:“Muhammad”
Dikatakan:“Apakah dia telah diutus?”
Dia menjawab:“Dia telah diutus”.
Maka dibukakan bagi kami (pintu langit kedua) dan saya bertemu dengan Nabi ‘Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakariya shallawatullahi ‘alaihimaa.
Beliau berdua menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.
Di Langit Ketiga : Yusuf as
Kemudian Jibril naik bersamaku  ke langit ketiga dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya):“Siapa engkau?”
Dia menjawab:“Jibril”.
Dikatakan lagi: “Siapa yang bersamamu?”
Dia menjawab:“Muhammad”
Dikatakan:“Apakah dia telah diutus?”
Dia menjawab:“Dia telah diutus”.
Maka dibukakan bagi kami (pintu langit ketiga) dan saya bertemu dengan Yusuf ‘alaihis salaam yang beliau telah diberi separuh dari kebagusan (wajah).
Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.
Di Langit Keempat : Idris as
Kemudian Jibril naik bersamaku  ke langit keempat dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya):“Siapa engkau?”
Dia menjawab:“Jibril”.
Dikatakan lagi: “Siapa yang bersamamu?”
Dia menjawab: “Muhammad”
Dikatakan: “Apakah dia telah diutus?”
Dia menjawab: “Dia telah diutus”.
Maka dibukakan bagi kami (pintu langit keempat) dan saya bertemu dengan Idris alaihis salaam.
Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku. Allah berfirman yang artinya : “Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi” (Maryam:57).
Di Langit Kelima : Harun as
Kemudian Jibril naik bersamaku  ke langit kelima dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya):“Siapa engkau?”
Dia menjawab:“Jibril”.
Dikatakan lagi: “Siapa yang bersamamu?”
Dia menjawab:“Muhammad”
Dikatakan:“Apakah dia telah diutus?”
Dia menjawab:“Dia telah diutus”.
Maka dibukakan bagi kami (pintu langit kelima) dan saya bertemu dengan  Harun ‘alaihis salaam.
Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.
Di Langit Keenam : Musa as
Kemudian Jibril naik bersamaku  ke langit keenam dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya): “Siapa engkau?”
Dia menjawab:“Jibril”.
Dikatakan lagi: “Siapa yang bersamamu?”
Dia menjawab: “Muhammad”
Dikatakan: “Apakah dia telah diutus?”
Dia menjawab:“Dia telah diutus”.
Maka dibukakan bagi kami (pintu langit) dan saya bertemu dengan Musa.
Beliau menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.
Di Langit Ketujuh : Ibrahim as
Kemudian Jibril naik bersamaku  ke langit ketujuh dan Jibril meminta dibukakan pintu, maka dikatakan (kepadanya): “Siapa engkau?”
Dia menjawab: “Jibril”.
Dikatakan lagi: “Siapa yang bersamamu?”
Dia menjawab, “Muhammad”
Dikatakan, “Apakah dia telah diutus?”
Dia menjawab, “Dia telah diutus”.
Maka dibukakan bagi kami (pintu langit ketujuh) dan saya bertemu dengan Ibrahim as.
Beliau sedang menyandarkan punggungnya ke Baitul Ma’mur. Setiap hari masuk ke Baitul Ma’mur 70.000 malaikat yang tidak kembali lagi.
Kemudian Ibrahim as pergi bersamaku ke Sidratul Muntaha.
Di Sidratul Muntaha : Allah swt dan Perintah Shalat
Di Sidratul Muntaha ternyata daun-daunnya seperti telinga-telinga gajah dan buahnya seperti tempayan besar.
Tatkala dia diliputi oleh perintah Allah, diapun berubah. Sehingga tidak ada seorangpun dari makhluk Allah yang sanggup mengambarkan keindahannya
Lalu Allah mewahyukan kepadaku apa yang Dia wahyukan. Allah mewajibkan kepadaku 50 shalat sehari semalam.
Dialog dengan Nabi Musa as untuk Kemudahan Shalat
Kemudian saya turun menemui Musa ’alaihis salam.
Lalu dia bertanya: “Apa yang diwajibkan Tuhanmu atas ummatmu?”.
Saya menjawab: “50 shalat”.
Dia berkata: “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan, karena sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya. Sesungguhnya saya telah menguji dan mencoba Bani Israil”.
Rasulullah bersabda : “Maka sayapun kembali kepada Tuhanku seraya berkata: “Wahai Tuhanku, ringankanlah untuk ummatku”.
Maka dikurangi dariku 5 shalat  (menjadi 45 rakaat)
Kemudian saya kembali kepada Musa dan berkata : “Allah mengurangi untukku 5 shalat”  (menjadi 40 rakaat).
Dia berkata : “Sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya, maka kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan”.
Maka terus menerus saya pulang balik antara Tuhanku Tabaraka wa Ta’ala dan
Musa ‘alaihis salaam, sampai pada akhirnya Allah berfirman: “Wahai Muhammad, sesungguhnya ini adalah 5 shalat sehari semalam. Setiap shalat (pahalanya) 10, maka semuanya 50 shalat.”
Kemudian saya turun, sampai saya bertemu dengan Musa’alaihis salaam seraya aku ceritakan hal ini kepadanya.
Dia berkata: “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan”.
Maka sayapun berkata: “Sungguh saya telah kembali kepada Tuhanku sampai sayapun malu kepada-Nya”. (H.R Muslim 162)
Untuk lebih lengkapnya, silahkan merujuk ke kitab Shahih Bukhari hadits nomor 2968 dan 3598 dan Shahih Muslim nomor 162-168 dan juga kitab-kitab hadits lainnya yang menyebutkan kisah ini.
Terdapat pula tambahan riwayat tentang kisah ini yang tidak disebutkan dalam hadits di atas.

Yayasan Telaga Insan Beriman Mengadakan Tasyakuran Bersama Jamaah Warga Kebagusan

Acara tasyakuran dimulai dengan pengajian taklim yang disampaikan oleh ustad Fauzi Bahreisy, Lc.
Pembicara menyampaikan hakikat mensyukuri nikmat Allah atas kemenangan jihad politik umat Islam di Jakarta.
Setelah ditutup doa dan ibadah shalat isya berjamaah, tasyakuran dilakukan dengan menjamu peserta jamaah Majelis Taklim Al Iman.
Pengurus Yayasan Telaga Insan Beriman dan Majelis Taklim Aliman menyediakan nasi kebuli, nasi kuning, berikut daging sapi dan ayam sebagai menu makan-makan bersama warga Kebagusan, Jakarta Selatan.

Solusi Pembiayaan Syariah Kendaraan dari BSM OTO

Bank Syariah Mandiri (BSM) meluncurkan program BSM OTO, yang produk pembiayaan kendaraan bermotor dengan skema syariah, bersinergi dengan Mandiri Tunas Finance (MTF) di tahun 2017 sebagaimana dikutip Republika.
”Melalui sinergi tersebut, pelayananan pembiayaan kendaraan bermotor secara syariah di BSM akan selevel dengan yang dilakukan perusahaan pembiayaan bermotor,” ucap Group Head Consumer Finance and Hajj Group BSM Dien Lukita, usai menghadiri acara Zona Berkah BSM, di Wisma Mandiri Jakarta, Ahad (23/4).
Menurut Dien, sinergi kedua anak usaha Mandiri ini dirancang sejak 2016 dan awal 2017 diimplementasikan. BSM OTO sudah ada sejak tahun 2000 dengan nama pembiayaan pemilikan kendaraan bermotor.
Hal tersebut merespons kebutuhan pasar dan industri, sehingga BSM memperbaiki bisnis proses dan merevitalisasi produk BSM OTO di antaranya melalui sinergi layanan dengan MTF. Untuk tahap awal, BSM OTO dilakukan di wilayah Regional 3 (Jabodetabek).
”Insya Allah secara bertahap selama 2017 ini seluruh area akan efektif memasarkan BSM OTO,” kata dia.
Dien mengatakan, BSM OTO menjadi alternatif bagi konsumen yang mempunyai kebutuhan pembiayaan otomotif dengan prinsip syariah. Jadi, bagi masyarakat yang ingin memiliki kendaraan dengan akad syariah.
BSM juga tetap menjamin marjin yang kompetitif dan kecepatan SLA dalam layanan mereka. Produk BSM Oto ini akan membidik pembiayaan untuk mobil baru jenis passenger dengan tenor mulai 1 (satu) tahun sampai dengan 5 (lima) tahun. Adapun Down Payment (DP) minimum 25 persen sesuai ketentuan yang berlaku.
BSM berharap produk ini berpengaruh pada kinerja pertumbuhan pembiayaan khususnya di segmen konsumen. Dien mengungkapkan, target pembiayaan pada 2017 bisa mencapai Rp 500 miliar.
Adapun MTF merupakan perusahaan multifinance terpandang di industri. MTF mempunyai kecepatan SLA dan bisnis proses yang sudah teruji, melalui kerjasama dengan lebih dari 3000 dealer rekanan, MTF menjadi mitra strategis bagi BSM.
”Kalau ada kebutuhan dari masyarakat ingin beli kendaraan baru, bisa datang ke BSM terdekat,” ujar Dien.
Area Manager Pondok Kelapa Habiburrahman menyatakan, acara Zona Berkah BSM ini bekerjasama dengan rekanan dealer BSM dan Mandiri Tunas Finance. Sehingga, pengunjung juga berkesempatan untuk melakukan test drive terhadap beberapa mobil.
 
Sumber : Republika

Istri Marah-Marah, Bersikaplah Seperti Umar

Perempuan  dan lelaki memiliki cara berpikir yang berbeda. Dimana perempuan lebih terbiasa menggunakan perasaannya daripada pikirannya. Sebab, kepekaan perempuan itu lebih tajam. Hatinya begitu lembut bagaikan sutra. Jadi, ketika ada hal-hal yang mengganggu ketenangan hatinya, ia akan langsung bereaksi. Dan banyak perempuan yang mengekspresikannya dengan marah-marah.
Hal inilah yang biasanya terjadi dalam rumah tangga. Dimana seorang istri, terkadang selalu mengekspresikan gangguan dalam hatinya dengan marah. Dan hal ini, hampir terjadi pada setiap orang. Termasuk amirul mukminin, sahabat Rasulullah saw Umar bin Khaththab. Tapi, tentunya, ia memiliki cara tersendiri dalam menyikapi istrinya yang marah. Lantas, seperti apa cara dia bersikap terhadap istrinya yang marah?
Imam As Samarqandi meriwayatkan sebuah kisah bahwa seorang laki-laki datang kepada Umar bin Khaththab. Laki-laki tersebut ingin menceritakan kepada Amirul Mukminin tentang istrinya yang selalu cemberut dan bermuka masam. Ketika sampai di depan pintu rumah Umar, lelaki tersebut mendengar istri Umar, Ummu Kultsum sedang mengomel.
Seketika itu pula lelaki tersebut berbalik dan membatalkan niatnya. Namun, Umar mengetahui dan memanggil lelaki itu dari balik jendela. Lelaki itu kemudian menceritakan niatnya.
Mendengar cerita lelaki itu Umar berkata, “Aku dengarkan baik-baik omelan istriku, dan tidak sedikit pun aku menentangnya karena aku memiliki alasan khusus yaitu; pertama, istriku adalah penghalang antara aku dan neraka. Hatiku selalu berteduh kepadanya sehingga aku terhindar dari perbuatan haram. Kedua, ia menjaga hartaku ketika aku pergi. Ketiga, ia selalu mencuci pakaianku. Keempat, ia membesarkan dan mendidik anak-anakku. Kelima, ia selalu membuatkan masakan untukku.”
Mungkin, kebanyakan di antara kita, ketika istri sedang marah, maka suami pun ikut marah. Sehingga, menimbulkan konflik yang semakin parah. Tapi, hal ini tidak dilakukan oleh Umar. Ia bersikap tenang menghadapi istrinya yang marah. Meski begitu, perbuatan ini bukanlah menunjukkan bahwa Umar adalah suami yang takut istri. Melainkan, ia menghormati seorang istri yang memiliki peran penting dalam hidupnya.
Nah, apa yang dilakukan Umar ini, bisa ditiru oleh Anda, suami-suami yang mengaku cinta pada istrinya. Jangan sampai istri mengatakan bahwa rasa cinta Anda itu palsu padanya, dengan tidak mengerti keadaan dirinya.
Tapi, buktikanlah bahwa Anda sangat menyayangi istri Anda, dengan tidak emosi ketika istri mengeluarkan keluh kesahnya. Melainkan, jadilah partner hidupnya, yang mampu menjadi peredam amarah dan penyejuk keluh kesahnya

Professor Ini Kaget Hasil Penelitiannya Sudah Ada dalam Al Quran

Professor Ini Kaget Hasil Penelitiannya Sudah Ada dalam Al Quran

Keith L. Moore memiliki puluhan gelar dan gelar kehormatan di bidang sains.
Dr. Keith L. Moore Msc, PhD, FIAC, FSRM, FAAA adalah penulisan namanya dengan sebagian gelar kehormatan.
Dialah Presiden AACA (American Association of Clinical Anatomi ) periode 1989 – 1991.
Keith L. Moore bersama profesor Arthur F. Dalley II menulis Clinically Oriented Anatomy, yang kemudian menjadi literatur berbahasa Inggris paling populer.
Buku itu menjadi rujukan kedokteran di seluruh dunia, juga para ilmuwan dan fisioterapi di seluruh dunia.
Suatu ketika, sekelompok mahasiswa menunujukkan surat Al Mu’minun ayat 12 – 14 kepada Profesor Keith L Moore. Betapa terkejutnya sang profesor setelah mempelajari ayat tersebut.
“Tidak mungkin ayat ini ditulis pada abad 7 Masehi, karena apa yang terkandung di dalam ayat ini adalah fakta ilmiah yang baru diketahui oleh ilmu pengetahuan modern! Ini tidak mungkin, Muhammad pasti menggunakan mikroskop!”
“Prof, bukankah saat itu belum ditemukan mikroskop?”
“Iya, iya saya tahu. Saya hanya bercanda. Tidak mungkin Muhammad yang mengarang ayat seperti ini,” jawab sang profesor.
Penciptaan manusia (2)
Ayat yang ditunjukkan mahasiswa tersebut adalah firman Allah

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ . ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ . ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آَخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.

Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).

Kemudian air mani itu Kami jadikan alaqoh (sesuatu yang melekat), lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu

Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.

Kemudian Kami menjadikannya mahluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah Pencipta yang paling baik,” (QS. Al Mu’minuun: 12-14)

Kata ‘alaqoh yang biasa diterjemahkan sebagai “segumpal darah” ternyata secara etimologis juga bermakna lintah “penghisap darah”. Ketika embrio berusia 7-24 hari, tidak ada istilah yang paling tepat untuk menjelaskan sifatnya melebihi lintah, karena ia melekat dan menggelantung di kulit.
Embrio itu seperti menghisap darah dari dinding Uterus, karena ia makan melalui aliran darah. Persis seperti lintah. Dan ajaibnya, jika dilihat dengan mikroskop, bentuk embrio benar-benar mirip dengan lintah.
Itulah yang membuat profesor heran. Ia seakan tak percaya Muhammad telah memberitahukannya pada abad 7 masehi lalu.